TRIBUNHEALTH.COM - Inseminasi intrauterin (IUI) merupakan salah satu teknik reproduksi berbantu yang bisa dipilih pasangan yang masih menanti kehadiran buah hati.
IUI bisa dicoba oleh pasangan yang memenuhi syarat, sebelum melakukan bayi tabung.
Pasalnya, IUI lebih alami dan memiliki biaya yang lebih terjangkau dibanding bayi tabung.
Dalam podcast bersama TribunHealth.com, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS PKU Surakarta, dr. Soffin Arfian, Sp.OG, MBA, FEGRF menjelaskan tahap-tahap proses inseminasi intrauterin.

1. Screening
Langkah yang pertama kali perlu dilakukan adalah screening.
Langkah ini bertujuan untuk mencari tahu penyebab masalah kesuburan yang dialami oleh pasangan.
“Jadi memang ada basic fertility screening,” kata dr. Soffin dalam Momspiration ‘Saat Garis Dua Tak Kunjung Datang, Harapan Baru dengan Program IUI (Insemenasi Intrauterin)’ yang tayang di YouTube Tribunnews dan TribunHealth, Senin, 4 Agustus 2025.
Screening yang dilakukan meliputi pemeriksaan rahim, saluran telur, tuba, dan sebagianya.
Pada pria, pemeriksaan sperma juga akan dilakukan.
Baca juga: 6 Sayur Rekomendasi yang Baik untuk Kesuburan, Dukung Keberhasilan Promil
2. Pemeriksaan HSG dan sperma
Berikutnya, pasien akan melakukan tes HSG yang bertujuan untuk memeriksa saluran telur.
Pada tahap ini, pemeriksaan sperma pada pria juga dilakukan.
“Pada kontrol yang kedua kita sudah dapat hasil HSG dan cek sperma sehingga pada hari ke-12 kontrol yang kedua tadi, kita sudah dapat data rahimnya bagaimana, indung telurnya bagaimana, HSG saluran telurnya bagaimana, cadangan telurnya bagaimana, saat ini telurnya bagaimana, ovulasi nggak,” kata dr, Soffin.
Dari berbagai pemeriksaan tersebut, dokter akan menentukan apakah pasangan bisa melakukan inseminasi intrauterin atau tidak.

3. Proses stimulasi
Jika kondisi pasangan memungkinkan untuk inseminasi intrauterin, dokter akan melakukan stimulasi.
“Begitu dia kita udah lihat telurnya bagus, biasanya pada hari ke-12 tuh, kita mesti dapat sekitar sel folikel atau sel telur ini kurang lebih besarnya 18 mili sampai 20 mili dengan ketebalan dinding rahim antara 8 sampai 10 mili.”
“Kalau itu udah tercapai, berarti ini bagus nih telurnya.”
“Nah kemudian, kita pecahin tuh telurnya, dibuat ovulasi secara obat.”
“Disuntikin obat, HCG, kemudian kurang lebih setelah suntikan obat ini, kita bisa tahu kurang lebih 36 jam kemudian dia ovulasi,” kata dr. Soffin.
Baca juga: Rekomendasi 7 Olahraga yang Dianjurkan untuk Ibu Hamil agar Tetap Bugar
4. Penyuntikan sperma
Dalam kurun waktu 36 jam tersebut, sperma akan disuntikkan.
“Kita ambil, kita cuci, kita washing, kemudian preparasi sudah kita udah diambil yang normal aja, yang bagus aja, kemudian kita inseminasikan pada 36 jam itu.”
“Jadi harapannya, pada saat setelah induksi ovulasi dan kita induksi sel telurnya supaya ovulasi, supaya pecah, maka kemudian kita insemkan,” papar dr. Soffin.
Simak penjelasan lengkap dr. Soffin Arfian, Sp.OG, MBA, FEGRF, dalam Momspiration 'Saat Garis Dua Tak Kunjung Datang, Harapan Baru dengan Program IUI (Insemenasi Intrauterin)' lewat tayangan berikut.
(TribunHealth.com)