TRIBUNHEALTH.COM - Banyak sekali kejadian kekerasan di lingkungan sekitar.
Bahkan, usia anak-anak pun banyak yang menjadi korban kekerasan.
Mengejutkannya, pelaku kekerasan pada anak ini adalah orang terdekat sendiri misalnya saja seperti orangtua, keluarga, hingga guru.
Tindak kekerasan ini tentu bisa menimbulkan dampak buruk bagi korban.
Dampak buruk yang terjadi seperti anak meniru orangtua yang melakukan kekerasan.
Anak bisa saja melakukan kekerasan karena meniru orangtua maupun melakukan hal serupa seperti di game online.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai dampak kekerasan pada anak, kita bisa bertanya langsung dengan psikolog berkompeten seperti Adib Setiawan S.Psi., M.Psi.

Baca juga: Awas! Sering Menggunakan Headset Berisiko Gangguan Pendengaran, Begini Kata Dokter
Pertanyaan:
Gimana Pak cara mengedukasi anak yang lebih memilih game-game yang penuh dengan kekerasan daripada edukatifnya?
Nanda, di Karanganyar
Psikolog Adib Setiawan S.Psi., M.Psi menjawab:
Ya prinsipnya gini, kalaupun terlanjur melakukan itu ya orangtua sebisa mungkin meluangkan waktu untuk anak.
Terus kalau orangtuanya lagi bekerja gimana? Ya sudah, kalau lagi bekerja ya pasrah sama Tuhan kan, gak ada pilihan lain lagi bekerja, anaknya lagi main ini kan gak bisa.
Kalaupun anak sudah sekolah, ya mau gak mau pasrah sama sekolah.
Sehingga kemungkinan anak bermain game ini kan berkurang.
Baca juga: Upaya Terhindar dari Gangguan Prostat, Dokter Spesialis Urologi Sampaikan Ini
Namun, kalau memang anak ini lagi main game, ya memang harus dikenalkan lah. Anak ini kan kadang kala butuh dikenalkan mana game yang positif, mana permainan yang negatif.
Kalau enggak dikenalkan ya cari sendiri. Cuma persoalan game-game yang negatif itu kan entah suaranya lebih keras, musiknya lebih keras, tampilannya lebih menarik. Sehingga anak-anak jauh lebih tertartik dengan hal-hal yang lebih menarik.
Jadi pinter-pinter orangtua juga menemani anak, supaya anak memilih game yang tepat, atau tontonan yang tepat, atau aktivitas yang tepat.
Profil Adib Setiawan S.Psi., M.Psi

Adib merupakan seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
Kini dirinya telah memiliki sebuah yayasan yang bernama Praktek Psikolog Indonesia.
Yayasan ini juga sebagai tempat dirinya berpraktek selama 9 tahun.
Baca juga: 7 Jus Sehat untuk Meluruhkan Lemak Perut, Kaya Akan Nutrisi Penting
Pada yayasan ini melayani konsultasi dan terapi psikologi kepada masyarakat.
Saat ini yayasan yang Adib dirikan telah tersebar di berbagai wilayah.
Seperti: Bintaro, Rawamangun, Tangerang Selatan, Cileungsi, dan Semarang.
Selanjutnya ia berencana akan memperluas Praktek Psikolog Indonesia di wilayah lain secara bertahap.
Sebelum berpraktek di Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, ia sempat praktek di Yayasan Cinta Harapan Indonesia selama kurang lebih 3 tahun.
Riwayat Pendidikan
S1 Psikolog UIN Jakarta 2001-2005
S2 Profesi Psikolog Universitas Tarumanegara Jakarta 2007-2009
Baca juga: 7 Latihan Fisik untuk Mengelola Diabetes, Lakukan Secara Rutin Ya!
Pengabdian Masyarakat
- Relawan medis di Rumah Sakit Dr. Suyoto Kementerian Pertahanan pada 2020 selama 2 bulan
- Relawan bencana alam di Selat Sunda bidang psikologi pada Desember 2018 - Januari 2019
- Relawan psikolog di Yayasan Cinta Harapan Indonesia Autism Center 2008-sekarang.
(TribunHealth.com/PP)