TRIBUNHEALTH.COM - Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang dikenal berbahaya bagi siapa pun.
Hipertensi dapat memicu berbagai komplikasi yang dapat mengancam nyawa.
Terlebih lagi hipertensi yang terjadi selama kehamilan, atau dikenal sebagai hipertensi gestasional.
Bahkan kondisi ini dapat terjadi pada ibu hamil yang tidak pernah punya riwayat hipertensi sebelumnya.
Ini sebabnya ibu hamil penting untuk kontrol tekanan darah rutin demi menghindari komplikasi yang mungkin terjadi.
Baca juga: 8 Makanan Nabati yang Baik untuk Kesehatan Jantung, Turunkan Kadar Kolesterol hingga Hipertensi

Lalu apa dampak ibu hamil yang mengalami hipertensi dan tidak mendapatkan penanganan yang memadai?
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RS Nirmala Suri Sukoharjo, dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG, menjawab pertanyaan ini ketika menjadi narasumber progam Healthy Talk TribunHealth.com.
“Jadi sebetulnya manifestasi bila terjadi peningkatan tensi, ini tekanan tensi yang meningkat secara drastis, otomatis misalnya terjadi peningkatan tensi lebih dari 200, itu namanya suatu emergency krisis hipertensi, yaitu suatu kondisi yang memang tensinya itu harus segera diturunkan,” kata dr. Bambang dikutip TribunHealth.com.
Dia membenarkan, hipertensi yang tidak terkontrol dapat berakibat fatal.
“Pada kasus-kasus dengan krisis hipertensi ini kalau tidak segera diturunkan akan bisa berakibat fatal pada ibu hamil. Apa kira-kira?”
“Bisa menyebabkan kejadian stroke, jadi bisa pembuluh darahnya pecah. Itu kejadian yang bisa terjadi pada ibu hamil yang tensi tinggi,” jelasnya.
Baca juga: 9 Manfaat Bawang untuk Kekebalan Tubuh, Bantu Melawan Kolesterol Jahat dan Turunkan Hipertensi

Berikutnya, hipertensi dapat memicu kejang yang disebut sebagai eklampsia.
Jika sampai terjadi hal ini, penanganan cepat sangat diperlukan.
“Pemulihan kejang ini akan membuat pemulihan ibu hamil ini lebih cepat. Jadi penanganan jika ditemukan suatu eklampsia kita harus menangani secara cepat.”
Tak hanya pada ibu saja, tekanan darah tinggi pada ibu hamil juga mengancam keselamatan buah buah hati.
“Kemudian yang kedua bila tensinya ini kejadian berlangsung cukup lama ini akan manifestasi pada janinnya. Bisa menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Paling fatal bisa terjadi kematian pada janinnya,” tandasnya.
(TribunHealth.com)