TRIBUNHEALTH.COM - Cokelat merupakan makanan yang dikaitkan dengan sederet manfaat relaksasinya.
Makan cokelat disebut bisa memperbaiki mood dan memberikan ketenangan.
Namun, perlu diperhatikan bahwa cokelat tak selalu cocok untuk semua orang.
Beberapa kelompok justru berisiko jika cokelat'>makan cokelat.
Terlebih lagi cokelat yang dijual di pasaran pada umumnya tinggi gula, bukan dari cokelat murni.
Melansir Kompas.tv berikut 9 kelompok yang tak boleh sembarangan cokelat'>makan cokelat, termasuk pengidap diabetes.
Anak-anak

Anak-anak sangat disarankan untuk menghindari cokelat yang kaya kakao.
Pasalnya tingginya kandungan kakao dapat mengandung tingkat timbal dan kadmium yang tinggi pula.
Keduanya berpotensi menimbulkan masalah kesehatan serius pada anak-anak.
Penderita Alergi Cokelat
Alergi cokelat dapat menimbulkan reaksi seperti sesak napas, mengi, muntah, kram perut, dan pembengkakan pada bibir, lidah, atau tenggorokan.
Gejala ini bisa terjadi bahkan jika hanya bersentuhan dengan cokelat.
Dengan demikian, pengidap alergi cokelat wajib menghindarinya.
Baca juga: Apakah Bayi Perlu Menggunakan Skincare? Begini Kata Dokter Spesialis Anak
Penderita Gangguan Pendarahan
Kakao dalam cokelat bisa memperlambat proses pembekuan darah.
Dengan demikian, cokelat'>makan cokelat terlalu banyak justru berisiko.
Penderita Diabetes
Banyak di antara produk cokelat tinggi gula dan zat aditif lainnya.
Ini sebabnya cokelat bisa mengganggu kontrol gula darah pada penderita diabetes, meningkatkan dan memperburuk kondisi mereka.

Penderita Masalah Jantung
Kafein dalam kakao bisa memicu detak jantung yang tidak teratur atau lebih cepat.
Karenanya, jika sudah memiliki riwayat penyakit jantung, lebih baik berhati-hati.
Penderita Hipertensi
Selain kopi, cokelat juga mengandung kafein.
Ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, yang berbahaya bagi penderita hipertensi.
Baca juga: 4 Makanan Penurun Tekanan Darah Alami, Termasuk Bawang Putih dan Kayu Manis
Penderita Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)
Kafein dalam cokelat dapat memperburuk gejala IBS, termasuk diare, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Penderita Kejang
Kafein dalam kakao dapat memicu kejang-kejang.
Zat tersebut juga dapat mengurangi efektivitas obat pereda kejang.
Ini sebabnya cokelat tidak disarankan bagi mereka yang menderita kejang.
Penderita Osteoporosis
Kafein dalam cokelat dapat meningkatkan ekskresi kalsium melalui urine.
Hal ini berbahaya bagi penderita osteoporosis yang membutuhkan kalsium untuk menguatkan tulang.
(TribunHealth.com, Kompas.com)