TRIBUNHEALTH.COM - Beras oplosan menjadi salah satu topik yang mendapat banyak perhatian dari masyarakat.
Hal ini berdasarkan temuan Menteri Pertanian yang menyebut bahwa banyak beras premium yang dioplos dengan beras biasa, yang memiliki standar di bawahnya.
Selain itu, masyarakat juga khawatir bahwa beras yang dioplos bukan dalam keadaan yang terbaik.
Artinya, ada potensi masalah kesehatan yang timbul jika dikonsumsi terus-menerus dalam jangka panjang.
Belum lagi potensi adanya bahan kimia dan benda asing yang dicampur oleh pedagang nakal.
Terkait hal ini, ada sejumlah tips memilih beras, seperti diungkapkan oleh Pakar Teknologi Industri Pertanian IPB University, Prof Tajuddin Bantacut, dilansir Kompas.tv dari laman resmi IPB.
1. Warna, bau, serta tekstur

Beras asli dan oplosan bisa dibedakan dari warna, bau, serta tekstur nasi.
Karena bukan beras premium, beras oplosan memiliki warna, bau, serta tekstur yang berbeda dari beras premium berkualitas baik.
Selain itu, keberadaan benda asing atau adanya kerusakan mutu juga bisa mempengaruhi warna, bau, serta tekstur beras.
Baca juga: 4 Pola Makan untuk Mempercepat Pemulihan setelah Melahirkan, Perbanyak Asupan Protein
2. Baca label dengan seksama
Label pada kemasan beras bisa memberikan informasi penting.
Baca label dan pastikan beras berasal dari sumber yang jelas.
Hindari membeli beras dari sumber yang tidak jelas asalnya.
3. Benda asing

Pedagang nakal juga mengoplos beras dengan benda asing.
Namun, biasanya benda asing akan ketahuan saat beras dicuci.
Misalnya, jika ada benda yang mengambang, bisa jadi salah satu indikator beras tersebut merupakan beras oplosan.
Baca juga: 6 Sumber Makanan untuk Memperkuat Imun Saat Musim Pancaroba, Penting agar Tubuh Tak Mudah Sakit
4. Daya simpan
Beras memiliki masa simpan ideal agar kualitasnya tetap terjaga.
Umumnya, beras idealnya disimpan maksimal 6 bulan.
Meskipun disimpan di tempat yang baik, kualitas beras tetap akan menurun karena berbagai faktor, mulai dari lingkungan, hama, atau mikroorganisme.
Beras yang sudah terlalu lama bisa rusak.
Pedagang nakal bisa memoles ulang beras tersebut.
Namun, ketika kerusakan sudah semakin parah, beras tersebut tidak layak dikonsumsi, apalagi jika mengandung bahan kimia dan pengawet.
(TribunHealth.com)