TRIBUNHEALTH.COM – Anak-anak sering menghadapi persoalan mengontrol emosi.
Walaupun kemarahan merupakan emosi yang normal dan harus diungkapkan, terdapat beberapa ekspresi kemarahan yang bisa membuat seorang anak justru menjadi kasar dan agresif.
Pasalnya mengendalikan emosi bukanlah perkara yang mudah bahkan untuk orang dewasa sekalipun.
Hal ini bukan berarti tidak bisa ditangani, perlu bimbingan orang tua dan guru agar anak paham cara mengendalikan emosi supaya tetap stabil.
Untuk mengetahui solusi dan tips dalam menangani masalah psikologis, kita bisa bertanya langsung dengan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi.
Baca juga: dr Intan Ungkap Beberapa Hal yang Memengaruhi Hasil Penggunaan Skincare, Begini Penjelasannya

Baca juga: Penelitian Ungkap Manfaat Menambahkan Susu dalam Kopi, Bantu Tubuh Melawan Peradangan
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. merupakan seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. memiliki sebuah yayasan bernama Praktek Psikolog Indonesia.
Yayasannya kini tersebar di berbagai wilayah.
Seperti Bintaro, Rawamangun, Tangerang Selatan, Cileungsi, dan Semarang.
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. juga merupakan psikolog di www.praktekpsikolog.com
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. akan menjawab berbagai pertanyaan terkait masalah psikologis sebagai berikut.
Baca juga: Telat Makan Dapat Memicu Terjadinya Dispepsia, Berikut Penjelasan dr. Lia Ratna Adi

Baca juga: Selain Berisiko Mengalami Diabetes, Asupan Gula yang Tinggi Meningkatkan Risiko Obesitas
Pertanyaan:
Para remaja umumnya cenderung labil dan bahkan terkadang belum bisa mengontrol emosinya dengan baik.
Lantas apasih yang mungkin dapat dilakukan oleh para guru untuk mengatasi kondisi seperti ini?
Sari, Tinggal di Bogor.
Ahli Psikolog, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. Menjawab:
Yang jelas guru harus mengkampanyekan bahwa segala masalah bisa diselesaikan dengan komunikasi, hal ini sangat penting.
Karena orang-orang yang agresif, yang menyelesaikan masalah secara fisik biasanya mereka tidak memahami bahwa segala masalah manusia bisa diselesaikan dengan komunikasi.
Artinya kalau para remaja ini memiliki konflik dengan temannya maka bisa dikomunikasikan.
Kalau temannya nggak suka, apa yang bikin nggak suka bisa dikomunikasikan dan bisa disampaikan.
Kalaupun memang yang bikin nggak suka itu temennya punya salah ya temannya bisa minta maaf.
Jadi ketika temannya minta maaf ya bisa dimaafkan.
Jadi segala masalah bisa diselesaikan dengan komunikasi.
Baca juga: Seseorang yang Beraktivitas di Dalam Ruangan Juga Wajib Menggunakan Sunscreen, Begini Kata dr. Intan

Baca juga: Jangan Sampai Dot Susu Dibiarkan di Dalam Mulut Sampai Anak Tertidur, Ini Alasannya
Selanjutnya adalah dilatih untuk menerima keadaan, menerima kondisi yang memang di luar kehendak kita.
Karena dengan seperti itu kita bisa toleransi dengan keadaan-keadaan yang membuat kita tertekan atau menekan.
Ketiga adalah mencoba untuk toleran, memaklumi kesalahan-kesalahan orang lain atau keadaan-keadaan di luar kendali kita.
Yang selanjutnya kita membiasakan diri untuk tetap tenang, sabar, tidak membanting barang, tidak melukai orang lain dan melukai diri sendiri.
Klik di sini untuk mengetahui referensi seni mengendalikan emosi.
Baca juga: Permukaan Gigi Anak yang Berlubang setelah Karies Biasanya Timbul Berapa Lama?
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.