TRIBUNHEALTH.COM - Ereksi hilang kerap menjadi masalah dalam kehidupan rumah tangga.
Tidak hanya berhubungan dengan kepuasan pasangan, akan tetapi kehilangan ereksi atau ereksi'>disfungsi ereksi juga berhubungan erat dengan kondisi kesehatan.
dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS mengatakan apabila ereksi tidak hanya bisa diobati hanya dengan konsumsi vitamin saja.
Menurut Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS sexual medicine berkembang sangat cepat di tahun 1980 hingga 1990 an.
"Ditemukanlah obat untuk yang namanya erektogenic atau obat kuat," ucap Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS dalam program Kesehatan Seksual (21/07/2022).
Menurutnya, obat kuat ini dipakai untuk memperkeras atau meningkatkan ereksi ketika hendak berhubungan seksual dengan pasangan.
Baca juga: Pasangan Nekat Berhubungan Intim di Pinggir Jalan, Aksi Bejat Terekam Kamera
Baca juga: Soal UTBK SNBT 2023: Tes Skolastik & Tes Literasi, Simak Jumlah Soal, Durasi Waktu dan Tata Tertib
Akan tetapi, dengan berkembangnya waktu sejak tahun 2016, hal ini sudah berubah.
"Ada istilah kita yang namanya one day, kita sadari bahwa gangguan ereksi itu disebabkan oleh problem pembuluh darah penis yang rusak," terang Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
"Jadi nggak bisa mau hubungan di minum (obat), ereksinya meningkat. Dahulu dipakai seperti itu, tapi ternyata dalam penelitian 3 sampai 6 bulan minum obat erektogenic itu ternyata resisten," jelas Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
"Jadi ereksinya tidak perbaikan (tidak ada perbaikan). Jadi tidak bisa memperbaiki kekerasan walaupun sudah minum obat," tegas Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
Pada akhirnya yang terjadi adalah jantung berdebar-debar, hal ini karena obat tersebut juga berdampak pada kesehatan jantung.
Baca juga: Apa Bahaya dari Aritmia Jantung? Berikut Ulasan dr. Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP
"Karena begitu dibuka pembuluh darah, pembuluh darah terbuka hanya pada saat obat itu ada," timpal dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
Sehingga pada penelitian yang sudah dilakukan selama 10 tahun an pada tahun 2016 ditetapkan suatu keputusan yang berlaku di seluruh dunia yang disebut dengan ones day.
"Jadi minum obat sekali sehari dengan suatu waktu tertentu untuk memperbaiki pembuluh darah penis terutama. Tapi di dalam pengamatan, tidak hanya pembuluh darah penis, jantung sama otak juga terbuka," sambung dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
Baca juga: dr. Mustopa: Banyak Faktor Risiko dari Tekanan Darah Tinggi, Salah Satunya Pola Hidup Tidak Sehat
"Sehingga baik bagi pria untuk memperbaiki ereksi dan untuk juga kesehatan jantung dan juga otaknya," lanjut dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
"Jadi akhirnya kita harus tahu bahwa pengobatan sekarang sudah bergeser. Itu tujuannya memperbaiki pembuluh darah, sehingga diharapkan kedepan anytime ingin berhubungan seksual, ereksi juga akan perbaikan," tambah dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
Menurut dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS kini mekanisme pengobatan terkait masalah kesehatan seksual lebih terarah, lebih bagus, dan lebih terjangkau.
Baca juga: dr. Bagus Rahmat Sebut Bakteri hingga Kuman Menjadi Penyebab Terjadinya Infeksi Menular Seksual
Baca juga: Polisi Datangkan Tenaga Ahli Gara-gara Beda Pengakuan Sopir & Penumpang Bus Kecelakaan di Guci Tegal
Klik di sini untuk mendapatkan referensi camilan sehat untuk menemani harimu.
Penjelasan Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Kesehatan Seksual edisi 21 Juli 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.