TRIBUNHEALTH.COM - Olahraga sebelum tidur ternyata bisa memicu insomnia.
Fakta ini disampaikan oleh Dokter Praktisi Kesehatan Tidur, dr. Andreas Prasadja, ketika menjadi narasumber dalam program Ayo Sehat Kompas TV.
"Fakta," kata dr. Andreas Prasadja dikutip TribunHealth.com dari tayangan Kamis (1/7/2021) itu.
dr. Andreas Prasadja menyarankan antara aktivitas olahraga dan tidur diberi jarak sekitar dua hingga tiga jam.
"Jadi disarankan selesai olahraga dan tidur itu jaraknya 2 jam minimum, ideal 3 jam," jelasnya.
Pasalnya adrenalin tubuh menjadi naik sehabis olahraga.
Baca juga: Pisang Dipercaya Bisa Atasi Insomnia, Mitos atau Fakta? Simak Penjelasan Dokter Berikut Ini
Baca juga: Dokter Sebut Work From Home (WFH) Bisa Picu Insomnia, Idealnya Tempat Kerja Dibuat Terpisah

Hal inilah yang mengakibatkan susah tidur.
"Karena orang berpikir, ‘aduh nggak bisa tidur badan dibikin capek dulu.’ Ya masalahnya badan capek, adrenalin naik, jadi tidak bisa tidur," papar dr. Andreas.
Kendati demikian, dia menegaskan olahraga sebelum tidur tetap boleh dilakukan.
Hanya saja, intensitas olahraga yang dilakukan tidaklah berat.
"Boleh, tapi yang ringan aja dan yang sifatnya rekreasional, dan itupun jaraknya dua jam, harus ada jarak," jelasnya.
"Olahraganya yang ringan seperti jogging tapi yang santai sambil dengar lagu," contohnya.
Hal sederhana seperti ini penting untuk diperhatikan.
Jangan insomnia justru menjadi kebiasaan baru.

Baca juga: Jika Sesekali Sulit Tidur, Apa Sudah Bisa Dikatakan sebagai Insomnia?
Baca juga: Insomnia Meningkat Selama Pandemi Covid-19, Simak Gejala dan Berbagai Dampak Buruknya
Insomnia sendiri memiliki beberapa gejala sebagai berikut.
- Sulit memulai tidur
- Mudah terbangun saat tidur dan sulit tidur kembali
- Mudah tidur tapi bangun terlalu dini
- Selalu bisa tidur namun tidak mencapai fase tidur dalam atau nyenyak
Akibatnya saat bangun tidur penderita insomnia merasa lelah dan mengantuk.
Konsekuensinya, saat beraktivitas pagi hingga siang mudah mengantuk dan mudah marah.
Jika insomnia berlangsung dalam jangka panjang, maka rentan menimbulkan penyakit degeneratif seperti jantung dan stroke.
Baca artikel lain seputar kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)