TRIBUNHEALTH.COM - Pemenuhan gizi anak merupakan hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang tua.
Kekurangan atau kelebihan gizi pada anak tentunya akan berdampak pada tumbuh kembang anak.
Kita tidak asing lagi dengan istilah malnutrisi yang berarti kesalahan nutrisi baik kekurangan atau kelebihan.
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Spesialis Gizi, dr. Tri Agustina, M.Gizi dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk tentang dampak kekurangan gizi pada tumbuh kembang anak usia sekolah.
Baca juga: Dokter Ajarkan Aturan Pemberian Gizi Anak Usia Sekolah, Dimulai dari Membiasakan Makan 3 Kali Sehari
Baca juga: Pentingnya Gizi terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah, Dokter: Kebutuhan Asah, Asih, dan Asuh
Apabila kekurangan nutrisi disebut dengan marasmus.
Marasmus artinya kekurangn gizi akibat tidak tercukupinya asupan energi dan protein.
Jadi memang asupan karbohidrat dan proteinnya kurang.
Biasanya anak akan mengalami penurunan berat badan.
Wajahnya tua karena keriput.
Kemudian perutnya cekung serta mudah rewel.
Kedua yakni kwashiorkor.
Kwashiorkor adalah kekurangan gizi akibat asupan protein yang rendah.
Apabila asupan protein kurang, biasanya kulit menjadi pucat dan rambut tidak berwarna hitam.
Karena kekurangan protein, maka anak sering mengalami bengkak.
Hal ini dikarenakan protein adalah zat yang menarik air di dalam pembuluh darah.
Maka dari itu jika kekurangan protein, cairan akan keluar dari pembuluh darah.
Sehingga tubuh anak akan mengalami bengkak-bengkak.
Selain bengkak di perut, kaki, tangan, bisa juga terjadi di bagian wajah.
Protein juga membentuk massa otot, maka otot akan menjadi tipis karena kekurangan protein.
Baca juga: Benarkah Saya Mengalami Obsessive Compulsive Disorder? Begini Kata Ahli Psikolog
Baca juga: Wajarkah Kebiasaan Melamun atau Maladaptive Daydreaming, Pak? Begini Penjelasan Psikolog
Sering juga anak mengeluhkan mudah diare dan mudah lemas.
Selanjutnya adalah gabungan antara marasmus dan kwashiorkor.
Dimana asupan kalori dan proteinnya kurang.
Sehingga kondisinya menjadi gabungan antara keduanya.
Ada juga yang dinamakan stunting.
Apabila anak kurus disebut wasting.
Wasting merupakan kondisi dimana berat badan tidak sesuai umur.
Stunting merupakan perawakan yang pendek.
Dimana tinggi badannya tidak sesuai dengan usianya.
Karena kekurangan asupan di dalam keseharian anak.
Sehingga dapat menyebabkan stunting.
Ada juga yang disebut failure to thrive.
Baca juga: Kenapa ya Dok, Kondisi Gigi Sehat Namun Tetap Dapat Peringatan dari Dokter?
Baca juga: Sampai Tahap Berapa Kali Pasien Harus Berkunjung ke Dokter Gigi untuk Melakukan Perawatan Tuntas?
Dimana anak tidak tumbuh dan berkembang sesuai usianya.
Sehingga anak mengalami gagal tumbuh.
Selain itu, terdapat berbagai kondisi karena kekurangan zat gizi khusus.
Misalnya terjadinya anemia, kekurangan zat besi, kekurangan asam folat, serta kondisi-kondisi lain karena zat gizi tertentu.
Penjelasan Dokter Spesialis Gizi, dr. Tri Agustina, M.Gizi dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 26 Juni 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.