Breaking News:

Curigai Kolesterol Tinggi, Bisa Jadi Tanda Alami Diabetes Melitus Tipe 2, Ini Penjelasan Dokter

Waspada, bisa jadi meningkatnya kolesterol tanda mengalami Diabetes Melitus tipe 2.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Ahmad Nur Rosikin
kompas.com
Ilustrasi Diabetes 

TRIBUNHEALTH.COM - Kolesterol yang meningkat adalah kondisi yang harus diwaspadai.

Bisa jadi meningkatnya kolesterol tanda mengalami diabetes melitus tipe 2.

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes, Indra Wijaya.

Baca juga: NHS Jelaskan Gejala Diabetes Termasuk Gatal pada Area Organ Vital, Bisa Terjadi pada Pria dan Wanita

"Namanya juga kolesterol itu lemak ya, lemak darah itu berputar dalam pembuluh darah dan bisa menyumbat dimanapun."

"Misalnya di otak, jika menyumbatnya terlalu banyak bisa jadi stroke. Lalu jika di jantung, bisa sebabkan Jantung koroner."

"Lalu di hati jadi perlemakan hati dan jika di pankreas, jadi fatty pankreas," papar Indra dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.

Ilustrasi Diabetes
Ilustrasi Diabetes (pontianak.tribunnews.com)

Kita ketahui bahwa pankreas adalah organ yang mengatur gula darah terkait dengan penyakit diabetes melitus.

Jika pankreas banyak diselimuti oleh lemak, maka akan terjadi gangguan kencing manis, diabetes melitus tipe 2.

Anak Harus Waspada

Berbeda dengan orang dewasa yang bisa menunjukkan gejala peningkatan kolesterol, sebaliknya peningkatan kolesterol pada anak justru tidak bergejala.

Baca juga: Makanan Berlabel Rendah Lemak Bikin Cepat Kurus, Benarkah? Ini Jawaban dr. Syahidatul Wafa, Sp. PD.

2 dari 4 halaman

Maka dalam dunia kedokteran, dibutuhkan screening khusus pada seorang anak dengan keadaan tertentu yang bisa dicurigai mengalami masalah kolesterol.

Biasanya anak-anak yang berisiko mengalami kolesterol tinggi ialah:

- Anak obesitas

- Memiliki riwayat orangtua yang menderita stroke dan jantung usia dini.

Ilustrasi penyakit stroke
Ilustrasi penyakit stroke (freepik.com)

Biasanya screening ini akan dilakukan oleh dokter spesialis anak.

"Jadi ada anak-anak yang diterapi, tentunya konsultasi dengan dokter spesialis anak terkait penyakit sindroma metabolik yang ditandai kolesterol tinggi dan kegemukan," papar Indra.

Baca juga: Obesitas Terjadi Akibat Adanya Keseimbangan Energi Positif, Begini Ulasan dr. Tirta Prawitasari

Sehingga dapat disimpulkan bahawa screning dan terapi pada anak untuk mengatasi permasalahan kolesterol hanya diberikan jika memang diperlukan.

Pentingnya Medical Check Up

Medical check up sangat penting dilakukan, terlebih jika memiliki riwayat kolesterol tinggi.

Lantaran banyak kejadian penderita kolesterol sudah sembuh namun merasa kolesterol naik dan kembali minum obat tanpa mengetahui kondisi kesehatan secera sepenuhnya.

Ilustrasi kolesterol
Ilustrasi kolesterol (kompas.com)
3 dari 4 halaman

Padahal yang bisa menentukan perlu tidaknya seseorang mengonsumsi obak kolesterol hanyalah dokter.

Sehingga tidak semua obat kolesterol yang telah dikonsumsi harus dilanjutkan.

"Bisa jadi cuma pegal otot doang, padahal kolesterolnya sudah normal."

"Namun malah masi mengonsumsi obat padahal sudah normal," ucap Indra.

Baca juga: Diabetes Tipe 1 Bisa Sebabkan Mulut Kering dan Bau Mulut, Berikut Ini Tips Ringankan Gejalanya

Maka dari itu dibutuhkan Medichal check up secara berkala.

Biasanya waktu Medichal check up yang dianjurkan oleh dokter adalah setiap 3 bulan.

Waspada Kolesterol Naik

Kolesterol naik seringkali dikeluhkan dengan berbagai gejala.

Namun sebenarnya adapula beberapa orang yang mengalami kenaikan kolesterol tanpa disertai dengan gejala.

Ilustrasi kolesterol tinggi
Ilustrasi kolesterol tinggi (tribunnews.com)

Indra menyebut, kolesterol naik bisa datang sewaktu-waktu.

4 dari 4 halaman

Bahkan bisa terjadi pada orang yang sehat alias tidak memiliki kolesterol sekalipun.

Kondisi ini dikaitakan dengan faktor makanan yang akan dikonsumsi.

Baca juga: Dianggap Bisa Turunkan Kolesterol, Bolehkan Oatmeal Dimakan dengan Gula dan Susu?

"Hati memproduksi kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh sekitar 70 hingga 75 %."

"Sisanya, sekitar 25 % kolesterol didapat dari makanan yang dikonsumsi," jelas Indra.

Maka dari itu, penting untuk menerapkan pola hidup sehat.

Ilustrasi seseorang yang menjalankan pola hidup sehat
Ilustrasi seseorang yang menjalankan pola hidup sehat (freepik.com)

Salah satunya dengan menjaga makanan rendah lemak.

Makanan yang bisa meningkatkan kolesterol adalah yang mengandung tinggi lemak.

Beberapa jenis makanan yang mengandung tinggi lemak, ialah daging dan Ice cream.

Baca juga: Konsumsi Gula Berlebih Bisa Picu Produksi Asam Lemak dan Sebabkan Peradangan Tubuh

Disamping makanan, penyakit dan konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa mencetuskan peningkatan kolesterol.

Maka dari itu saat mengonsumsi obat atau menderita penyakit tertentu, perlu mendapatkan evaluasi dari dokter yang menangani.

Selain itu pula, kolesterol tinggi juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik.

Ilustrasi kolesterol
Ilustrasi kolesterol (tribunnews.com)

Kolesterol tinggi bisa dialami meskipun telah menjaga pola makan dan berolahraga.

"Tentunya tidak banyak. Tetapi ada dalam data penyakit kedokteran," jelas Indra.

Tanda Kolesterol Naik

Seringkali tanda kolesterol naik paling banyak dijumpai adalah merasakan berat pada area leher atau pundak.

Namun rupanya kenaikan kolesterol juga tidak selalu menunjukkan gejala.

Baca juga: Tips Turunkan Kadar Kolesterol: Rutin Olahraga hingga Batasi Asupan Lemak, Garam, dan Gula

Sehingga terkadang sulit untuk dideteksi.

Walau begitu untuk mengantisipasinya, perlu melakukan cek laboratoroium.

Usia berapa saja bisa melakukan deteksi alami penyakit kolesterol hanya dengan pemeriksaan darah melalui laboratorium.

Ilustrasi pemeriksaan dokter
Ilustrasi pemeriksaan dokter (lifestyle.kompas.com)

"Kebanyakan seperti itu (berat pada area leher atau pundak) untuk pasien-pasien yang memang merasakan kolesterol tinggi dari hasil lab darahnya."

"Tetapi tidak spesifik, ada yang tidak bergejala. Satu yang kita lihat adanya keluhan berat pada leher," jelas Indra.

Beberapa gejala lain yang biasa muncul pada saat kolesterol naik ialah pusing dan mudah lelah.

Jangan Atasi secara Sembarangan

Lebih lanjut, saat alami kolesterol jangan mecoba melakukan pengobatan secara sembarangan.

Karena obat kolesterol memiliki berbagai tipe dan indikasi.

Baca juga: Apakah Jengkol Bermanfaat untuk Menurunkan Kolesterol?

Ditambah setiap penyakit berbeda yang disesuaikan dengan jenis dan dosis.

"Jadi jangan coba-coba (beli obat bebas) karena bisa menimbulkan efek samping yang berbahaya.

Maka saran terbaik yang dianjurkan adalah datang ke dokter untuk melalukan Medical check up atau konsultasi.

Ilustrasi konsultasi dengan dokter
Ilustrasi konsultasi dengan dokter (grid.id)

Maka dokter akan menganjurkan tes darah lalu dievalusi.

"Jadi apa yang boleh minum obat dan apa yang tidak boleh," ungkap Indra.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua penderita kolesterol bisa mengonsumsi obat.

Baca juga: Selain Obesitas, Apa Tanda Seseorang Mengalami Kelebihan Kadar Kolesterol?

Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes, Indra Wijaya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV, (7/5/2022)

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comKolesteroldiabetes
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved