TRIBUNHEALTH.COM - Secara umum, gejala stroke terjadi di bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak.
Terdapat gejala yang mungkin bisa terjadi ketika seseorang mengalami stroke, antara lain:
- Kesemutan
- Disartria
- Kesulitan berbicara
- Lemah otot-otot wajah yang membuat satu sisi menjadi turun
- Kesulitan mengangkat kedua lengan akibat lemas atau mati rasa
- Prosopagnosia
Baca juga: dr. Fitri Liani Beberkan Faktor-faktor yang Menyebabkan Skin Barrier Rusak, Berikut Ulasannya

Baca juga: Kondisi Ibu Hamil yang Dianjurkan Melakukan Pengobatan IPM, Simak Penuturan dr. Isrun Masari. Sp.An
Pernyataan ini disampaikan oleh Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan Tribun Jogja official program Bincang Kesehatan edisi 12 Desember 2022.
Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S menerangkan jika saat ini semua orang bisa mengikuti pelatihan dasar untuk gawat darurat.
"Jadi ada cara ngangkat (mengangkat penderita stroke) yang benar," jelas Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S.
"Yang paling khawatir kalau nggak sadar karena kecelakaan lalu kita curiga ada cedera di tulang belakang bagian atas," kata Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S.
"Itu kalau ternyata patah, terus ngangkatnya nggak bener itu bisa sangat fatal karena itu dari sini ke bawah fungsinya kan terganggu ya dan salah satunya nafas dan jantung," tutur Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S.
Hal ini karena jantung dan paru-paru terletak di bawah tulang belakang bagian atas.
Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S menerangkan jika yang terpenting ketika seseorang mengalami serangan stroke diangkat dengan posisi yang sejajar dan segera membawa ke rumah sakit.
Baca juga: Waspada, Dokter Sebut Kini Kasus Infeksi Kulit di Area Genital Cukup Banyak Ditemui pada Masyarakat

Baca juga: Kebiasaan Buruk Rupanya Bisa Bikin Gigi Maju, Simak Penjelasan Dr. drg. Munawir H Usman, S.Kg., M.AP
Tidak apa-apa jika sobat sehat membantu seseorang yang mengalami serangan stroke, hanya saja tetap harus hati-hati dan pelan-pelan.
Lantas berapa tekanan darah normal seseorang di bawah usia 40 tahun?
"Sekarang kita tidak melihat usia, sekarang 130/80 di bawahnya," sambung Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S.
"Jadi 130/80. 130-140 iru prahipertensi, diatas 140 itu hipertensi," timpal Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S.
Tentu yang penting diperhatikan oleh sobat sehat ketika mengukur tekanan darah adalah posisi dan situasinya.
Menurut Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S tekanan darah boleh diukur ketika seseorang sudah beristirahat selama 5 menit.
"Jadi nggak boleh kita datang dan sebagainya langsung diukur, itu pasti relatif lebih tinggi," imbuh Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S.
Selain itu, 1 jam sebelum mengukur tekanan darah juga tidak boleh minum kopi.
Baca juga: Gigi Maju, Mungkinkah Terjadi karena Kecelakaan? Ini Kata Dr. drg. Munawir H. Usman, S.Kg., M.AP

Baca juga: Jangan Ragu Melakukan Premarital Check Up, dr. Maria Ratna Sp.OG Sampaikan Alasannya
Pasalnya terdapat aturan-aturan yang harus diikuti baru bisa melakukan pengukuran tekanan darah.
"Orang baru bisa dikatakan hipertensi kalau 2 kali pengukuran," terang Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S.
Baca juga: Antara Laki-laki dan Perempuan, Manakah yang Paling Rentan Mengalami Depresi?
Penjelasan Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan Tribun Jogja official program Bincang Kesehatan edisi 12 Desember 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.