Breaking News:

Terapi Hormon Testosteron Apakah Cukup Dilakukan Sekali? Ini Tanggapan dr. Binsar

Sobat sehat, menurunnya kadar testosteron ternyata bisa menjadi problem seksual.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
manado.tribunnews.com
Ilustrasi suntik testosteron 

TRIBUNHEALTH.COM - Sobat sehat, berbicara tentang seksual, sebenarnya ini menjadi hal yang penting bagi pasangan suami istri.

Perlu sobat sehat ketahui, masalah seksual ini juga bisa dialami oleh pria maupun wanita.

Ternyata, penurunan atau adanya masalah pada hormon testosteron juga bisa mempengaruhi hubungan seksual pasangan suami istri (pasutri).

Untuk mengetahui adanya masalah pada hormon testosteron, tentunya harus dilakukan tes lab.

Saat tes lab hormon testosteron hasilnya rendah. Misal mau terapi hormon testosteron cukup hanya sekali saja kah? Jika sudah ada hasil dilanjut dengan meningkatkan hormon secara alami seperti olahraga tertentu bagaimana?

Medical sexolog, dr. Binsar Martin Sinaga menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Tribunnews.com.

Baca juga: Cara Mencegah Penyakit Diabetes, Termasuk Melakukan Aktivitas Fisik

Berbicara mengenai seksual, sebenarnya ini menjadi hal yang penting bagi pasangan suami istri.

Jika seseorang mengalami masalah seksual seperti menurunnya kadar hormon testosteron, maka hal ini perlu menjadi perhatian dan bisa diatasi dengan terapi hormon testosteron.

Dijelaskan oleh dr. Binsar, tujuan utama dari terapi hormon testosteron yakni mengganti hormon testosteron yang sudah menurun. Sehingga targetnya ialah kadar hormon yang mencapai kadar 700 gr/dL atau 7,00 ng/ml.

Sehingga diharapkan tubuh akan mengalami kebugaran dan bisa bertahan lebih lama.

2 dari 3 halaman

"Jadi memang tujuan utama terapi hormon testosteron itu adalah kita mengganti hormon testosteron yang sudah menurun itu. Kita memperbaiki, kita menstibtusi. Sehingga target kita adalah kadar hormon testosteron itu mencapai kadar 700 gr/dL atau 7,00 ng/ml," kata dr. Binsar.

Baca juga: Batas Aman Konsumsi Gula Dalam Sehari

"Sehingga, kita harapkan tubuh itu akan mengalami kebugaran. Sehingga dapat bertahan lebih lama," lanjutnya.

Lebih lanjut, kata dr. Binsar kembali lagi pada kendala yakni biaya.

Ia menuturkan jika biaya suntik testosteron mahal karena belumada obat yang dibuat di Indonesia. Obat tersebut masih di buat di Jerman dan diimport oleh perusahaan farmasi untuk masuk ke Indonesia.

Sehingga, kendala biaya ini yang membuat seseorang merasa 'apakah perawatan ini hanya dilakukan sekali saja'.

Dikatakan seksolog dr. Binsar, hanya melakukan sekali perawatan juga silahkan. Karena, begitu disuntikkan satu kali, ada dua kemungkinan yag terjadi.

Kemungkinan tersebut, yang pertama adalah kadar testosteron akan anik karena tubuh tidak terlalu bermasalah, sehingga testosteron tidak banyak digunakan untuk memperbaiki tubuh.

Baca juga: Wedang Secang Campur Rempah, Efektif Atasi Asam Urat dan Turunkan Gula Darah

"Tetapi, kembali kepada kendala. Kendalanya apa? Biaya. Suntik testosteron itu mahal karena belum ada obat yang dibuat di Indonesia. Obat itu masih dibuat di luar negeri, Jerman dan diimpor oleh perusahaan farmasi untuk masuk ke Indonesia," jelasnya.

"Sehingga, kendala biaya ini sering orang merasa 'apakah saya cukup satu kali saja?'. Saya katakan, silahkan. Karena begitu disuntikkan satu kali, ada dua kemungkinan yang terjadi. Yang pertama, kadar testosteron dia akan naik karena tubuhnya tidak terlalu bermasalah. Sehingga testosteron dia tidak banyak terpakai untuk memperbaiki tubuhnya," tutur dr. Binsar.

dr. Binsar mengatakan, yang menjadi masalah yang kedua, yakni bisa saja saat penyuntikan, kadar testosteron malah menurun karena tubuhnya sangat bermasalah.

3 dari 3 halaman

Sehingga saat dilakukan evaluasi ulang, 6 minggu kemudian yakni dengan pemeriksaan lab, kadar testosteron akan turun dari sebelumnya.

Baca juga: Khasiat Wedang Uwuh untuk Kesehatan, Atasi Kolesterol Tekanan Darah dan Antidiabetes

"Tetapi yang menjadi masalah yang kedua, bisa saja pada waktu penyuntikan, kadar testosteron dia malah turun. Karena apa? Karena tubuhnya itu sangat bermasalah. Sehingga, pada waktu disuntikkan, maka testosteron banyak terpakai," ujarnya.

"Sehingga pada waktu evaluasi ulang 6 minggu kemudian pemeriksaan lab kadar testosteron, maka testosteron dia turun dari sebelumnya," tuturnya.

"Nah ini banyak tidak dimengerti oleh masyarakat. Sehingga akhirnya, bagaimana pemberian yang benar. Kok ini ada yang naik ada yang turun? Testosteron itu hormon anabolik atau hormon pembangun, hormon yang memperbaiki semua fungsi organ. Nah, pada waktu tubuh kita bermasalah, maka dia akan perbaiki dulu tubuh seorang pria," jelas dr. Binsar.

Baca juga: Khasiat Rutin Konsumsi Alpukat, Bagus untuk Penderita Hipertensi dan Diabetes

"Sehingga gak heran, pada waktu 6 minggu sehabis disuntikkan, kita periksa kadar hormonnya ulang, kita periksa di lab, dari darah kan diambil darah vena, itu akan turun. Banyak terdapat seperti ini penyuntikan pertama. Pada saat disuntikkan di penyuntikan pertama, bisa naik bisa turun," ujarnya.

"Lalu setelah penyuntikan kedua, biasanya akan naik semua. Lebih banyak naik karena apa? Karena tubuhnya sudah lebih diperbaiki , sehingga hormonnya bisa disimpan. Istilah saya itu hormon testosteronnya diberikan pada seorang pria itu disimpan, sehingga kadar dalam darah tepinya, darah vena itu lebih meningkat." pungkas dr. Binsar.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews bersama dengan dr. Binsar Martin Sinaga FIAS. Seorang medical sexologist.

(TribunHealth.com/PP)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comHormon testosterondr. Binsar Martin SinagaMedical Sexologist
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved