TRIBUNHEALTH.COM - Tanpa disadari, sebenarnya banyak orang yang mengalami depresi di lingkungan sekitar kita.
Baik depresi karena pekerjaan, keadaan, ataupun masalah lainnya.
Seseorang yang mengalami masalah saraf, apakah bisa menyebabkan terjadinya depresi?
Mayor Kes dr. Hary menyampaikan, berbicara tentang saraf berarti membicarakan masalah organik atau struktur sistem saraf pusat dari seseorang.
Berbicara tentang trauma pada sistem saraf pusat ataupun gangguan penyakit yang terjadi pada seseorang, contoh yang menyerang sistem saraf pusat adalah trauma cedera otak ataupun stroke perdarahan bisa disebut dengan gangguan depresi organik.
Baca juga: Pentingnya Memahami Tindakan yang Harus Dilakukan saat Kehilangan untuk Menghindari Depresi
Gangguan depresi organik adalah sebuah gangguan ataupun gejala-gejala depresi yang dimunculkan bukan karena semata-mata adanya stressor.
Bisa karena adanya stressor, tetapi cenderung berjalan karena adanya gangguan pada struktur sistem saraf pusat.
Sistem saraf pusat kita adalah otak besar.
Pada kondisi-kondisi dengan cedera otak ataupun serangan stroke, bisa menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat bisa memunculkan sebuah gangguan depresi tanpa disebabkan oleh stressor secara psikososial atau lingkungannya.
Orang tersebut bisa muncul gejala-gejala depresi tanpa mengalami masalah.
Berbicara tentang faktor-faktor penyebab dari depresi, ternyata banyak sekali hal-hal yang bisa menyebabkan seseorang menjadi stressor.
Baca juga: Mungkinkah Depresi Terjadi Karena Faktor Genetik? Berikut Ulasan Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ
Stressor adalah hal yang membebani pikiran, hal yang membuat seseorang menjadi berpikir lebih berat dari biasanya dan juga bisa menyebabkan seseorang menjadi sangat bertanggung jawab yang berlebihan.
Faktor-faktor sosial dilingkungan, banyak yang bisa menjadikan seseorang mengalami kondisi depresi.
Beban kerja yang lebih dari biasanya, kondisi ekonomi yang sulit termasuk faktor-faktor sosial dilingkungan yang sering ditemui.
Konflik internal dengan orang lain atau konflik internal dengan keluarga ataupun bahkan perasaan bersalah yang sebenarnya tidak terlalu beralasan dalam arti mungkin hanya internal pribadi seseorang saja juga bisa menyebabkan kondisi depresi.
Baca juga: Apa Saja Penyebab Depresi yang Sering Terjadi? Ini Kata Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ
Tidak pasti seseorang harus mengalami sebuah konflik terbuka dengan orang lain, kemudian konflik tersebut tidak bisa ternetralisir kemudian mengalami depresi.
Tetapi bisa jadi konflik internal sendiri yang sebenarnya tidak terlalu signifikan secara hubungan personal dengan orang lain bisa menyebabkan seseorang juga mengalami kondisi depresi.
Mayor Kes dr. Hary menyampaikan, secara teori hal ini terjadi pada beberapa ciri-ciri kepribadian orang tersebut memang mengarah atau berpengaruh yang kemungkinan bisa mengalami gangguan depresi.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ. Seorang dokter spesialis kedokteran Jiwa RSAU dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)