Breaking News:

Dengan Teknologi yang Semakin Maju, Pemulihan Pasca Operasi Skoliosis Menjadi Semakin Cepat

dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine paparkan jika pengobatan skoliosis dengan teknologi robotic navigation membuat pemulihan pasien menjadi lebih cepat.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Ekarista Rahmawati
medan.tribunnews.com
Ilustrasi operasi skoliosis, menurut dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine pengobatan dengan teknologi robotic navigation membuat pemulihan menjadi semakin cepat 

TRIBUNHEALTH.COM - Skoliosis ialah salah satu jenis kelainan pada tulang belakang.

Pasalnya gejala khas dari gangguan muskuloskeletas ini adalah tulang belakang melengkug ke arah samping yang bisa membentuk huruf "S" maupun huruf "C".

Orang-orang yang mengalami skoliosis bisa menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri punggung.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Bincang Sehat edisi 29 Januari 2022.

Dokter menuturkan jika skoliosis merupakan penyakit yang unik.

Baca juga: Tak Rutin Lakukukan Infus Whitening Bisa Membuat Kulit Kusam? dr. Satya Perdana Menjawab

Hal ini karena 90% kasus skoliosis terjadi pada perempuan.

"Penyebab pastinya kita tidak ada yang tahu," tegasnya.

"Tapi banyak sekali 90% itu, jadi bersyukur nih yang jadi laki-laki risiko skoliosisnya lebih kecil," tambahnya.

Ilustrasi tulang yang mengalami skoliosis, menurut dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine skoliosis lebih sering terjadi pada perempuan
Ilustrasi tulang yang mengalami skoliosis, menurut dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine skoliosis lebih sering terjadi pada perempuan (freepik.com)

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Sakit Gigi saat Berpuasa? Begini Saran drg. Saptorini

Kendati demikian, kasus skoliosis tetap mungkin terjadi pada kaum laki-laki.

dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine mengatakan jika pada skoliosis ini melengkungnya ke samping juga ke depan atau ke belakang serta terdapat putarannya.

2 dari 3 halaman

Penanganan skoliosis dilakukan berdasarkan tingkat keparahan, usia dan kondisi lengkungan tulang belakang.

Pada kasus skoliosis yang parah, umumnya akan dilakukan operasi.

Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine menuturkan jika skoliosis bisa ditangani dengan metode minimal invasif.

Dengan berkembangnya teknologi yang semakin maju, pengobatan skoliosis bisa menggunakan teknologi robotic navigation.

Robotic navigation adalah semacam robot yang ketika dokter memasang screws atau implan, robot ini akan membantu mengarahkan dokter.

Dengan adanya robotic navigation ini, dokter bisa mempelajari posisi pemasangan screws dengan mengunakan CT scan pasien.

Baca juga: Dr. Dewi Marhaeni Bagikan 6 Tips untuk Menjaga Tubuh Agar Tetap Sehat & Fit Saat Menjalankan Puasa

Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine menuturkan jika CT scan tersebut akan diupload ke robot, kemudian dokter akan merencanakan tempat pemasangan screws atau implan.

Sehingga pada saat hendak melakukan operasi, robotic navigation akan bergerak mengarahkan dokter dengan tangan robotnya.

Kemudian dokter akan mengikuti arahan dari tangan robot.

Ilustrasi tindakan dengan teknologi robotic navigation, menurut dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine pemulihannya lebih cepat
Ilustrasi tindakan dengan teknologi robotic navigation, menurut dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine pemulihannya lebih cepat (Tribunbatam.id)

Baca juga: Apa Riwayat Persalinan Memengaruhi Elastisitas Vagina? Ini Penjelasan dr. Irmadani Intan Pratiwi

Berdasarkan penuturan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine pengobatan dengan teknologi robotic navigation membuat pemulihan pasien menjadi lebih cepat.

3 dari 3 halaman

"Kalau metode minimal invasif ini ya, karena dari hari pertama pasca operasi pasien sudah bergerak, pemulihannya itu cepet," tutur dr. Phedy.

"Hari ketiga pasien pulang itu harapan kita pasien sudah bisa melakukan banyak hal, jalan, berdiri, naik turun tangga, kemudian jongkok itu sudah bisa," timpalnya.

"Nah untuk aktivitas sekolah atau kembali kuliah biasanya bisa dicapai dalam waktu dua minggu," terangnya.

"Rasa nggak nyaman pasti ada, tapi rasa nggak nyaman itu bukan seperti rasa nggak nyaman aduh mengganggu banget," pungkasnya sambil memperagakan.

"Sekarang dengan kecanggihan-kecanggihan teknologi itu, hal itun (keluhan pasien) uda jarang banget terjadi," lanjutnya.

Baca juga: Waspada, Virus Covid-19 Varian Omicron Memiliki Gejala yang Hampir Sama dengan Influenza

Ilustrasi skoliosis, begini penjelasan dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine
Ilustrasi skoliosis, begini penjelasan dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine (Tribun - Timur)

Baca juga: Vaksin Booster Jadi Syarat Mudik, Apakah Boleh Dilakukan saat Berpuasa? Ini Jawaban Ahli

Penjelasan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Bincang Sehat edisi 29 Januari 2022.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comSkoliosispenanganan skoliosisdr. Phedy Sp.OT (K) SpineKelainan tulang belakangTulang belakang
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved