TRIBUNHEALTH.COM - Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental semakin meningkat, terutama di kalangan muda.
Namun di sisi lain ada anggapan bahwa generasi muda, khususnya Gen Z dianggap lebih rentan terkena masalah kesehatan mental.
Apakah hal ini benar, dan mengapa terjadi?
Dokter Spesialis Jiwa dr. Taufik Ismail, Sp.KJ pernah menjelaskan hal ini ketika menjadi narasumber program Healthy Talk TribunHealth.com.
Berikut ini penjelasannya dalam kutipan langsung.
Baca juga: Musik Bagus untuk Kesehatan Mental, Berikut 6 Keuntungan dari Mendengarkan Musik

“Terkait dengan generasi Z ya. Jadi generasi Z sudah dijelaskan, usianya berarti memasuki usia remaja ya. Mulai usia 13 sampai kurang lebih 28.
Berarti ada periode remaja hingga dewasa awal.
Nah pada periode remaja dan dewasa awal ini merupakan sebagian dari populasi yang rentan mengalami masalah kesehatan jiwa.
Ada populasi lain yang juga rentan misalnya populasi lansia, kemudian populasi ibu hamil dan melahirkan, kemudian populasi bayi dan balita dan anak-anak.
Jadi semua bagian dari populasi kita punya kerentanan tersendiri.
Nah di antara populasi tersebut generasi Z ini merupakan salah satu yang lebih rentan karena pada usia remaja ini seseorang biasanya mulai membentuk karakter atau sifat-sifatnya yang mulai menetap.
Dan pada generasi remaja ini biasanya mereka mulai merasa sudah dewasa, mulai merasa bisa menentukan pilihannya sendiri.
Sehingga mereka banyak berinteraksi selain dengan keluarga di rumah itu dengan teman di luar, kemudian dengan rekan kerja, kemudian dengan masyarakat.
Di satu sisi juga fenomena media sosial ini banyak berpengaruh di mana mereka banyak melihat media sosial mungkin dalam waktu rentang yang cukup panjang dalam 24 jam.
Baca juga: 5 Manfaat Membaca Buku untuk Kesehatan Mental, Termasuk Menghilangkan Stres
Barangkali bisa waktunya sekitar 8-12 jam itu memegang HP.
Dan itu banyak sekali pengaruhnya, baik dari sisi yang positif maupun negatif.
Misalnya pornografi, judi online, tayangan kekerasan, itu juga akan membentuk karakter generasi Z.

Jadi generasi Z sekarang ini tantangannya lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya, generasi milenial atau generasi baby boomers.
Bila tidak pintar-pintar untuk membawa diri maka bisa mengalami masalah-masalah kesehatan mental.
Dan itu sudah banyak dibuktikan beberapa penelitian misalnya di jakarta pada populasi anak sekolah, SMP atau SMA… itu kurang lebih sekitar 5 persen itu menunjukkan gejala-gejala depresi misalnya.
Itu sempat diteliti juga di Jakarta.”
Simak perbincangan dr. Taufik Ismail, Sp.KJ mengenai masalah kesehatan mental pada gen z dalam tayangan YouTube berikut.