TRIBUNHEALTH.COM - Dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Sedunia (World Sight Day), RSUD Ibu Fatmawati Soekarno Kota Surakarta mengadakan kegiatan penyuluhan kesehatan pada Kamis (16/10) pukul 09.00 WIB di Poliklinik Rawat Jalan.
Acara ini mengusung tema “Kenali dan Cegah Katarak Sejak Dini untuk Penglihatan yang Lebih Baik” dan menghadirkan dr. Hida Fitriana Rahmawati Putri, Sp.M., sebagai narasumber utama.
Sebagai Dokter Spesialis Mata di RSUD Ibu Fatmawati Soekarno, dr. Hida menjelaskan bahwa katarak masih menjadi penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan di Indonesia, khususnya pada kelompok usia di atas 50 tahun.
Ia merujuk pada data survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014–2016 yang mencatat bahwa 77,7 persen kasus kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak yang tidak ditangani melalui operasi.
Baca juga: Dokter, Adakah Hal-hal Tertentu yang Harus Diperhatikan oleh Penderita Skin Barrier Crisis?

“Katarak bukan hanya akibat usia lanjut, tetapi juga bisa disebabkan oleh penggunaan obat jangka panjang, penyakit metabolik seperti diabetes melitus, trauma mata, maupun faktor genetik,” jelas dr. Hida.
Beliau juga memaparkan berbagai faktor risiko yang dapat mempercepat timbulnya katarak, antara lain usia lanjut, kebiasaan merokok, paparan sinar ultraviolet, penggunaan steroid jangka panjang, serta penyakit diabetes melitus.
Dalam kesempatan tersebut, dr. Hida mengajak masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan mata secara rutin minimal setiap 6 bulan sekali.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan:
- Menggunakan pelindung mata saat beraktivitas di luar ruangan,
- Menjaga pola makan bergizi seimbang,
- Menghindari rokok dan alkohol,
- Menerapkan prinsip 20-20-20 (istirahat setiap 20 menit, melihat objek sejauh 20 kaki selama 20 detik), serta
- Memastikan pencahayaan yang cukup saat beraktivitas.
Selain edukasi, dr. Hida juga menjelaskan bahwa operasi katarak saat ini dapat dilakukan dengan metode modern yaitu phacoemulsifikasi, yang memiliki hasil pemulihan lebih cepat dan risiko minimal.
Pasien dengan indikasi medis yang jelas juga dapat menjalani operasi katarak dengan jaminan BPJS Kesehatan, sesuai alur rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama hingga rumah sakit.
Kegiatan penyuluhan ini diikuti dengan antusias oleh pengunjung Poliklinik Rawat Jalan.
Baca juga: Mengapa Asap Kendaraan Bermotor Dapat Mengganggu Kesehatan?
Melalui kegiatan ini, RSUD Ibu Fatmawati Soekarno berharap masyarakat semakin sadar pentingnya menjaga kesehatan mata dan tidak menunda pengobatan katarak.
“Mata adalah jendela dunia. Dengan menjaga kesehatan mata, kita menjaga kualitas hidup,” tutup dr. Hida Fitriana Rahmawati Putri, Sp.M.
(Tribunhealth.com)