TRIBUNHEALTH.COM - Mengonsumsi makanan pedas memang bisa menggugah nafsu makan. Terutama bagi para pecinta makanan pedas.
Kendati begitu, ada baiknya untuk membatasi mengonsumsi makanan pedas.
Jangan sampai berlebihan karena bisa menimbulkan masalah kesehatan pada lambung.
Baca juga: dr. Andi Siswandi, Sp.B Paparkan Berbagai Penyebab Terjadinya Kanker Lambung, Berikut Ulasannya
Lantaran, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologihepatologi, dr. Kaka Renaldi, Sp.PD, KGEH menjelaskan, makanan pedas yang terlalu banyak dikonsumsi akan bisa langsung memasuki lambung.
Padahal seharusnya makanan tersebut berhadapan terlebih dahulu dengan mukus.
Mukus adalah lapisan pertama yang akan dilalui oleh makanan sebelum memasuki lambung.

"Kalau cabainya terlalu banyak maka bisa langsung menembus pertahanan lini pertama lambung terus kena ke epitel mukosa lambung lalu nembus lagi ke dalam kena ke saraf-saraf," terang Kaka dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
Saraf-saraf itu adalah saraf nyeri yang terangsang, hingga akhirnya menimbulkan rasa sakit pada perut.
Efek Langsung Konsumsi Makanan Pedas
Rasa tidak nyaman pada daerah perut adalah efek langsung pasca mengonsumsi makanan pedas.
"Asam lambung tinggi pasti perih, saraf-saraf nyerinya terangsang jadi produksi gasnya meningkat."
"Akhirnya kembung tidak enak lalu bisa muntah hingga diare," ujar Kaka.
Baca juga: Waspada, Kram Perut Bagian Bawah dan Keluarnya Flek pada Ibu Hamil Merupakan Tanda-tanda Keguguran
Diare yang terjadi buntut dari kontraksi usus yang kian meningkat akibat konsumsi makanan pedas.
Akhirnya makanan yang seharusnya disaring oleh usus, justru langsung terbuang begitu saja.

Baca juga: Waspada, Sakit Perut Parah yang Mengganggu Aktivitas Menandakan Gejala Usus Buntu
Walau demikian, diare adalah bentuk mekanisme pertahanan tubuh untuk segera membuang cabai yang ada pada makanan pedas.
Efek Jangka Panjang
Sementara jika mengonsumsi makanan pedas terus dilakukan berulang-ulang, maka akan terjadi ulkus (sariawan di lambung).
Untuk menangani mukus, cukup dengan konsumsi obat-obatan tertentu.
Baca juga: Waspada Kanker Usus yang Mudah Terjadi pada Usus Besar, Ini Penjelasan dr. Kaka Renaldi, Sp.PD, KGEH
Mukus ini harus diobati, kalau tidak lambung bisa bocor.
Bila lambung bocor, maka cara untuk mengatasinya melalui jalan operasi.
Penyebab Perut Tahan Pedas

Menurut penuturannya, di dalam perut terdapat mukus.
Mukus disebut sebagai tempat pertahanan lini pertama di lambung.
Jadi setiap ada faktor agresif, seperti makanan pedas, kuman, atau bakteri akan berhadapan dengan mukus terlebih dahulu.
Baca juga: Waspada, Maag Kronis Tanpa Penanganan Tepat Berisiko Mengalami Tukak Lambung
Pada permulaan, perut tidak akan masalah jika mengonsumsi makanan pedas.
Namun seiring berjalannya waktu, jika terlalu berlebihan, maka pertahanannya sudah lewat.
Maka itu akan mengakibatkan perut terasa sakit dan produksi asam lambung menjadi meningkat.

Baca juga: Hindari Makanan Bersantan saat Berbuka bagi Penderita Asam Lambung, Ahli Gizi Ungkap Bahayanya
Jika tidak segera diobati, makan akan terjadi ulcus (perut seperti sobek sedikit).
"Ulkus harus segera diobati, kalau tidak nanti jadi berbahaya," papar Kaka.
Boleh Makan Pedas
Sebenarnya mengonsumsi makanan pedas itu sah-sah saja. Asal tidak berlebihan.
Namun bagi beberapa orang mengonsumsi makanan pedas adalah hal yang harus dihindari karena tidak kuat untuk dikonsumsi.
Baca juga: dr. Andreas Sebut Konsumsi Makanan Pedas dan Kadar Garam Tinggi Dapat Memicu Iritasi dan Radang Usus
Kondisi demikian wajar terjadi, lantaran saraf perasa yang dimiliki sangat sensitif.
Walau demikian, untuk masyarakat Asia, seperti orang Sunda atau Sumatra yang biasa mengonsumsi makanan pedas sejak kecil, maka perut sudah terlatih.

Sehingga lambung membuat pertahanan sendiri, termasuk saraf perasa yang sudah terbiasa dengan makanan pedas.
Namun perlu diingat, meski perut sudah terbiasa dengan rasa pedas, jangan pernah berlebihan mengonsumsi makanan satu ini.
Baca juga: Makan Terlalu Banyak Sebabkan Asam Lambung? Begini Tanggapan Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz
Penjelasan dr. Kaka Renaldi, Sp.PD, KGEH ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)