TRIBUNHEALTH.COM - Angka diabetes pada anak semakin meningkat, waspada konsumsi minuman manis oleh anak.
Kompas.com melansir laporan Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) mengenai kasus diabetes pada anak yang semakin meningkat.
Dalam penelitian yang dilakukan di Bali terhadap anak berusia 12-14 tahun ditemukan setidaknya 3 persen anak dari 431 subyek mengalami DM tipe dua.
76,9 persen anak dari jumlah tersebut diketahui mengalami obesitas.
Dari laporan yang diterima IDAI, usia anak dengan DM tipe dua ditemukan pada usia enam tahun.
”Biasanya DM tipe dua ini ditemukan pada anak yang gemuk,” ujar Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI Muhammad Faizi, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (19/2/2024).
Baca juga: Kopi Tak Buruk, Punya Sederet Manfaat Berikut Ini jika Dikonsumsi dalam Jumlah Tepat, Cegah Diabetes
Kaitannya dengan makanan dan minuman manis

Tingginya angka diabetes pada anak tidak lepas dari kebiasaan mengonsumsi gula, baik melalui makanan atau minuman manis.
Seperti diketahui, konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan obesitas yang pada akhirnya juga turut meningkatkan risiko diabetes.
Tak hanya itu saja, Dokter spesialis anak RS Permata Depok, dr. Agnes Tri Harjaningrum, MSc., Sp.A, mengatakan paparan gula tinggi pada usia dini juga dapat mengganggu metabolisme tubuh anak dan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan secara keseluruhan.
"Konsumsi gula tinggi pada usia dini dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya pada masa dewasa," ujar Agnes.
Dengan demikian, orang tua penting untuk mengajari anak agar membatasi asupan minuman manis.
Baca juga: 6 Alasan Pengidap Diabetes Rawan Mengalami Penyakit Jantung

Dengan demikian asupan gula yang masuk ke dalam tubuh juga berkurang.
"Pengurangan konsumsi gula tinggi, termasuk susu kental manis, dapat membantu mencegah berbagai masalah kesehatan di masa mendatang," sambungnya.
Dia juga menekankan perlunya orang tua untuk membaca label dalam bungkus makanan, agar anak mengerti berapa kandungan gulanya.
"Orang tua perlu belajar untuk membaca label dengan cermat dan memahami berapa banyak gula yang terkandung dalam produk yang mereka beli untuk keluarga mereka," kata Agnes.
Berita Berikutnya: 9 Tanda Diabetes pada Anak, Sering Lapar dan Gampang Kesemutan

Penyakit diabetes atau kencing manis memiliki dua jenis utama, yakni diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Diabetes tipe 1 biasanya terjadi sejak anak-anak atau dewasa muda.
Diabetes tipa ini adalah penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas.
Akibatnya, tubuh tidak dapat memproduksi insulin, hormon yang bertugas mengatur kadar gula darah.
Diabetes tipe 1 memerlukan pengobatan insulin seumur hidup.
Sementara itu, diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang dewasa, meski pada dasarnya juga bisa juga terjadi pada anak-anak dan remaja.
Diabetes tipe ini terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak memproduksi cukup insulin untuk mengatur gula darah secara efektif.

Diabetes tipe 2 sering dikaitkan dengan faktor gaya hidup seperti pola makan yang buruk, kurang aktivitas fisik, dan berat badan berlebih.
Mengidentifikasi tanda-tanda peringatan diabetes pada anak-anak sangat penting untuk diagnosis dini dan pengelolaan kondisi yang efektif.
Baca juga: Cara Membuat Air Rebusan Kayu Manis untuk Menurunkan Kadar Kolesterol dan Stabilkan Gula Darah
Melansir kanal kesehatan NDTV, berikut beberapa tanda peringatan yang harus diwaspadai:
1. Sering buang air kecil
Rasa haus yang berlebihan dan peningkatan frekuensi buang air kecil mungkin mengindikasikan diabetes.
Perhatikan tanda-tanda mengompol, sering ke kamar mandi, atau volume urine yang sangat banyak.

2. Rasa lapar yang ekstrem
Perhatikan apakah anak Anda menunjukkan rasa lapar yang berlebihan atau mengalami penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya meskipun nafsu makannya meningkat. Ini bisa jadi merupakan tanda diabetes.
3. Meningkatnya kelelahan
Anak-anak penderita diabetes yang tidak terdiagnosis mungkin merasa lelah dan lesu bahkan setelah cukup istirahat.
4. Perubahan penglihatan secara tiba-tiba
Penglihatan kabur atau kesulitan fokus mungkin mengindikasikan kadar gula darah tinggi.
Penting untuk melakukan pemeriksaan mata jika Anda melihat adanya masalah terkait penglihatan.
Baca juga: 5 Penyakit dan Masalah Kesehatan Akibat Keseringan ke Toilet Sambil Main HP
5. Lambatnya penyembuhan luka
Luka, sayatan, atau memar yang membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dari biasanya bisa jadi merupakan tanda diabetes, karena gula darah tinggi memengaruhi kemampuan tubuh untuk pulih.
6. Infeksi berulang
Infeksi yang sering terjadi, terutama pada kulit, gusi, atau saluran kemih, mungkin mengindikasikan diabetes.
Infeksi ini terjadi karena peningkatan kadar gula yang menyediakan lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri.

7. Meningkatnya rasa haus
Jika anak Anda tampak sangat haus dan sering meminta air, itu mungkin merupakan tanda diabetes.
Rasa haus berlebihan ini dipicu oleh upaya tubuh melawan dehidrasi akibat buang air kecil berlebihan.
8. Perubahan suasana hati
Lekas marah, perubahan suasana hati, atau perubahan perilaku yang tidak terduga dapat menjadi tanda peringatan, terutama jika disertai gejala lain seperti rasa haus atau buang air kecil yang berlebihan.
9. Mati rasa atau kesemutan
Diabetes dapat menyebabkan sensasi yang tidak biasa seperti mati rasa atau kesemutan, biasanya di tangan, kaki, atau tungkai.
Waspadai keluhan apa pun mengenai gejala tersebut.
Pentingnya konsultasi dan pemeriksaan dokter
Jika Anda mengamati tanda-tanda peringatan ini, penting untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan atau dokter anak untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.
Meskipun diabetes tidak dapat disembuhkan, penyakit ini dapat dikelola secara efektif melalui intervensi medis seperti terapi insulin, perubahan pola makan, olahraga teratur, dan pemantauan gula darah.
Rencana pengobatan akan disesuaikan dengan kebutuhan individu anak dan mungkin melibatkan pendekatan multidisiplin yang melibatkan dokter, ahli gizi, dan pendidik diabetes.
Pemeriksaan rutin dan penanganan berkelanjutan sangat penting untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan anak dalam jangka panjang.
(TribunHealth.com)