TRIBUNHEALTH.COM - Psikolog Klinis, Mellissa Grace menjelaskan kondisi Malingering.
Ia menjelaskan Malingering adalah suatu gangguan mental dimana seseorang berpura-pura menjadi sakit.
Yaitu dengan cara sengaja memunculkan gejala penyakit. Baik fisik maupun mental dalam dirinya.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengelola Stres saat Kehilangan Pekerjaan? Bagini Ulasan Psikolog Listyaningati,M.Psi
Seseorang yang melakukan tindakan ini bertujuan agar menghindari suatu tanggung jawab.
Sehingga seringkali pelaku melakukan hal tersebut untuk mendapatkan keuntungan external.
Di luar negeri, kata Mellisa, cara ini seirng dilakukan untuk mendapatkan asuransi atau bebas dari kegiatan wajib militer.

"Dari keuntungan-keuntungan tersebut mayoritas untuk menghindari tanggung jawab," jelasnya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
Baca juga: Faktor Psikologis seperti Stres Dapat Memengaruhi Pembentukan Kalkulus, Begini Ulasan drg. Anastasia
Cara Mendeteksi Malingering
Lebih lanjut, dalam mendeteksi kondisi ini dapat dilihat dari 4 kriteria.
Di antaranya yakni:
1. Konteks medis dan legal (medicolegal)

Biasanya pelaku dibawa ke rumah sakit, karena diarahkan oleh pengacaranya atau dirinya sendiri.
Baca juga: Fitriyanda M.Psi : Stress dan Gejala Psikologis Dapat Terjadi Akibat Terlalu Sering Bermain Gadget
2. Terdapat kesenjangan dengan hasil observasi
Diketahui terdapat kesenjangan antara keluhan yang disampaikan pelaku dengan hasil temuan objektif dari dokter.

Baca juga: Memilih Childfree Dianggap Egois dan Memiliki Gangguan Jiwa, Ini Pandangan Psikolog Adib Setiawan
3. Menolak evalusi
Selanjutnya, pelaku biasanya menolak untuk melakukan evaluasi medis.
Kalaupun melakukan, maka biasanya akan menghindari untuk mendapatkan perawatan.
4. Gangguan kerpribadian anti sosial
Terakhir yaitu adanya gangguan kepribadian anti sosial.

Mellisa menyebut, dalam mendiagnosa kondisi Malingering tidak bisa dilihat dari luar atau ahnay sebatas dugaan.
Melainkan dibutuhkan pemeriksaan langsung oleh para tenaga profesional.
Baca juga: Belum Tentu Gangguan Jiwa, Dokter Sebut Perubahan Perilaku pada Orang Bisa Disebabkan Demensia Berat
Di antaranya:
- Psikolog
- Psikiater

- Dokter
- serta kepolisian.
Baca juga: Mengapa Pasangan Usia Muda Lebih Sering Melakukan Kekerasan pada Anak? Berikut Pandangan Psikolog
Penjelasan Psikolog Klinis, Mellissa Grace ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, 12 Januari 2018.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)