TRIBUNHEALTH.COM - Dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh mungkin merupakan istilah medis yang bisa didengar.
Kendati demikian, dehidrasi tidak bisa disepelekan, terutama jika terjadi pada anak.
Dehidrasi pada anak dapat menyebabkan sederet dampak negatif, mulai dari kelihatan lesu, lemas, hingga berdampak fatal seperti kematian.
Sebelum itu semua terjadi, orang tua perlu mengenai gejala dehidrasi pada anak.
Dengan demikian, orang tua bisa melakukan pertolongan segera untuk menghindari komplikasi.
Lantas apa saja gejala dehidrasi pada anak?

Melansir Cleveland Clinic, tanda-tanda dehidrasi pada anak-anak meliputi:
- Lidah dan bibir kering
- Tidak ada air mata saat menangis
- Kurang dari enam popok basah per hari (untuk bayi), dan tidak ada popok basah atau buang air kecil selama delapan jam (pada balita)
- Titik lunak yang cekung pada kepala bayi
- Mata cekung
- Kulit kering dan keriput
- Bernapas dalam dan cepat
- Tangan dan kaki dingin dan berbintik-bintik.
Baca juga: 6 Kesalahan ketika Makan Buah yang Bikin Nutrisinya Kurang Optimal, Termasuk Dibuat Jus
Tanda bahaya harus segera ke dokter

Seperti yang sudah disinggung, dehidrasi dapat mengancam nyawa.
Segera ke dokter jika anak menunjukkan tanda bahaya berikut ini:
- tidak akan minum apa pun selama lebih dari beberapa jam
- berusia di bawah 1 tahun dan hanya minum larutan rehidrasi oral (tanpa ASI atau susu formula) selama 24 jam
- muntah lebih dari beberapa kali dalam 24 jam
- muntahan yang berwarna hijau terang, merah, atau coklat
- belum mulai makan makanan tertentu dalam 3–4 hari
- memiliki tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, jarang buang air kecil (atau popok bayi lebih jarang basah), lebih sedikit air mata, atau bagian tubuh yang lunak dan cekung (pada bayi)
- rewel, atau tidak terlalu aktif
- kondisi tampak tidak membaik.
(TribunHealth.com)