Breaking News:

Antara Laki-laki dan Perempuan, Manakah yang Paling Rentan Mengalami Depresi?

Depresi bisa terjadi ketika seseorang mengalami tekanan oleh lingkungan, keluarga, pekerjaan ataupun masalah rumah tangga.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ahmad Nur Rosikin
regional.kompas.com
ilustrasi wanita yang mengalami depresi 

TRIBUNHEALTH.COM - Tanpa disadari sebenarnya banyak individu di sekitar kita yang mengalami depresi.

Depresi bisa disebabkan karena adanya tekanan pada kehidupan, bisa karena faktor lingkungan sosial, keluarga, pekerjaan, ataupun lainnya.

Antara laki-laki dan perempuan, manakah yang paling rentan mengalami depresi?

Mayor Kes dr. Hary menyampaikan, secara data penelitian perempuan 2x lebih rentan mengalami depresi.

Sering terdapat ungkapan bahwa perempuan lebih banyak main perasaan daripada logikanya.

ilustrasi wanita yang mengalami depresi
ilustrasi wanita yang mengalami depresi (regional.kompas.com)

Baca juga: Seseorang yang Mengalami Masalah Saraf, Apakah bisa Menyebabkan Terjadinya Depresi?

Apalagi kondisi-kondisi tertentu ataupun memiliki riwayat mengalami konflik rumah tangga atau internal rumah tangga, baik riwayat kekerasan dalam rumah tangga.

Oleh karena itu perempuan secara ilmiahnya 2x lebih rentan mengalami gangguan depresi.

Mayor Kes dr. Hary menyampaikan, secara teori hal ini terjadi pada beberapa ciri-ciri kepribadian  orang tersebut memang mengarah atau berpengaruh yang kemungkinan bisa mengalami gangguan depresi.

Berbicara tentang genetik maupun non genetik, sebenarnya kita pernah mengenal tentang gangguan bipolar.

Baca juga: Pentingnya Memahami Tindakan yang Harus Dilakukan saat Kehilangan untuk Menghindari Depresi

Berbicara mengenai depresi, secara garis besar dibagi menjadi dua, yakni :

2 dari 3 halaman

- Mayor depression disorder atau gangguan depresi mayor  

- Gangguan depresi bipolar.

Depresi mayor dan depresi bipolar sebenarnya adalah dua hal yang berbeda secara signifikan.

Secara gejala dan perjalanannya terkadang juga berbeda.

Berbicara tentang kondisi risiko genetik ataupun penyakit genetik, sebenarnya lebih ke arah gangguan depresi bipolar.

Dimana memang presentasi angka kejadiannya cenderung lebih rentan pada orang yang memiliki risiko genetik dengan gangguan afektif bipolar.

Baca juga: Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi Sebut Tidak Semua Penderita Depresi Mengalami Psikosis

Berbicara tentang bipolar, maka tidak hanya kondisi depresi tetapi juga bisa karena kondisi manik ataupun hipomanik.

Kondisi depresi yang bisa menyakiti diri sendiri ataupun bisa sampai berpikir tentang kematian umumnya terjadi pada gangguan depresi bipolar.

Dalam waktu yang cukup cepat dan proses perjalanan penyakitnya juga cukup cepat bahkan gejalanya cepat sekali timbul tanpa adanya stressor yang signifikan atau yang sangat berat tiba-tiba seseorang tersebut memutuskan untuk mengakhiri hidup.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ. Seorang dokter spesialis kedokteran Jiwa RSAU dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo.

3 dari 3 halaman

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comdepresiPerempuandr. Hary Purwono Sp.KJ Irma Hutabarat
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved