TRIBUNHEALTH.COM - Infeksi ssaluran pernapasan akut atau ISPA merupakan salah satu penyakit yang rawan terjadi pada anak.
Pada dasarnya ISPA bisa dialami oleh siapa saja.
Kendati demikian, anak dan orang yang berusia lanjut lebih rentan mengalami keparahan dan masalah lebih lanjut.
Situs kesehatan Healthline memberitakan, ISPA dapat mengganggu pernapasan.
Infeksi ini dapat memengaruhi sistem pernapasan atas, antara sinus dan pita suara, atau hanya sistem pernapasan bawah, antara pita suara dan paru-paru.
Berikut ini beberapa faktanya.
Gejala
ISPA bisa menunjukkan gejala berbeda jika menyerang saluran pernapasan atas atau bawah.
Namun secara umum, gejalanya antara lain:
- hidung tersumbat, baik di sinus hidung atau paru-paru
- hidung berair
- batuk
- sakit tenggorokan
- nyeri tubuh
- kelelahan.
Baca juga: 5 Manfaat Makan Semangka, Memenuhi Kebutuhan Cairan dan Kaya Antioksidan Penting
Tanda bahaya
Segera hubungi dokter jika anak anda mengalami:
- demam lebih dari 103˚F (39˚C) dan menggigil
- kesulitan bernapas
- pusing
- kehilangan kesadaran.
Penyebab
Ada beberapa penyebab infeksi saluran pernapasan akut.
Penyebab infeksi saluran pernapasan atas:
- faringitis akut
- infeksi telinga akut
- flu biasa
Penyebab infeksi saluran pernapasan bawah:
- bronkitis
- pneumonia
- bronkiolitis
Alasan anak berisiko terkena ISPA
Pada dasarnya ISPA bisa terjadi pada siapa saja.
Namun anak-anak lebih berisiko.
Sistem kekebalan tubuh anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua lebih rentan terkena virus.
Anak-anak sangat berisiko karena kontak terus-menerus dengan anak-anak lain yang bisa menjadi pembawa virus.
Anak-anak sering tidak mencuci tangan secara teratur.
Mereka juga lebih cenderung menggosok mata dan memasukkan jari ke dalam mulut, yang mengakibatkan penyebaran virus.
Baca juga: 4 Keunggulan Makan Buah Melon, Kaya Air dan Sumber Antioksidan
Risiko komplikasi
Komplikasi infeksi saluran pernapasan akut sangat serius dan dapat mengakibatkan kerusakan permanen dan bahkan kematian.
Beberapa di antaranya adalah:
- henti napas, yang terjadi saat paru-paru berhenti berfungsi
- gagal napas, peningkatan CO2 dalam darah yang disebabkan oleh paru-paru yang tidak berfungsi dengan benar
- gagal jantung kongestif.
(TribunHealth.com)