TRIBUNHEALTH.COM - Apakah memakan frozen food yang terlalu sering apakah berbahaya?
Menjawab hal ini, dr Tan Shot Yen, mengatakan masih banyak faktor.
Dokter ahli gizi komunitas itu mengatakan tergantung makanan frozen seperti apa yang dimakan.
Pasalnya, makanan sehat pun bisa menjadi tidak sehat jika dicampur atau dimasak dengan produk ultra proses.
"Misal nih anda bikin sendiri yang namanya teriyaki. Tapi anda bukan orang Jepang, ngga ngerti. Jadi cari saus yang ada tulisannya teriyaki. Apa ngga bahaya itu?" katanya dalam Malam Minggu Sehat, yang tayang di Kanal YouTube Tribunnews.com.
Yang lebih berbahaya adalah ketika anak kecil mulai terbiasa dengan rasa buatan.
Bahkan hal itu bisa menjadikan 'kecanduan' sehingga anak tak doyan makanan lain, yang sebenarnya lebih sehat.
Baca juga: Dokter Soroti Kadar Garam dalam Mie Instan, Hampir Setengah Batas Aman

"Akhirnya anak-anak anda keceblos yang namanya rasa. Reka-reka rasa yang aneh."
"Ketika dia makan makanan kita sehari-hari, kaya soto, rawon... Dia sudah ngga doyan lagi."
"Karena lidahnya sudah terlanjut tercemar rasa-rasa buatan rekaan pabrik."
Pertanyaan berikutnya, mengapa anak doyan jajan?
Terkait hal ini, dr Tan menjelaskan terkadang anak hanya ingin rekreasi, butuh hiburan.
Karenanya, terkadang anak hanya membeli makanan tapi tidak mau makan.
"Dia hanya melihat nomor satu apa? Menarik."
Itu sebabnya banyak makanan anak yang dibungkus warna-warni dengan berbagai bentuk.
Apa itu makanan ultra proses?

Baca juga: Mengenal Sederet Penyebab Hipotensi, Termasuk Penggunaan Obat Penyakit Jantung
Diberitakan sebelumnya, dr Tan Shot Yen memberi penjelasan terkait makanan ultra proses.
Pertama, dr Tan mengawali dari pengertian makanan kemasan atau ultra proses itu sendiri.
"Belakangan ini kita kenal yang namanya makanan kemasan. Nah kalau di Barat, mereka itu lebih senang mengggunakan istilah ultra proses," jelas dr Tan..
"Ultra proses itu sebetulnya adalah suatu cara untuk memproduksi makanan, tetapi dengan melakukan intervensi yang banyak sekali."
"Dan salah satunya yang memprihatinkan adalah penambahan gula, garam, lemak, dan juga dengan penambahan zat-zat tertentu, yang membuat makanan ini enak secara cita rasa, enak dipandang, dan awet, bertahan di rak supermarket berbulan-bulan."
"Tolong diingat kita pasti memproses makanan kita. Dapur, masak, itu proses. Tapi kalau ultra proses, istilahnya makanan yang diproses kebangetan."
"Sehingga roti yang kita produksi di rumah, kita ngga bisa mengatakan itu ultraproses."
Dokter Tan memberi contoh ketika memasak mie atau roti sendiri, maka maksimal bisa bertahan sekitar dua hari.
Baca juga: Bukan Maag atau Tipes, Ini Sumber Penyakit yang Sering Diderita Anak Kos
Baca juga: Jika Menu Sarapan Sesuai Porsi Ini, Dijamin Sehat dan Tak Bakal Lapar hingga Makan Siang
Sementara produk olahan ultra proses bisa bertahan jauh lebih lama.
Pasalnya, sudah ada pengawet dalam makanan tersebut.
"Nah, bayangkan jika ini dikonsumsi anak-anak kecil. Ini akan menjadi ancaman besar"
Namun perlu digarisbawahi, makanan ultra proses tetap berbahaya bagi orang dewasa sekali pun.
Selain itu, makanan ultra proses memiliki sifat adiktif.
"Karena memang diciptakan untuk menciptakan kecanduan."
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)