TRIBUNHEALTH.COM - Puasa intermiten adalah salah satu jenis diet yang populer bagi seseorang yang sedang menurunkan berat badan.
Puasa intermiten adalah jenis pengaturan pola makan dengan cara menerapkan pola, siklus, hingga jadwal makan.
Jenis diet ini bukan berarti membuat diri Anda merasa kelaparan sepanjang waktu, namun mengurangi kalori dalam jangka waktu pendek.
Saat Anda sedang menjalankan puasa intermiten, Anda tetap boleh minum air putih dan minum minuman lain seperti kopi hitam dan teh selama puasa berlangsung.
Baca juga: 6 Manfaat Minum Air Detoks Setiap Pagi, Tak Hanya Bagus untuk Tubuh tapi Juga Bagus untuk Kulit
Menerapkan puasa intermiten bertujuan agar dapat mengatur porsi makan yang lebih kecil sekaligus mengurangi keinginan untuk makan camilan yang tidak sehat.
"Jika Anda ingin mencoba puasa intermiten atau puasa berselang, bersiaplah untuk mencari tahu apa yang paling cocok untuk Anda," kata ahli diet terdaftar Julia Zumpano, RD, LD.

Baca juga: 7 Alasan Konsumsi Jeruk Dapat Membantu Menurunkan Berat Badan
Manfaat Puasa Intermiten
Beberapa orang mungkin mencoba puasa intermiten untuk membantu manajemen berat badan.
Sementara yang lain mungkin menerapkannya untuk membantu kondisi medis seperti sindrom iritasi usus besar dan tekanan darah tinggi.
Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut ini beberapa manfaat puasa intermiten untuk kesehatan.
- Mengurangi peradangan
- Menurunkan trigliserida darah
- Menurunkan nafsu makan
- Meningkatkan gula darah
- Meningkatkan tekana darah
- Meningkatkan kesehatan usus
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Meningkatkan kosentrasi
- Meningkatkan kualitas tidur
- Mengurangi tanda-tanda penuaan
- Mengurangi berat badan
"Puasa intermiten telah terbukti memberikan sejumlah manfaat kesehatan yang positif, mulai dari mengurangi insulin, nafsu makan, dan peradangan, hingga memperbaiki kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan IBS," ungkap Zumpano.
Baca juga: Alasan Anda Harus Konsumsi Air Lemon di Pagi Hari, Salah Satunya Bantu Melancarkan Pencernaan

Jadwal Puasa Interminten
"Puasa intermiten bisa dilakukan oleh sebagian orang, sementara yang lain merasa pendekatan ini tidak cocok untuk mereka," kata Zumpano.
Jika Anda ingin mencoba puasa intermiten, pertama-tama Anda harus mencari tahu bagaimana Anda akan memasukkan gaya makan ini ke dalam hidup Anda.
Berikut ini beberapa jenis puasa intermiten yang dijelaskan oleh Zumpano.
1. Metode 16/8 atau 14/10
Dalam metode puasa terbatas waktu ini, Anda menetapkan waktu puasa intermitan dan waktu khusus untuk makan.
Misalnya, Anda puasa selama 16 jam sehari dan hanya boleh makan selama 8 jam sehari.
Beberapa puasa intermiten yang paling umum adalah :
Baca juga: 5 Manfaat Makan Biji Bunga Matahari, Nutrisi Anti Kanker hingga Mecegah Kram Otot
Metode 16/8: Hanya makan antara pukul 10 pagi hingga 6 sore
Metode 14/10: Hanya makan antara jam 9 pagi dan 7 malam
Zumpano menyarankan berpuasa hampir setiap hari untuk melihat manfaatnya.
Menemukan waktu makan dan puasa yang tepat untuk metode ini mungkin memerlukan beberapa percobaan dan kesalahan.
Zumpano imbau agar Anda mengonsumsi sebagian besar kalori sebelum hari gelap.
Ia menyarankan agar Anda merencanakan puasa setidaknya tiga jam sebelum tidur.
Baca juga: 6 Manfaat Konsumsi Kale, Bagus untuk Jantung, Tulang, hingga Kekebalan Tubuh
2. Metode 5:2
Metode 5:2 adalah puasa yang berfokus pada pembatasan kalori hingga 500 selama dua hari seminggu.
Selama lima hari lainnya dalam seminggu, Anda mempertahankan pola makan yang sehat dan normal.
Pada hari puasa, pendekatan ini biasanya mencakup makanan berkalori 200 dan makanan berkalori 300.
Penting untuk fokus pada makanan berserat tinggi dan berprotein tinggi untuk membantu Anda merasa kenyang dan menjaga kalori tetap rendah saat berpuasa.
3. Puasa dua hari sekali
Puasa intermiten dimodifikasi menjadi setiap dua hari sekali.
Misalnya, batasi kalori Anda pada hari puasa hingga 500 atau sekitar 25 persen dari asupan normal Anda.
Pada hari tidak berpuasa, lanjutkan diet sehat Anda yang biasa.
Satu penelitian menunjukkan orang yang mengikuti pola puasa intermiten selama enam bulan mengalami peningkatan kadar kolesterol LDL (jahat) secara signifikan setelah enam bulan tidak melakukan diet.
Baca juga: Alasan Harus Makan Tempe, Selain Kaya Protein juga Bagus untuk Kesehatan Jantung dan Tulang

Risiko Puasa Intermiten
Puasa intermiten tidak aman bagi sebagian orang, termasuk:
- Orang yang sedang hamil atau menyusui.
- Orang yang kekurangan gizi.
- Orang dengan hipoglikemia .
- Orang dengan penyakit kronis tertentu.
- Anak-anak.
Orang yang sedang menstruasi, seperti wanita pra-menopause, juga harus berhati-hati, karena puasa dapat memengaruhi hormon Anda.
Baca juga: 6 Cara Menekan Nafsu Makan Secara Alami, Bantu Menjaga Berat Badan Tetap Ideal
"Jika Anda memiliki riwayat gangguan makan atau sedang menjalani perawatan untuk gangguan tersebut, Anda sebaiknya tidak mencoba diet puasa apa pun tanpa pengawasan medis," saran Zumpano.
"Puasa intermiten juga diketahui dapat meningkatkan kemungkinan makan berlebihan atau ortoreksia pada sebagian orang karena pembatasan tersebut," lanjutnya.
Jika Anda tertarik mencoba puasa intermiten, Anda harus menyadari efek samping yang tidak menyenangkan.
Puasa intermiten dapat dikaitkan dengan mudah tersinggung, energi rendah, rasa lapar terus-menerus, kepekaan terhadap suhu, serta kinerja kerja dan aktivitas yang buruk.
Baca juga: 9 Makanan Super untuk Meningkatkan Metabolisme Tubuh, Cocok Dikonsumsi Sehari-hari
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com)