TRIBUNHEALTH.COM - Obesitas merupakan salah satu faktor risiko serangan jantung.
Obesitas diukur menggunakan indeks massa tubuh (IMT), dan angka di atas 25 dianggap bermasalah.
Setiap penambahan berat badan, kerja jantung juga semakin bertambah.
Satu kilogram saja dapat meningkatkan tekanan darah hingga dua milimeter, menaikkan gula darah hingga dua milimeter, dan meningkatkan kolesterol.
1. Membuat jantung bekerja keras

Obesitas adalah faktor risiko penyakit jantung yang mudah terabaikan, padahal efeknya fatal.
Berat badan berlebih membuat jantung harus memompa lebih keras.
Seiring waktu, otot jantung menebal.
Kondisi yang disebut hipertrofi ini pada akhirnya membuat jantung lebih rentan.
Baca juga: 4 Fakta Mengenai Rokok dan Serangan Jantung, Lebih Baik Berhenti Sekarang daripada Menunggu
2. Tingkatkan tekanan darah
Obesitas juga meningkatkan gula darah, tekanan darah, dan kolesterol.
Masing-masing juga merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung.
Jika ketiganya terjadi berbarengan dengan obesitas, risiko penyakit jantung tentu saja semakin meningkat.
3. Sleep anpea

Orang yang kelebihan berat badan juga lebih mungkin mengalami sleep apnea.
Kondisi ini juga membebani jantung.
Jeda napas yang berulang menyebabkan stres pada tubuh, seperti lonjakan tekanan darah dan detak jantung, serta penurunan kadar oksigen secara terus-menerus.
Baca juga: Dokter, Apakah Rokok Biasa dan Rokok Elektrik Bisa Menyebabkan Terjadinya Bibir Hitam?
4. Detak jantung tak teratur
Tidak berhenti di situ.
Obesitas meningkatkan risiko detak jantung tidak teratur, seperti fibrilasi atrium, yang dapat menyebabkan stroke dan gagal jantung.
4 Tanda Awal Penyakit Jantung

Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini sejumlah gejala awal penyakit jantung.
1. Nyeri dada
Nyeri dada merupakan gejala paling umum dari buruknya aliran darah ke jantung atau serangan jantung.
Jenis nyeri dada ini disebut angina pektoris.
Nyeri dada dapat terjadi ketika jantung tidak mendapatkan cukup darah atau oksigen. Jumlah dan jenis nyeri dapat bervariasi dari orang ke orang.
Sebagian orang mungkin merasakan nyeri yang hebat, sementara yang lain hanya merasakan ketidaknyamanan ringan.
Dada akan terasa berat atau seperti ada yang meremas dada atau jantung Anda.
Nyeri juga dapat menjalar hingga bawah tulang dada, atau di leher, lengan, perut, rahang, atau punggung atas.
Nyeri dada akibat angina sering kali terjadi saat beraktivitas atau emosi, dan hilang dengan istirahat atau obat yang disebut nitrogliserin.
2. Rasa lelah berlebihan
Kelelahan memang dapat disebabkan oleh banyak hal.
Kelelahan akibat bekerja atau aktivitas biasanya akan hilang setelah beristirahat.
Namun, ketika Anda merasa jauh lebih lelah dari biasanya, merasa sangat lelah hingga tidak dapat melakukan aktivitas harian seperti biasa, atau tiba-tiba merasa sangat lemah meski aktivitas harian tidak ada yang berbeda... Inilah waktunya untuk waspada.
3. Sesak napas
Bila jantung tidak dapat memompa darah sebagaimana mestinya, darah akan kembali ke pembuluh vena yang mengalir dari paru-paru ke jantung.
Cairan akan bocor ke paru-paru dan menyebabkan sesak napas.
Ini adalah gejala gagal jantung (kadang-kadang disebut gagal jantung kongestif).
Anda mungkin merasakan sesak napas selama aktivitas fisik, bahkan saat beristirahat, atau saat berbaring telentang. Sesak napas tersebut bahkan dapat membangunkan Anda dari tidur.
4. Pusing dan pingsan
Pusing atau kehilangan kesadaran secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas bisa jadi merupakan tanda penyakit jantung.
Hal ini bisa terjadi karena aritmia (detak jantung tidak teratur) atau masalah terkait jantung lainnya.
Jika Anda sering mengalami pusing atau pingsan, penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan.
(TribunHealth.com)