Breaking News:

Penggunaan Korset dan Stagen Pasca Melahirkan, Efektif Mencegah Turun Peranakan? Ini Kata Obgyn

Turun peranakan ini berisiko dialami wanita pasca menopause, lanjut usia dan juga pasca melahirkan.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ahmad Nur Rosikin
stylo.grid.id
ilustrasi penggunaan korset dan stagen 

TRIBUNHEALTH.COM - Kejadian rahim turun atau turun peranakan memang banyak terjadi di lingkungan kita. 

Turun rahim atau turun peranakan ini lebih dikenal masyarakat dengan sebutan turun berok. 

Namun, dalam istilah medisnya, turun peranakan disebut dengan prolaps uteri. 

Turun peranakan berisiko dialami oleh wanita pasca melahirkan, pasca menopause dan juga lanjut usia. 

Meskipun rentan dialami, namun turun peranakan masih bisa dilakukan pencegahan. 

Banyak sekali orangtua menyarankan untuk menggunakan stagen atau korset setelah melahirkan

Benakah stagen dan korset efektif untuk mencegah dan mengatasi turun peranakan?

ilustrasi seorang wanita yang mengalami turun peranakan atau turun berok
ilustrasi seorang wanita yang mengalami turun peranakan atau turun berok (grid.id)

Baca juga: 7 Rutinitas Efektif Mengelola Kadar Gula Darah bagi Penderita Diabetes

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan (konsultan uroginekologi dan rekonstruksi), dr. Asih Anggraeni menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth mengenai penggunaan stagen dan korset untuk mencegah juga mengatasi turun peranakan. 

Seringkali kita mendengar di masyarakat jika wanita setelah melahikan sebaiknya menggunakan stagen atau korset untuk mencegah maupun mengatasi turun peranakan.

dr. Asih menuturkan bahwa tidak ada penelitian ilmiah mengenai penggunaan stagen maupun korset bisa mencegah atau mengatasi turun peranakan. 

2 dari 4 halaman

Ia menambahkan jika hal tersebut hanya anggapan saja bahwa penggunaan stagen dan korset bisa mengencangkan. 

"Gak ada sih dari ilmiahnya. Cuma dari perasaan orang aja yang mungkin 'oh dengan dikencangkan dengan stagen, mungkin akan lebih kencang, perasaan ya. Tapi nggak sih," kata dr. Asih Anggraeni. 

Kata dr. Asih, belum ada penelitian yang membuktikan penggunaan stagen dan korset bisa mencegah turun panggul. 

Baca juga: 4 Manfaat Kesehatan Minum Oat Milk, Baik untuk Kesehatan Tulang

Hanya saja, penggunaan korset maupun stagen menambah kenyamanan. 

"Belum ada penelitian untuk stagen, korset untuk mencegah turun panggul." 

"Hanya untuk merasa kenyamanan pasien saja sih," tambahnya. 

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr. Asih menyampaikan jika wanita pasca melahirkan jika tidak menggunakan korset pun tidak masalah. 

Ia menjelaskan, wanita yang baru pertama kali melahirkan, ligamen penyangga masih kuat. 

"Sebenarnya gak dipakein korset ya gak papa." 

"Stagen dan korset boleh-boleh saja. Kan kalau baru melahirkan pertama kan masih kuat ligamen penyangganya," lanjutnya. 

3 dari 4 halaman

"Kalau sudah tua, sudah terlalu sering, itu kepercayaan masyarakat aja. Disuruh sama neneknya, ibuknya pakai aja korset. Sebenarnya gak papa." 

Senam Kegel Bantu Atasi Turun Peranakan

ilustrasi senam kegel yang bermanfaat untuk memperkuat otot dasar panggul
ilustrasi senam kegel yang bermanfaat untuk memperkuat otot dasar panggul (stylo.grid.id)

Baca juga: 8 Manfaat Matcha untuk Tubuh, Kaya Nutrisi dan Tinggi Antioksidan

Ternyata, kondisi turun peranakan grade 1 dan 2 masih bisa diatasi dengan senam kegel. 

dr. Asih menuturkan, saat dilakukan pemeriksaan dan ditemukan kondisi masih grade 1 dan 2, maka pasien akan diajarkan cara menjepit otot yang benar. 

Dokter mengajarkan cara menjepit dengan benar, karen pasien akan disarankan melatih sendiri di rumah. 

Sehingga, pasien harus dipastikan sudah tau gerakan otot mana yang akan dijepit. 

"Waktu pemeriksaan, masih grade 1 2 masih bisa memasukkan 2 jari kita itu ke liang vagina diajarkan cara menjepitnya," ujar dr. Asih Anggraeni. 

"Cara menjepit otot yang benar itu seperti apa. Karena pasien akan disuruh melatih sendiri di rumah," 

"Jadi, pastikan pasien sudah tau gerakan otot mana yang dijepit," lanjutnya. 

Kata dr. Asih, seperti orang yang memotong BAB atau menahan kentut, otot di daerah vagina itulah yang digerakkan. 

Baca juga: 5 Super Food Warna Kuning untuk Menurunkan Kadar Kolesterol, Ada Kunyit hingga Nanas

4 dari 4 halaman

Gerakannya pun ada yang cepat dan ada pula yang lambat. 

Misalnya pada gerakan lambat, pasien kontraksi 5 detik, kemudian di lepas. Sehari bisa melakukan 1 seri sebanyak 5 kali. 

"Seperti orang mau motong BAB atau menahan kentut seperti itu, nah otot itu yang digerakkan, otot yang di daerah vaginanya itu," 

"Ada gerakan cepat dan ada gerakan lambat," sambungnya. 

"Misalnya lambatnya dulu, dia kontraksi 5 detik lepas. Sehari dilakukan 1 seri itu 5 kali, 1 hari misalnya dilakukan 3 kali dulu. Nanti ditambah dengan gerakan cepat 2 kontraksi 2 relaks seperti itu." pungkas dr. Asih

Ini disampaikan oleh dr. Asih Anggraeni Sp.OG(K). Seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan (konsultan uroginekologi dan rekonstruksi) dari RS Nirmala Suri 
Sukoharjo. 

(TribunHealth.com/PP) 

Selanjutnya
Tags:
koresetmelahirkanTurun Peranakan Baby Blues Nifas
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved