TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit rematik atau yang memiliki nama lain Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan peradangan sendi kronis yang disebabkan oleh gangguan autoimun.
Gangguan autoimun ini biasanya terjadi jika sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari penyusup seperti virus, bakteri, dan jamur, malah keliru menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri.
Seperti jantung, paru-paru, sistem saraf, ginjal, kulit, dan mata.
Jika tidak segera ditangani, rematik dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk rasa tidak nyaman karena nyeri yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Penting, Ini 10 Persiapan yang Diperlukan Sebelum Bayi Tabung

Berikut beberapa gejala awal rematik yang tidak boleh disepelekan.
1. Nyeri sendi
Nyeri yang berlangsung terus menerus atau berulang di satu atau beberapa sendi.
2. Pembengkakan pada sendi
Sendi yang terkena bisa membengkak, terasa hangat, atau kemerahan.
3. Kekakuan sendi
Kesulitan dalam bergerak atau kekakuan sendi, terutama setelah bangun tidur atau periode istirahat.
4. Nyeri otot
Selain sendi, nyeri juga bisa terjadi pada otot di sekitar sendi yang terkena.
5. Keterbatasan gerak
Sulit untuk melakukan gerakan yang biasanya mudah dilakukan karena nyeri atau pembengkakan.
6. Kelelahan
Rasa lelah yang berlebihan atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan dengan aktivitas fisik.
7. Demam
Peningkatan suhu tubuh yang tidak berhubungan dengan infeksi lainnya.
Baca juga: Cara Mudah Sembuhkan Sakit Kepala, dr. Zaidul Akbar Imbau Minum Air Putih Hangat Campur 2 Bahan Ini

8. Kemerahan pada kulit
Terutama di sekitar sendi yang terkena atau pada jenis reumatik tertentu.
9. Merasa panas pada sendi
Sensasi panas yang berlebihan pada sendi yang terkena.
10. Mati rasa dan kesemutan
Radang pada tendon dapat menekan saraf-saraf.
Hal ini bisa menyebabkan gejala seperti mati rasa, kesemutan, atau rasa terbakar di tangan, yang dikenal sebagai sindrom terowongan karpal.
Gejala ini dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisi reumatik yang kamu alami.
Jika kamu mengalami gejala tersebut secara teratur atau mengkhawatirkan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang sesuai.

Baca juga: 7 Alasan Harus Memasukkan Karbohidrat dalam Menu Diet, Dapat Mencegah Penyakit Berikut
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terkena rematik adalah
1. Usia
Risiko beberapa kondisi seperti Rheumatoid Arthritis (RA) meningkat seiring bertambahnya usia.
Sementara itu, lupus, skleroderma, radang sendi psoriatik, dan spondilitis ankilosis lebih sering terjadi antara masa dewasa awal hingga usia paruh baya.
2. Jenis Kelamin
Rheumatoid Arthritis (RA), lupus, skleroderma, sindrom Sjogren, dan polimialgia reumatik lebih sering terjadi pada wanita.
Di sisi lain, penyakit rematik seperti asam urat dan ankylosing spondylitis lebih cenderung terjadi pada pria.
3. Paparan Infeksi
Paparan terhadap infeksi tertentu dapat meningkatkan risiko terkena beberapa jenis rematik, terutama lupus, skleroderma, dan polimialgia reumatik.
4. Kondisi yang Mendasari
Beberapa kondisi seperti tekanan darah tinggi, hipotiroidisme, diabetes, obesitas, menopause dini, dan penyakit ginjal juga dapat meningkatkan risiko terkena asam urat. (Tribunhealth.com/Mel)
Baca juga: 4 Buah yang Dapat Menormalkan Hipertensi, Mulai dari Pisang hingga Strowberi