Breaking News:

Konsumsi Dua Porsi Daging Merah Setiap Minggu Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Meski enak, tapi mengonsumsi dua porsi daging merah setiap minggu dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2 pada orang dewasa.

Penulis: Irma Rahmasari | Editor: Melia Istighfaroh
Pixabay
Ilustrasi daging merah, konsumsi daging merah dua kali dalam seminggu dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya diabetes tipe 2 

TRIBUNHEALTH.COM - Daging merah manjadi salah satu jenis daging yang disukai oleh banyak orang karena memang rasanya yang nikmat.

Daging merah sendiri dapat bersumber dari daging sapi, kambing, babi, dan juga domba.

Meskipun enak dikonsumsi, namun konsumsi daging merah dikaitkan dengan peningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Melansir laman Health, mengonsumsi dua porsi daging merah setiap minggu dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2 pada orang dewasa.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di American Journal of Nutrition, dua porsi daging merah yang belum diolah setiap minggu dikaitkan dengan risiko 51 persen lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.

Baca juga: 6 Kebiasaan Ini Ternyata Dapat Meningkatkan Risiko Diabetes, Pastikan untuk Menghindarinya

Ilustrasi daging merah, konsumsi daging merah dua kali dalam seminggu dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya diabetes tipe 2
Ilustrasi daging merah, konsumsi daging merah dua kali dalam seminggu dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya diabetes tipe 2 (Pexels)

Diabetes tipe 2 merupakan suatu kondisi saat tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik.

Diabetes tersebut dapat Anda kelola dengan cara memperbaiki pola makan dan melakukan pengobatan.

"Untuk mempermudah, kami merekomendasikan untuk membatasi konsumsi daging merah tidak lebih dari dua porsi per minggu dan sekali saja akan lebih baik," ungkap Xiao Gu, PhD, penulis utama studi tersebut dan peneliti pascadoktoral di bidang nutrisi di Harvard TH Chan School of Public Health, mengatakan kepada Health.

Selain mencatat dampak negatif daging merah terhadap risiko diabetes tipe 2, para peneliti menemukan bahwa partisipan yang mengganti protein nabati dengan daging merah mengalami penurunan risiko diabetes tipe 2.

Gu menjelaskan bahwa protein nabati, seperti kacang-kacangan, biasanya tinggi lemak tak jenuh dan rendah lemak jenuh.

2 dari 4 halaman

"Idenya adalah mengganti daging merah, yang secara tradisional merupakan sumber protein utama, dengan sumber protein nabati yang sehat dalam pola makan," ungkap Gu.

Baca juga: 5 Jenis Minuman yang Harus Dihindari Saat Gula Darah Tinggi, Termasuk Teh Manis hingga Jus Buah

Dampak Daging Merah Tedahap Insulin

Terdapat beberapa aspek berbeda dari daging merah yang dapat mengganggu kebutuhan insulin tubuh.

"Lemak tidak jenuh dapat mengurangi fungsi sel beta dan mengurangi sensitivitas insulin," kata Grace Derocha, RDN, CDES, MBA , ahli gizi terdaftar dan spesialis perawatan dan pendidikan diabetes bersertifikat serta juru bicara Akademi Nutrisi dan Dietetika kepada Health.

Jika hal ini terjadi, tubuh mungkin tidak dapat memproduksi insulin sebanyak yang dibutuhkan untuk menyimpan kelebihan gula darah.

"Apalagi insulin yang diproduksi mungkin tidak seefektif menjalankan tugasnya sebagai kunci membuka sel untuk menyimpan kelebihan gula darah," kata Derocha.

Derocha menjelaskan, secara khusus rendahnya kandungan lemak tak jenuh ganda (PUFA) pada daging merah dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Baca juga: 7 Camilan Sehat untuk Penderita Diabetes, Dapat Mengontrol Gula Darah

Ilustrasi daging merah, konsumsi daging merah dua kali dalam seminggu dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya diabetes tipe 2
Ilustrasi daging merah, konsumsi daging merah dua kali dalam seminggu dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya diabetes tipe 2 (Pixabay)

Di sisi lain, mengganti sebagian asupan daging merah dengan makanan yang lebih tinggi PUFA dapat mengurangi resistensi insulin.

"PUFA spesifik, asam linoleat, yang dikonsumsi untuk menggantikan 5 persen lemak jenuhnya (seperti daging merah), menunjukkan penurunan resistensi insulin," ungkapnya.

Namun, kandungan lemak jenuh bukan satu-satunya aspek daging merah yang bisa menjadi penghambat insulin pada seseorang.

3 dari 4 halaman

Derocha menjelaskan, zat besi heme yang terdapat pada daging merah meningkatkan stres oksidatif dan meningkatkan resistensi insulin.

Hal ini membuat tubuh lebih resisten terhadap penggunaan insulin secara efektif.

"Zat besi heme juga mengganggu fungsi sel beta, yaitu sel pankreas yang memproduksi insulin," ujarnya.

Baca juga: 4 Macam Makanan Fermentasi yang Bagus Dikonsumsi Penderita Diabetes

Terakhir, daging merah olahan biasanya memiliki kandungan nitrat yang tinggi dan produk sampingannya yang meningkatkan resistensi insulin dan disfungsi endotel, sejenis penyakit arteri koroner non-obstruktif (CAD).

Lebih lanjut Derocha menjelaskan, tidak ada penyumbatan pembuluh darah jantung, namun pembuluh darah besar di permukaan jantung menyempit bukannya melebar.

"Penyakit arteri koroner non-obstruktif cenderung lebih banyak menyerang wanita dibandingkan pria dan menyebabkan nyeri dada kronis," ujarnya.

Meskipun ada efek samping terkait dengan daging merah, bukan berarti Anda harus sepenuhnya menghilangkan daging merah dari pola makan Anda.

Pastikan Anda mengonsumsi daging merah sesuai dengan porsinya dan tidak berlebihan agar tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan.

Baca juga: Jam Sarapan dan Makan Malam Terbaik, Dapat Mengurangi Risiko Diabetes Tipe 2

Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

4 dari 4 halaman

(Tribunhealth.com/IR)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comdaging merahdiabetespola makan
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved