TRIBUNHEALTH.COM - Hati atau liver adalah organ yang dapat melakukan regenerasi dengan cepat untuk mengganti sel-selnya yang rusak.
Akan tetapi jika sel-sel yang rusak cukup banyak, fungsi dan kerja hati bisa terganggu.
Gangguan hati tidak hanya dialami oleh orang dewasa, akan tetapi juga bisa dialami oleh anak-anak dan bayi.
dr. Mustopa, Sp.PD mengatakan apabila penurunan fungsi hati umumnya terjadi secara bertahap.
dr. Mustopa, Sp.PD menuturkan jika terdapat beberapa faktor yang menyebabkan fungsi hati terganggu.
Baca juga: Lama Bakteri Sebabkan Infeksi Rongga Mulut, Pahami Dr. drg. Erni Marliana, Sp.PM Phd

Baca juga: dr. Arne Paparkan Batas Volume hingga Durasi Waktu yang Disarankan Saat Gunakan Earphone & Headphone
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Mustopa, Sp.PD yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk.
Adapun orang-orang yang berisiko mengalami infeksi atau penyakit liver.
Secara umum, di Indonesia penyakit liver disebabkan oleh virus hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C.
Berdasarkan penuturan dr. Mustopa, Sp.PD penularan virus hepatitis A melalui makanan yang dikonsumsi.
Apabila makanan yang dikonsumsi mengandung virus hepatitis A maka dapat berisiko terjadi penularan.
Sementara penularan virus hepatitis B dan hepatitis C bisa ditularkan melalui darah, baik menggunakan jarum suntik secara bersamaan atau bebas.
"Selain itu, juga bisa ditularkan melalui cairan tubuh seperti cairan sperma maupun cairan vagina perempuan," jelas dr. Mustopa, Sp.PD.
Orang-orang berisiko tersebut biasanya melakukan hubungan seksual dengan cara berganti-ganti pasangan.
Baca juga: Berikut Cara Aatasi TBC, Dr. dr. Rini Savitri Daulay, SpA(K) Sebut Jenis Obat hingga Efek Sampingnya

Baca juga: Efek Buruk Penggunaan Earphone Berlebihan, dr. Arne: Infeksi Telingga hingga Gangguan Pendengaran
"Namun apabila penyebabnya adalah perlemakan liver bisa dipicu oleh orang-orang yang sering konsumsi alkohol atau makanan berlemak dan berminyak," timpal dr. Mustopa, Sp.PD.
Pasalnya obesitas menyebabkan seseorang berisiko berlipat ganda terkena penyakit liver, yakni non alcoholic fatty liver disease (NAFLD) atau perlemakan hati.
Kandungan lemak yang tinggi di dalam tubuh bisa menyebabkan penumpukan lemak yang berlebih di sel-sel hati.
Namun berat badan berlebih juga perlu dipastikan dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT).
Selain itu juga perlu diperiksa kondisi metabolisme tubuh pasien.
Dokter perlu mengetahui penyakit metabolik yang menyertai seperti diabetes, hipertensi atau kolesterol yang tinggi.
Penyakit metabolik dapat memengaruhi kondisi kelainan pada organ liver.
Lemak berlebih dapat memicu kondisi perlemakan liver.
Baca juga: Bahaya jika TBC Serang Otak, dr. Rini Savitri Daulay: Berpotensi Terjadi Kematian Lebih Besar

Baca juga: Jangan Sembarang Makan Keripik Singkong, Pertimbangkan Kalorinya yang Bisa Mengganggu Diet
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan seseorang yang tidak mengalami obesitas pun juga bisa mengalami penyakit liver.
Jika perlemakan hati tidak segera ditangani, bisa berkembang menjadi sirosis yang ditandai dengan perut membesar akibat penuh dengan cairan, penyakit kuning di kulit dan mata, serta pendarahan abnormal.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk menjaga berat badan tetap normal sehingga bisa terhindar dari berbagai macam penyakit.
Baca juga: Jenis Terapi yang Dianjurkan Obati Kanker Payudara, Ketahui dari dr. Upick A. Miskad, PhD., Sp.PA(K)
Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Mustopa, Sp.PD dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 08 Januari 2021.
(Tribunhealthc.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.