TRIBUNHEALTH.COM - Bipolar bisa dialami oleh siapapun, termasuk salah satu anggota keluarga sobat sehat.
Dalam kasus bipolar, keluarga memiliki peran penting dalam mengurangi stigmatisasi dan keparahan gejala yang terinternalisasi.
Disamping meningkatkan hasil interaksi sosial penderita bipolar sehingga bisa mengelola suasana hati, alam perasaan pasien bipolar dengan baik.
"Apalagi keluarga disebut madrasah atau sekolah pertama kali orang ini terlibat. Artinya sangat mendukung sekali apalagi pada saat anak-anak sudah ada riwayat seperti itu atau ada keluarga seperti itu, kemudian ada gejala pada anak-anak itu maka jadikan rumah sebagai role model terbaik," jelas dr. Yanne Cholida, ACp, CHt, CI, CET.
Sobat sehat perlu ingat bahwa anak benar-benar mencontoh apa yang terjadi di rumah.
Baca juga: Kandungan Parfum dalam Skincare Bisa Membuat Kulit Kering, Lantas Amankah Parfum untuk Tubuh?

Baca juga: Berapa Kadar Kolesterol yang Disebut Normal dan Tinggi? Simak Ulasan dr. Edward Faisal Sp.PD
dr. Yanne Cholida, ACp, CHt, CI, CET menerangkan jika di klinik penderita bipolar lebih banyak didominasi oleh wanita.
"Engga terlalu banyak memang sekarang karena kemarin pandemi. Awal pandemi itu masih banyak bipolar, sekarang semakin kesini sudah agak tenang," tutur dr. Yanne Cholida, ACp, CHt, CI, CET.
Pernyataan ini disampaikan oleh dr. Yanne Cholida, ACp, CHt, CI, CET yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunjabar Vide program Tribun Health edisi 25 Mei 2022.
Terkadang beberapa orang merasa jika sedang mengalami bipolar, bahkan ada yang memudahkan jika dirinya mengalami bipolar.
Padahal bipolar tidak mudah didiagnosis oleh diri sendiri.
dr. Yanne Cholida, ACp, CHt, CI, CET menegaskan jika harus ada spesialisasi yang melakukan diagnosa bipolar.
Alasan bipolar lebih banyak didominasi oleh kalangan perempuan karena terkadang stress yang dialami oleh perempuan lebih besar.
Baca juga: Sudah Berusaha Menghilangkan Bau Mulut tetapi Tetap saja Mengalami Bau Mulut? Ini Pesan Dokter Gigi

Baca juga: Setelah Pemasangan Implan Gigi Apakah Merasakan Nyeri? Ini Tanggapan drg. Muhammad Ikbal Sp.Pros
Selain itu, perempuan juga diyakini memiliki emosi yang biasa dikenal dengan istilah mood swing.
Hal ini dibenarkan oleh dr. Yanne Cholida, ACp, CHt, CI, CET karena perempuan berhubungan dengan perubahan hormon, contohnya seperti saat menstruasi.
"Jadi dibilang banyak awal-awal aja, sekarang sudah lebih tenang. Jadi hampir 6 bulan terakhir paling satu lah ya, pada awal-awal banyak sekali," tambah dr. Yanne Cholida, ACp, CHt, CI, CET.
Terkadang wanita juga mudah dipengaruhi oleh sugesti.
"Sugesti masuk dari apa yang diberikan oleh Tuhan, apa yang diberikan oleh Allah pencipta kita itu modalitas. Modal dari yang diatas. Apa itu, panca indera, mata, apa yang dilihat, apa yang didengar, apa yang dirasakan, apa yang disentuh itu semua masuk ke pikiran bawah sadar kita," imbuh dr. Yanne Cholida, ACp, CHt, CI, CET.
Baca juga: Adakah yang Perlu Diperhatikan Pasien Sebelum dan Sesudah Melakukan Treatment Vagina Tightening?

Baca juga: Benarkah Clay Mask Dapat Membuat Kulit Wajah Menjadi Kering? Ini Kata dr. Theressia Handayani
"Otomatis kalau mendengarkan atau melihat yang di TikTok atau apa itu ikut terbawa hanyut artinya kita harus mengenali sendiri," lanjut dr. Yanne Cholida, ACp, CHt, CI, CET.
Klik di sini untuk mendapatkan referensi penyakit bipolar yang lebih luas.
Penjelasan dr. Yanne Cholida, ACp, CHt, CI, CET dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunjabar Vide program Tribun Health edisi 25 Mei 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.