Breaking News:

Tidak dengan Obat, dr. Andri, Sp. KJ Jelaskan Cara Atasi Stress Eating

Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, dr. Andri, Sp. KJ mengatakan, bahwa dalam mengatasi persoalan ini tidak harus menggunakan obat.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh
kompas.com
Ilustrasi pola makan seimbang 

TRIBUNHEALTH.COM - Stress eating adalah kondisi yang harus diatasi dengan tepat.

Kondisi yang menujukkan adanya tekanan psikis ini bisa membuat seseorang mengonsumsi makanan secara berlebih tanpa diikuti rasa cukup.

Stress eating adalah imbas dari adanya stres yang dialami seseorang.

Baca juga: Ingat! Konsumsi Makanan Berlemak dan Berminyak Bisa Memicu Kondisi Perlemakan Liver atau Hati

Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, dr. Andri, Sp. KJ mengatakan, bahwa dalam mengatasi persoalan ini tidak harus menggunakan obat.

"Berbicara mengenai pengobatan, tidak selalu dengan obat tetapi bisa juga dengan membenahi perilaku," ucapnya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV.

Untuk kasus gangguan makan, terkait dengan retriksi kalori.

Ilustrasi lansia tidak nafsu makan
Ilustrasi lansia tidak nafsu makan (kompasiana.com)

Karena itu dalam penanganannya seringkali dokter spesialis kesehatan jiwa bekerjasama dengan dokter spesialis gizi klinik.

"Karena seringkali orang mengartikan untuk tidak makan sama sekali, itu tentu tidak benar," tegas Andri.

Baca juga: Dokter Spesialis Gizi Klinik Tegaskan Jika Sayur dan Buah adalah Makanan yang Tidak Bisa Tergantikan

Mengingat dengan menghentikan asupan makanan, justru bisa memperparah kondisi yang dialami saat ini terutama pada area metabolisme.

Lebih lanjut, berbeda dengan gangguan makan lain, gangguan anoreksia hingga bulimia sangat membutuhkan pengobatan dengan pemberian obat.

2 dari 4 halaman

Untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai, diharapkan setiap pasien berkonsultasi dengan dokter spesialis kesehatan jiwa.

Ilustrasi konsultasi dokter
Ilustrasi konsultasi dokter (freepik)

Stress Eating

Stress eating adalah keinginan untuk makan saat stres walau tidak ada rasa lapar.

Kondisi ini barangkali umum dialami oleh setiap orang ketika sedang mengalami tekanan psikis.

Baca juga: Tak Hanya Makanan, Dokter Sebut Obat-obatan juga Bisa Sebabkan Gigi Berubah Warna

Keinginan makan ini cenderung berlebih dan tak memperhatikan kandungan gizi pada makanan yang dikonsumsi.

Akibatnya, seseorang yang tengah mengalami stress eating cenderung berisiko terkena banyak penyakit.

Diana memaparkan berbagai penyakit tersebut. Di antaranya:

1. Obesitas

Ilustrasi seseorang yang mengalami obesitas
Ilustrasi seseorang yang mengalami obesitas (health.kompas.com)

salah satu penyakit yang bisa diderita imbas dari stress eating adalah obesitas.

"Segera ukur lingkar pinggang setelah dirasa sudah terlalu banyak makan," ujar Diana.

3 dari 4 halaman

2. Hipertensi

Hipertensi atau darah tinggi menjadi salah satu imbas bila sudah terkena stress eating.

Baca juga: Penderita Hipertensi Terus Meningkat, Benarkah Marah-marah Menjadi Pemicu Terjadinya Hipertensi?

3. Diabetes

Seseorang yang mengalami stress eating cenderung banyak makan-makanan manis.

Maka penyakit yang bisa dialami akibat stress eating adalah diabetes.

Identifikasi Rasa Lapar

Ilustrasi seseorang yang merasa terlalu lapar
Ilustrasi seseorang yang merasa terlalu lapar (kompas.com)

Lapar adalah kondisi yang menunjukkan rasa ingin segera makan.

Merupakan suatu bentuk fisiologis yang normal, maka rasa lapar ini harus segera diatasi dengan pemberian makanan.

Namun tahukah Anda, rupanya tak selamanya lapar ini merupakan suatu kondisi fisiologis.

Baca juga: Apakah Frozen Food Aman Dimakan Terus-terusan? Simak Penjelasan Dokter Ahli Gizi Berikut Ini

Ada pula rasa lapar yang muncul karena efek tekanan psikis, seperti stres.

4 dari 4 halaman

Lalu bagaimana cara membedakannya?

Berdasarkan pernyataan Diana ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan untuk bisa mengidentifikasi. Seperti:

1. Intensitas

Pastikan intensitas lapar tersebut, lapar datang secara perlahan atau tiba-tiba.

Baca juga: 4 Makanan yang Harus Dihindari Penderita GERD saat Mengalami Heartburn, Termasuk Makanan Pedas

Keinginan makan yang datang tiba-tiba merupakan tanda emotional eating atau stress eating.

2. Cukup

Setelah mengonsumsi makanan, apakah sudah cukup merasa kenyang?

Jika perasaan tercukupi sudah ada dan muncul reaksi tubuh untuk berhenti, maka ini menandakan lapar yang datang adalah secara fisiologis.

Ilustrasi makan-makanan sehat
Ilustrasi makan-makanan sehat (health.grid.id)

Namun jika rasa lapar terus muncul, maka menjadi tanda stress eating.

Pemicu Stress Eating

Seseorang yang mengalami tekanan psikis akan cenderung mengonsumsi makanan tertentu dalam jumlah banyak.

Dalam hal ini, merujuk pada seseorang yang tengah mengalami emosional eating.

Baca juga: Tak Perlu Konsumsi Produk Suplemen, Konsumsi Makanan Sehat Cukup Meningkatkan Imunitas

Dianda menyebutkan, bahwa penderita emosional eating cenderung akan banyak makan-makanan dengan rasa yang kuat. Seperti rasa manis atau asin.

Bila sudah dilakukan, maka biasanya akan timbul rasa puas di dalam diri si penderita.

ilustrasi makanan sehat
Ilustrasi makanan sehat (pixabay.com)

Walaupun sebenarnya tubuh tidak menginginkannya.

"Kita harus bedakan dahulu, lapar atau emotional/stres eating," ucap Diana.

Fakta Stres Picu Banyak Makan

Andri melanjutkan, seseorang yang sedang mengalami stres cenderung memicu hormon kortisiol mengalami peningkatan.

Baca juga: Berikut Ini Makanan yang Baik dan Buruk untuk Kanker Payudara, Daging Merah Tak Boleh Dikonsumsi?

Akhirnya menghasilkan sinyal pada tubuh untuk terus mendapatkan asupan makanan.

Asupan makanan yang dimaksud seperti mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi.

"Jadi otak bilang 'yuk makan lagi makan lagi' padahal sebenarnya tubuh nggak butuh," sambung Andri.

Penjelasan Dokter Spesialis Gizi Klinik, Diana Suganda dan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, Andri ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comstress eatingdr. Andri Sp.KJDokter Spesialis Kedokteran Jiwakecemasan
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved