TRIBUNHEALTH.COM - Dokter gigi menyebutkan jika resesi gingiva dapat menyebabkan gigi menjadi sensitif.
Dimana resesi gingiva menyebabkan gusi turun kebawah.
Sehingga area dekat akar gigi menjadi terbuka.
Dilansir oleh Tribunhealth.com hal ini dijelaskan oleh Dokter Spesialis Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter edisi 18 Juni 2021 terkait antisipasi keadaan gigi sensitif.
Terbukanya area tersebut, maka lapisan kedua gigi dentin akan tampak menjadi terbuka.
Sehingga pasien mengalami gigi sensitif.
Baca juga: Wajah Tampak Kempot karena Gigi Patah, Apa Bisa Kembali Normal jika Pasang Gigi Palsu Dok?
Baca juga: Lebih Mudah Menyebar, Virus Corona Varian Delta Diprediksi Dominasi Kasus di Eropa pada Agustus 2021
Kondisi-kondisi yang disebutkan tadi masuk kedalam kategori sensitif dentin.
Apabila kejadiannya lebih lanjut dan lebih kronis hingga memicu kejadian gangguan pada lapisan berikutnya yaitu jaringan pulpa, maka sudah lain cerita lagi.

Penderita tidak bisa lagi melakukan antisipasi apapun.
Kondisi tersebut wajib dilakukan di klinik atau dokter gigi.
Pasien bisa mengalami pulpitis, periodontitis, hingga periostitis.
Kondisi tersebut tidak bisa ditangani sendiri oleh pasien. di rumah.
Jika batasannya adalah sensitif dentin, maka ciri khasnya adalah apabila baru sebatas terbukanya lapisan pertama gigi atau enamel, keluhan yang dialami oleh pasien adalah rasa ngilu pada saat kita menerima rangsangan.
Rangsangan bisa berupa dingin dari makanan dan minuman atau suhu ruangan, termasuk hembusan angin.
Dapat juga perubahan tekanan.
Misalnya pasien saat naik pesawat atau pergi ke dataran tinggi seperti gunung.
Bisa juga pasien awalnya di dataran rendah kemudian berpergian ke dataran tinggi.
Akibatnya akan terjadi perubahan tekanan.
Perubahan tekanan dapat memicu terjadinya sensitif dentin.
Baca juga: Meski Hanya Satu Dosis, Vaksin Johnson & Johnson Masih Efektif Tangkal Virus Corona Varian Delta
Baca juga: Gusi Berdarah saat Pertama Kali Lakukan Dental Floss, Lebih Baik Diteruskan atau Dihentikan?
Kronologisnya adalah karena terbukanya lapisan kedua gigi atau dentin,dimana anatomi lapisan kedua gigi terdapat saluran-saluran.
Terbukanya area tersebut memicu kejadian sensitif dentin.
Hal ini dikarenakan dengan terbukanya area tersebut, maka saat terjadi perubahan suhu atau tekanan, saluran-saluran tersebut mengandung cairan sehingga jika dipicu kejadian perubahan suhu dan perubahan tekanan menyebabkan cairan tersebut bergerak.
Pergerakkan tersebut memicu kejadian ngilu karena mendorong cairan tersebut hingga menstimulasi persyarafan yang letaknya pada area pulpa atau bagian terdalam dari anatomi gigi.
Kemudian yang kedua adalah terjadinya transduksi odontoblas.
Dimana ketika terbukanya dentin, maka memicu kejadian mudah terstimulasinya area perbatasan antara pulp0a dengan dentin.
Jika pasien sudah yakin jika yang dialami sebatas kondisi tersebut, maka bisa ditangani.
Bukan ditangani dalam artian bisa disembuhkan sendiri di rumah, akan tetapi bisa di handle sementara waktu sebelum datang ke dokter gigi.
Kondisi ini hanya bisa ditangani oleh dokter gigi.

Karena dokter gigi akan memberikan penanganan penutupan dengan material-material yang tidak bisa dilakukan pasien sendiri di rumah.
Untuk antisipasi keadaan tersebut bisa ditangani di rumah.
Caranya adalah dengan penggunaan pasta gigi.
Dimana menggunakan pasta gigi dengan material analgesic.
Baca juga: Berikut Ini Panduan NHS tentang Penggunaan Dental Floss, Bisa Rusak Gusi jika Terlalu Keras
Baca juga: Obat Kumur Tak bisa Atasi Gangguan Mulut, Simak Penjelasan Dokter Berikut Ini
Material analgesic biasanya terkandung dalam ingredients garam kalium.
Garam kalium biasa dituliskan sebagai kalium nitrat, kalium sitrat dan kalium flouride.
Penjelasan Dokter Spesialis Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter edisi 18 Juni 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.