TRIBUNHEALTH.COM - Obat dikenal bermanfaat untuk mengatasi keluhan tertentu pada kesehatan.
Ada banyak jenis obat yang beredar dengan beraneka kegunaan.
Salah satu manfaat obat yang ada ialah mengobati keluhan asam lambung naik.
Baca juga: Apakah Penderita Asam Lambung Diperbolehkan Puasa? Simak Penjelasan dr. Ari Fahrial Syam
Berdasarkan penuturan dr. Erick Herrianto Dwiputra, terdapat 2 prinsip cara kerja obat yang perlu dipahami.
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Pontianak, antara lain:
1. Menetralisir asam lambung
Obat jenis seperti ini sangat mudah ditemui di pasaran.
Cara kerja dari obat yang dikenal cepat meredakan asam lambung ini dengan menetralisir asam lambung yang naik.
Baca juga: Perlu Dipahami, Ini Perbedaan Sesak Lambung dan Sesak Paru
"Jadi asam lambung itu seperti kolam api, lalu obat ini seperti es batunya, dimasukkan maka secara cepat keluhan akan reda," papar Erick.
2. Menghambat produksi asam lambung
Dalam hal ini obat bekerja dengan menghambat asam lambung yang naik.
Agar produksi asam lambungnya tidak begitu banyak.
Atasi Asam Lambung
Meski penyakit yang cukup umum dialami masyarakat, namun sebaiknya jangan pernah sepelekan tanda-tanda asam lambung.
Segera lakukan penanganan yang tepat agar asam lambung tak kambuh kembali.
Menurut pernyataan Erick, bila asam lambung kambuh prinsip pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah makan.
Baca juga: Ketika Melaksanakan Diet, Sebaiknya Konsumsi Buah Terlebih Dahulu Sebelum Konsumsi Makanan Utama
Tak perlu makan-makanan berat, cukup santap hidangan kue yang ada di rumah sembari meminum segelas air hangat atau air putih biasa.
"Jadi ketika kambuh langsung minum dahulu itu kue dan air putih," terang Erick.
Selain itu, mengingat seringkali asam lambung dicetuskan oleh kebiasaan makan yang terlambat.
Untuk itu segera ubah pola makan tidak baik tersebut.
Intensitas Asam Lambung
Penyakit asam lambung kerap dianggap sebagai masalah kesehatan yang umum.
Meski seringkali disebut sebagai penyakit biasa, namun jangan pernah menyepelekan gejala yang dialami.
Terutama jika gejala tersebut terus timbul dalam jangka waktu yang lama.
Baca juga: Dok, Apa Benar Stres dan Darah Rendah bisa Menyebabkan Kematian bagi Penderita Asam Lambung?
Erick menghimbau masyarakat untuk menelusuri intensitas gejala asam lambung naik.
"Pastikan apa gejalanya timbul dalam waktu lama atau hanya sesaat saja lalu dikasih obat hilang," ujarnya.
Sehingga pengobatan harus diberikan sesuai dengan keluhan pasien.
Bila memang sangat diperlukan, sebaiknya segera konsumsi obat asam lambung.
Disebut sebagai Sindrom Dispepsia
Asam lambung dikenal sebagai penyakit yang umum dialami masyarakat.
Padahal sebenarnya asam lambung adalah kondisi yang normal di dalam tubuh.
Karena masuknya makanan di dalam lambung akan dihancurkan oleh asam lambung.
Baca juga: Ini yang Terjadi pada Lambung saat Seseorang Makan Pedas Berlebihan, Simak dr. Kaka Renaldi, Sp.PD
Untuk itu penyebutan penyakit asam lambung dianggap kurang tepat.
"Jadi kalau orang bilang penyakit asam lambung, sebenarnya kurang tepat."
"Karena asam lambung memang ada di tubuh untuk menghancurkan makanan," kata Erick.
Daripada menyebutkan kondisi asam lambung, lebih baik istilahnya diganti dengan sindrom dispepsia.
Sindrom dispepsia ini ditandai dengan:
- Nyeri ulu hati
- Perut kembung
Baca juga: Benarkah Gejala Awal Kanker Ovarium adalah Perut Sering Kembung? Simak Penjelasan dr. Hervy
- Mual
Jenis Sindrom Dispepsia
Dalam kategorinya, sindrom dispepsia dibagi menjadi 2 jenis. Yakni:
1. Fungsional
Hal ini menandakan bahwa sindrom dispepsia tidak disebabkan oleh adanya masalah pada organ.
Melainkan karena faktor luar, seperti stres, cemas, kebiasaan makan yang kurang baik, dan kebiasaan konsumsi obat-obatan tertentu.
2. Organik
Berbanding terbalik dengan fungsional, sindrom dispepsia organik ini menandakan bahwa telah ada masalah pada organ.
Kondisi yang dimaksud dalam jenis ini, adalah GERD.
Baca juga: Hindari Makanan Bersantan saat Berbuka bagi Penderita Asam Lambung, Ahli Gizi Ungkap Bahayanya
Penjelasan dr. Erick Herrianto Dwiputra ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)