TRIBUNHEALTH.COM - Gingivitis atau radang gusi merupakan penyakit akibat infeksi bakteri yang menyebabkan gusi bengkak akibat mengalami peradangan.
Gingivitis adalah penyakit gusi dan mulut yang umum dialami sebagian masyarakat.
Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja tanpa memandang jenis kelamin.
Penyebab utama kondisi ini adalah kebersihan mulut atau oral hygiene yang buruk.
Orang yang berisiko mengalami gingivitis
Orang yang jarang menyikat gigi, sering konsumsi makanan yang manis dan asam, tidak rutin kontrol kesehatan gigi ke dokter adalah yang paling berisiko mengalami gingivitis.
Baca juga: Penderita Diabetes Rentan Mengalami Reumatik, dr. Lisa Kurnia Sari Terangkan Alasannya

Baca juga: Jangan Selalu Dimanja, Anak Harus Dilatih untuk Menyelesaikan Masalahnya Sendiri
Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP menambahkan jika seseorang yang memiliki gigi berjejal dan malposisi gigi rentan mengalami gingivitis.
"Perlu menjadi perhatian pasien atau masyarakat yang kondisi giginya seperti itu (malposisi), sehingga dia menjadi tempat-tempat plak," kata Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP.
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 30 April 2022.
Sobat sehat perlu tahu jika terjadinya gingivitis tidak dipengaruhi oleh faktor genetik.
Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP menerangkan jika gingivitis terjadi karena gaya hidup, persoalan kurang memerhatikan oral hygiene hingga penyakit-penyakit tertentu yang diderita oleh pasien.
"Kalau mungkin dihubungan karena faktor sistemik, mungkin saja penyakit sistemiknya itu yang genetik atau turunan seperti penyakit gula," ulas Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP.
"Tetapi kan gingivitisnya yang bukan menjadi penyakit turunan, akan tetapi penyakit sistemik yang dideritanya yang turunan," imbuh Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP.
Baca juga: Semakin Awal Reumatik Diobati Maka Bisa Mencegah Terjadinya Kecacatan, Begini Kata dr. Lisa Kurnia

Baca juga: Anak yang Terbiasa Dimanja Menjadi Tidak Mandiri Ketika Menjalani Kehidupannya
Faktor pencetus gingivitis
Secara etiologi, faktor pencetus terjadinya gingivitis ada dua.
Gingivitis bisa disebabkan induksi plak maupun non induksi plak atau tanpa terjadinya plak.
Berdasarkan penuturan Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP faktor pencetus terjadinya gingivitis ada dua, yaitu faktor lokal dan faktor sistemik.
Pada faktor pencetus lokal yaitu akibat kumpulan plak sangat rentan terjadi pada gigi yang mengalami malposisi.
Tak hanya itu, kondisi gigi yang mengalami over contour apabila terjadi penambalan pada gigi sehingga menyebabkan tekanan pada gigi terlalu besar.
Kondisi ini juga bisa menjadi pencetus terjadinya peradangan gusi.
"Kondisi gigi yang faktor lokalnya diakibatkan karena gigi yang telah dilakukan pencabutan, itu kan bisa saja gigi-gigi tetangga mengalami jarak," pungkas Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP.
"Sehingga mungkin agak sulit melakukan pembersihan pada gigi tersebut, akibatnya sangat rentan terjadi penumpukkan lemak," sambung Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP.
Baca juga: Pahami Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Emosi Remaja, Simak Ulasan Psikolog

Baca juga: Rupanya Seperti Ini Bentuk-bentuk Emosi yang Bisa Terjadi Pada Remaja, Begini Kata Psikolog
Faktor sistemik dikelompokkan karena terjadinya perubahan hormonal, kebiasaan dan penyakit sistemik yang diderita pasien.
Gingivitis atau radang gusi umumnya tidak langsung menyebabkan rasa sakit, sehingga banyak orang yang tidak menyadari apabila dirinya mengalami gingivitis.
Klik di sini untuk mengetahui jenis sikat gigi yang baik digunakan.
Baca juga: Ini yang Bisa Dilakukan Guru ketika Menghadapi Anak Didiknya yang Belum Bisa Mengontrol Emosi
Penjelasan Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 30 April 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.