TRIBUNHEALTH.COM - Cacar air merupakan infeksi virus yang menimbulkan rasa gatal di kulit.
Kondisi ini ditandai dengan munculnya ruam di kulit hingga munculnya bintil-bintil yang berisi air yang juga disebut dengan lenting.
dr. Dina Fatmasari, Sp.DV menjelaskan, awalnya cacar air akan muncul gejala dalam waktu 7 sampai 21 hari setelah kontak dengan seseorang yang menderita cacar air.
Setelah kontak, dalam waktu 7-21 hari muncul gejala awal seperti demam, nyeri sendi, nyeri otot, lemas, nyeri tenggorokan, dan terkadang ada yang sampai batuk.
Nantinya setelah 1 hingga 2 hari akan muncul bercak merah yang awalnya muncul di daerah muka atau badan.
Baca juga: Cacar Air Rentan Menyerang Anak-anak, dr. Dina Fatmasari, Sp.DV Paparkan Alasannya

Baca juga: dr. Dina Fatmasari, Sp.DV Membenarkan Jika Cacar Air Terjadi Sekali Seumur Hidup, Begini Ulasannya
Seiring berjalannya waktu, dari bercak merah itu nantinya akan muncul lenting yang berisi air.
Setelah muncul lenting, sekitar 1-2 hari lenting tersebut akan berubah warna menjadi keruh atau putih kekuningan.
Dari perubahan warna tersebut, lenting tersebut nantinya akan mengering dan menjadi koreng dalam bahasa awamnya.
Dapatkan produk untuk mengurangi rasa gatal pada tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
Hal tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Dermatovenereologi, dr. Dina Fatmasari, Sp.DV yang dilansir TribunHealth.com dalam tayangan YouTube Podcast Tribun Lampung News Video.
Koreng tersebut nantinya akan lepas dan hilang dengan sendirinya, dr. Dina Fatmasari, Sp.DV imbau untuk tidak mengopek koreng pada cacar air tersebut.
Baca juga: dr. Dina Fatmasari, Sp.DV Sebut Penularan Cacar Air Terjadi Melalui Droplet hingga Kontak Langsung

Baca juga: Mengenal Gejala dan Penyebab Herpes Zoster, Bisa Menulari Orang yang Belum Pernah Kena Cacar Air?
Pasalnya jika koreng cacar air tersebut dikopek-kopek dikhawatirkan dapat memicu terjadinya komplikasi.
Menurut dr. Dina Fatmasari, Sp.DV, jika koreng dari cacar air dikopek-kopek dapat memicu terjadinya infeksi bakteri.
Ketika hal ini terjadi, maka harus diberikan antibiotik untuk mengobatinya.
Jika cacar air banyak mengalami luka terbuka, banyak luka yang pecah dan tidak diobati akan menimbulkan komplikasi.
dr. Dina Fatmasari, Sp.DV menuturkan, komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi bakteri.
"Jadi dari lecetnya tadi itu ada bakteri yang masuk dan bisa membuat luka menjadi parah dan kering lebih lama."
"Korengnya terbentuk lebih lama, kemudian dari infeksi bakteri yang didiamkan nantinya dapat masuk ke aliran darah."
Baca juga: Mengenal Definisi dan Penyebab Flu Singapura yang Banyak Diderita oleh Anak Berusia Dibawah 10 Tahun

Baca juga: Tak Sama, Ini Beda Cacar dengan Cacar Air menurut Apoteker Mercya, M.Si
"Kondisi bisa menyebabkan gangguan pada ginjal dan juga pada organ lainnya."
Selain itu, virus dari cacar air ini juga dapat menginfeksi dan masuk ke darah yang kemudian membuat infeksi pada seluruh aliran darah atau sepsis.
Kondisi ini merupakan kegawatdaruratan yang dapat menyebabkan kematian.
dr. Dina Fatmasari, Sp.DV menuturkan komplikasi lain yang dapat terjadi adalah virus dapat masuk ke paru-paru yang menyebabkan sesak napas hingga pneumonia.
Selain itu, virus dari cacar air yang mengalami komplikasi dapat masuk ke otak yang menyebabkan kejang, kaku otot, dan penurunan kesadaran.
Meskipun komplikasi tersebut jarang terjadi, namun tidak menutup kemungkinan komplikasi tersebut dapat terjadi jika cacar air tidak diobati dengan baik.
Baca juga: dr. Zahra Ayu Paparkan Perbedaan Penyakit Cacar Air dan Cacar Monyet, Berikut Penjelasannya
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Dermatovenereologi, dr. Dina Fatmasari, Sp.DV dalam tayangan YouTube Podcast Tribun Lampung News Video.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)