TRIBUNHEALTH.COM - Apoteker Mercya, M.Si menjelaskan perbedaan cacar dengan cacar air.
Selama ini mayoritas masyarakat menganggap bahwa cacar air dan cacar adalah kondisi yang serupa.
Padahal cacar dengan cacar air meski memiliki nama hampir sama, tetapi keduanya mempunyai karakteristik yang berbeda.
Baca juga: Dokter Tegaskan Vaksinasi Cacar Berikan Kekebalan Tubuh Sebanyak 85 persen terhadap Cacar Monyet
Cacar memiliki nama lain smallpox, sementara cacar air mempunyai sebutan chichenpox.
Cacar mempunyai genus yang sama dengan cacar monyet atau monkeypox.
Nama dari genus tersebut adalah Octopus virus.
Sedangkan genus pada cacar air adalah virolo virus sama dengan virus herpes.
Dibanding dengan cacar, cacar air memiliki gejala yang lebih ringan.
Biasanya cacar air menyerang usia anak-anak.
Baca juga: Waspada Cacar Monyet yang Diawali Timbul Bercak Merah pada Wajah, Simak Kata Dokter Berikut
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video, Mercya mengatakan, bahwa sejak 1980 virus cacar ini sudah ditetapkan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) sudah tidak ada lagi.
Penetapan ini didasari oleh gencarnya vaksinasi yang dilakukan pada masa tersebut.
Hal ini pun juga membuat seluruh masyarakat dunia ber
Baca juga: Benarkah Penderita Cacar Monyet Gejala Ringan Bisa Sembuh dengan Sendirinya? Begini Ulasan dr. Zahra
pikir bahwa cacar monyet juga telah hilang.
Mengingat diketahui pertama kali virus cacar monyet ditemukan sejak 1958.
"Padahal sebelumnya, abad 15 cacar ini menjadi pandemi di dunia," imbuhnya.
Baca juga: Mengenal Gejala dan Penyebab Herpes Zoster, Bisa Menulari Orang yang Belum Pernah Kena Cacar Air?
Bahkan disebutkan dari kasus pandemi tersebut, angka kematian telah menyumbang 30 persen.
Bahkan dari 11 juta penduduk Meksiko, hanya tersisa 1 juta saja akibat dari dahsyatnya penularan penyakit cacar.
Sampai akhirnya 1776, seorang peneliti dari Inggris, Edward Jenner menemukan vaksin untuk cacar.
Latar Belakang Penemuan Vaksin Cacar
Sebelum akhirnya Edward menemukan vaksin cacar, ia melihat seorang peternak sapi sedang memeras susu.
Peternak tersebut terkena virus cacar sapi (cowpox) dengan gejala yang lebih ringan dibanding cacar biasa.
Hingga selanjutnya peternak tersebut dinyatakan tidak bisa terpapar lagi dengan virus cacar.
"Kemudian Edward berpikir bahwa penyakit cacar sapi memiliki turunan yang sama dengan penyakit cacar," kata Mercya.
Lalu ia mencoba bereksperimen dengan menyuntikkan virus cacar sapi pada seorang anak yang terinfeksi cacar.
Baca juga: Waspada, Cacar Monyet yang Sudah Berat bisa Menyerang Organ Lain
Akibatnya adalah si anak tersebut tidak lagi terkena cacar.
Dari sinilah penelitian terus berkembang untuk membuat sejumlah vaksin yang diberikan pada abad 18 sampai 20.
Maka akhirnya pada 1980 dinyatakan virus cacar sudah tidak ada lagi.
Cacar Monyet
cacar monyet berasal dari virus yang ditularkan melalui binatang.
Pertama kali cacar monyet ditemukan tahun 1958 di Denmark.
Baca juga: Dokter Spesialis Anak, S.T Andreas Terangkan Perbedaan Flu Singapura dan Cacar Air
Penemuan cacar monyet ini tepatnya terjadi pada hewan coba monyet.
"Jadi monyet ini sedang dimasukkan di laboratorium untuk diteliti dan ditemukan ada cacar," kata Mercya.
Setelah penemuan ini, beberapa lama kemudian cacar pada monyet tidak ditemukan lagi.
Hingga kemudian tahun 1970 cacar monyet kembali di temukan di kawasan Kongo dan sudah terinfeksi pada manusia.
"Jadi kenapa disebut sebagai cacar monyet, karena pertama kali ditemukan di monyet," imbuh Mercya.
Penularan Tak hanya dari Monyet
Meski penyakit ini diawali dari tertular virus cacar pada monyet, namun penularannya tidak hanya semata-mata dari monyet saja.
Berdasarkan dari informasi yang ada sebelumnya, penularan bisa berasal dari hewan pengerat.
Baca juga: dr. Zahra Ayu Paparkan Perbedaan Penyakit Cacar Air dan Cacar Monyet, Berikut Penjelasannya
Seperti tikus atau kelinci juga dinyatakan bisa menyebabkan seseorang tertular dari cacar monyet ini.
Penyakit cacar monyet ditularkan dari hewan (zoonosis) yang memiliki genus sama dengan cacar.
Nama dari genus tersebut adalah Octopus virus.
Baca juga: 3 Jenis Anemia yang Bisa Terjadi selama Kehamilan, Berisiko Sebabkan Cacar Lahir jika Tak Ditangani
Penjelasan Apoteker Mercya, M.Si ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)