TRIBUNHEALTH.COM - Polusi udara adalah salah satu masalah lingkungan terbesar yang memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan.
Polusi udara adalah kondisi ketika udara bercampur dengan zat polutan, seperti karbon monoksida, ozon, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida.
Penyebab polusi udara bisa berasal dari asap kendaraan, industri, hingga asap pembakaran sampah.
Dampak polusi udara bisa membahayakan kesehatan siapa saja, terutama bagi yang sering beraktivitas di luar ruangan.
Baca juga: Dokter, Adakah Kelompok Tertentu yang Lebih Rentan Terhadap Dampak Polusi Udara?
Paparan polusi udara ini bukan hanya menyebabkan keluhan ringan, tapi juga meningkatkan risiko penyakit serius yang bahkan dapat mengancam nyawa.
Membahas mengenai polusi udara, terdapat pertanyaan yang diajukan pada dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P(K).
dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P(K) merupakan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan dan juga seorang konsultan paru dari RS UNS.

Pertanyaan:
Dokter, bagaimana gejala awal kerusakan paru-paru akibat paparan polusi udara?
Johan, Semarang.
dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P(K) merupakan Dokter Spesialis Paru dan Konsultan Menjawab:
Gejala awal terjadinya kerusakan paru-paru akibat polusi udara ditandai dengan batuk.
Jika batuk ini terjadi karena paparan virus atau bakteri, kemudian diberikan obat dalam waktu satu hingga dua minggu akan membaik, kecuali TBC yang membutuhkan waktu lebih lama.
Akan tetapi, batuk yang disebabkan karena polusi udara ini cenderung akan menetap.
Berikut ini IPI vitamin D yang dapat membantu menjaga kesehatan tubuh Anda, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca juga: Dokter, Bagaimana Polusi Udara Bisa Memicu Penyakit Paru Seperti Asma, Bronkitis, dan PPOK?
Misalnya ada perbaikan dalam waktu seminggu, tapi masih terkena paparan asap, maka batuk tersebut akan muncul kembali.
Kondisi ini akan terjadi secara berulang-ulang sampai sifatnya tahunan.
Apabila paparan polusi udara ini dalam tingkat tinggi dengan jangka waktu yang lama, maka gejalanya akan meningkat.
Misalnya dari batuk kering, menjadi batuk berdahak, dahak berubah menjadi berwarna, jumlah dahak semakin banyak, hingga mengalami sesak napas.

Sesak napas ini yang tadinya ringan hanya terjadi setelah aktivitas saja, lama-lama bisa berkembang menjadi sesak napas setelah bangun tidur.
Gejala ini akan terus meningkat dan memburuk selama pasien masih terus terpapar dengan polusi udara tersebut.
Selain batuk dan sesak napas, gejala lanjutan yang bisa terjadi adalah nyeri dada hingga batuk darah.
Batuk darah dapat terjadi ketika peradangan sudah parah, yang akhirnya menjadi batuk darah.
Baca juga: 7 Makanan untuk Tingkatkan Kesehatan Paru-paru, Efektif Melawan Polusi Udara yang Buruk
Itulah gejala atau tanda-tanda yang harus kita waspadai kalau misalnya mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh.
Jika batuk tak kunjung sembuh, periksakan kondisi ini ke faskes terdekat lebih dulu untuk mendapatkan obat.
Kalau kondisi pasien tidak ada peningkatan atau batuk tidak berkurang, maka akan dianjurkan untuk melakukan foto rontgen untuk mengetahui kondisi parunya seperti apa.

Profil dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P(K)
dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P(K) merupakan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan dan juga seorang konsultan paru dari RS UNS.
dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P(K) tidak hanya bekerja di satu rumah sakit saja, ia menjadi Dokter Spesialis Paru di RS UNS, RS Triharsi, dan RS Slamet Riyadi.
Selain bekerja di beberapa rumah sakit, ia juga menjadi dosen di program studi pendidikan dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi di UNS.
Baca juga: Dokter, Apa Saja Jenis Polusi Udara yang Paling Berbahaya untuk Kesehatan Paru-paru?
dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P(K) aktif berorganisasi, aktif dalam berbagai pelatihan, dan juga aktif sebagai narasumber di TribunHealth.
Jika Anda ingin berkonsultasi dengan dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P(K), Anda bisa mengunjungi laman Instagram @rumahsakituns atau websitenya untuk mengetahui jadwal praktiknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(Tribunhealth.com)
Baca juga: Dokter, Apakah Polusi dari Asap Sepeda Motor Bisa Mengganggu Kesehatan Paru-paru?
Berikut ini terdapat suplemen kesehatan, Imboost yang dapat meningkatkan daya tubuh Anda, klik di sini untuk mendapatkannya.
Imboost adalah supplemen kesehatan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Imboost merupakan Immunity Booster (peningkat daya tahan tubuh - immunomodulator) yang berfungsi untuk menjaga kesehatan tubuh agar tidak mudah jatuh sakit serta mempercepat penyembuhan penyakit.
Imboost mengandung Echinacea yang merupakan salah satu jenis tanaman herbal dan berbagai bahan alami sehingga aman untuk dikonsumsi.
Aturan Pakai: dapat dikonsumsi 3x sehari selama 8 minggu dan diberi jeda 2 minggu untuk dapat dikonsumsi kembali.
Hentikan pemakaian jika terjadi reaksi alergi.
Untuk mendapatkan suplemen kesehatan, Imboost yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh Anda, klik di sini untuk mendapatkannya.