Breaking News:

Bahaya Makan Kubis atau Kol Goreng, Tingkatkan Risiko Kanker hingga Jantung Koroner

Kol goreng yang terlalu banyak dan terlalu sering dikonsumsi dapat memicu gangguan pencernaan seperti kembung, maag, dan sembelit.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Melia Istighfaroh
kompas.com
Bahaya Makan Kubis atau Kol Goreng, Tingkatkan Risiko Kanker hingga Jantung Koroner 

TRIBUNHEALTH.COM - Apakah sobat sehat salah satu penggemar kol goreng?

Ya, kol goreng menjadi salah satu makanan yang disukai oleh banyak orang di Indonesia.

Umumnya, kol goreng disajikan dengan lauk sebagai pendamping layaknya lalapan.

Melansir Medical News Today, kol kaya akan vitamin C yang memiliki peran dalam pembentukan kolagen.

Sebagaimana diketahui jika kolagen bisa mempertahankan dan menjaga struktur tulang, otot, kulit, dan pembuluh darah.

Baca juga: Kapan Jadwal Debat Kedua Pilpres 2024? Berikut Jadwal, Tema, dan Pesertanya

Kol juga mengandung sulforaphane, yaitu senyawa yang bisa melawan kanker.

Namun sangat disayangkan jika proses pengolahan kol dengan cara digoreng justru memicu kanker.

Lantas, apa saja bahaya kol goreng bagi kesehatan?

Ilustrasi kol goreng
Ilustrasi kol goreng (Grid.ID)

Melansir Kompas TV, inilah sederet bahaya kol goreng bagi kesehatan:

1. Hilangnya Kandungan Gizi

2 dari 4 halaman

Proses menggoreng bisa meningkatkan kalori secara signifikan.

Selain itu, kol yang digoreng akan kehilangan sebagian besar nutrisinya.

Vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K akan larut dalam minyak dan vitamin C akan hilang.

Berkurangnya kandungan nutrisi pada kol yang digoreng memang tidak membahayakan kesehatan secara langsung.

Namun, manfaat dari kol jadi tidak bisa dirasakan secara maksimal.

Baca juga: Resmi Tutup! Alasan PegiPegi Pamit Setelah 12 Tahun Beroperasi di Indonesia

2. Jantung Koroner

Proses penggorengan menggunakan minyak panas secara otomatis meningkatkan kandungan lemak dan kolesterol jahat dalam kol goreng.

Minyak yang digunakan, terutama minyak goreng yang dipakai berulang kali, akan menyerap ke dalam kol dan menjadi "bom waktu" bagi kesehatan tubuh.

Lemak jenuh dan kolesterol jahat ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan obesitas.

Menurut penelitian, setiap 1 gram lemak jenuh dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 2 persen.

3 dari 4 halaman

Sedangkan, setiap 1 gram kolesterol jahat dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 1 persen.

Baca juga: Selain Turunkan Gula Darah, Daun dan Buah Ciplukan Bermanfaat Turunkan Kolesterol dan Berat Badan

3. Kanker

ilustrasi kanker
ilustrasi kanker (nationalgeographic.grid.id)

Pada suhu tinggi saat penggorengan, kol berpotensi menghasilkan zat Akrilik.

Zat ini bersifat karsinogenik, artinya dapat memicu pertumbuhan sel kanker.

Semakin lama dan semakin tinggi suhu penggorengan, semakin banyak Akrilik yang terbentuk.

Menurut penelitian, konsumsi zat Akrilik dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, pankreas, dan kandung kemih.

Risiko kanker ini meningkat sebesar 18 persen untuk setiap 1 mikrogram Akrilik yang dikonsumsi per hari.

Baca juga: Manfaat Luar Biasa Teh Daun Sirsak: Bantu Kendalikan Diabetes, Diare hingga Redakan Stres

4. Gangguan Pencernaan

Kol goreng yang terlalu banyak dan terlalu sering dikonsumsi dapat memicu gangguan pencernaan seperti kembung, maag, dan sembelit.

Hal ini karena kandungan minyak yang tinggi dan serat kol yang tidak larut dalam air.

4 dari 4 halaman

Minyak yang tidak larut dalam air akan membentuk lapisan di dinding lambung dan usus.

Lapisan ini dapat menghambat penyerapan nutrisi dan memicu gangguan pencernaan.

Tips aman makan kol goreng

Walaupun kol goreng memiliki dampak buruk bagi kesehatan, bukan berarti kol goreng tak boleh dikonsumsi sama sekali.

Inilah tips menikmati kol goreng:

1. Goreng Menggunakan Sedikit Minyak

Ketika digoreng, kol akan menyerap minyak.

Semakin banyak minyak yang digunakan, semakin tinggi kandungan lemak dan kalori dalam kol goreng.

Oleh karena itu, gunakanlah sedikit minyak saat menggoreng kol.

Baca juga: Ringankan Gejala Flu saat Musim Hujan dengan Minum 6 Teh Ini

2. Perhatikan Suhu dan Durasi Menggoreng

Pada suhu tinggi, kol berpotensi menghasilkan zat Akrilik.

Zat ini bersifat karsinogenik, artinya dapat memicu pertumbuhan sel kanker.

Semakin lama dan semakin tinggi suhu penggorengan, semakin banyak Akrilik yang terbentuk.

Untuk meminimalisir pembentukan zat Akrilik, goreng kol dengan api sedang dan tidak terlalu lama.

3. Pilih Minyak Goreng yang Sehat

Minyak goreng yang digunakan juga berperan penting dalam kesehatan.

Gunakan minyak goreng yang tahan panas tinggi, seperti minyak kanola atau minyak alpukat.

Minyak ini tidak mudah rusak saat dipanaskan dan memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan minyak goreng lainnya.

Baca juga: Berkas Persyaratan yang Dibawa saat Pendaftaran Petugas KPPS Pemilu 2024, Termasuk Link Download

4. Batasi Konsumsi

Kol goreng memang lezat, tetapi sobat sehat perlu membatasi konsumsinya.

Nikmati kol goreng dalam porsi kecil dan tidak terlalu sering.

Seimbangkan dengan konsumsi makanan sehat lainnya, seperti buah, sayur, dan biji-bijian.

Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.

(Tribunhealth.com/Kompas TV)

Baca berita lainnya di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comkol gorengJantung KoronerVitamin Ckandungan gizikankerGangguan pencernaan
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved