TRIBUNHEALTH.COM - Stunting atau pertumbuhan tinggi badan anak yang kurang merupakan masalah yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Secara sederhana, stunting bisa diartikan sebagai pertumbuhan tinggi anak yang lebih pendek dari anak seusianya.
Ini bisa diketahui dari kurva pertumbuhan anak yang berada di bawah -2 SD.
Moms yang rutin membawa anaknya ke Posyandu pasti sudah tidak asing dengan kurva pertumbuhan tersebut yang ada di ‘buku pink’.
Rupanya, stunting tidak hanya mempengaruhi tinggi badan saja.
Jika stunting tidak tertangani, efek buruknya bisa dirasakan hingga dewasa.
Melansir GridHealth.id, berikut ini dampak stunting yang dirasakan saat dewasa.

1. Gangguan kognitif
Tidak hanya mengganggu pertumbuhan dan perkembangan fisik, stunting juga memengaruhi kemampuan otak atau kognitif anak.
Akibatnya, kemampuan kognitif anak penderita stunting dibandingkan anak yang tidak stunting.
Baca juga: 6 Makanan Bergizi untuk Cegah Stunting pada Balita, Bantu Optimalkan Tumbuh Kembangnya
2. Kesulitan belajar
Masih terkait kemampuan kognitif, rendahnya kemampuan tersebut membuat anak sulit fokus dan konsentrasi.
Ini membuat anak yang mengalami stunting menjadi sulit untuk belajar.
Ini membuat anak stunting berisiko memiliki prestasi akademik yang lebih rendah.

3. Produktivitas menurun
Dalam jangka panjang, masalah fokus dan kemampuan kognitif yang tidak optimal bisa berpengaruh terhadap produktivitas kerja.
Orang dewasa yang pernah mengidap stunting, berisiko tidak produktif atau tidak optimal di tempat kerja.
Baca juga: Apakah Anak yang Mengalami TBC Cenderung Mengalami Stunting? Dr. dr. Rini Savitri Menjelaskan
4. Rentan terkena penyakit
Stunting juga dikaitkan dengan risiko terkena penyakit di masa mendatang.
Misalnya, stunting dikaitkan dengan risiko hipertensi, penyakit jantung, dan obesitas.
Meski demikian, kaitan antara stunting dan penyakit tidak menular masih terus diteliti hingga sekarang.

5. Daya tahan tubuh yang lemah
Stunting dipicu oleh malnutrisi kronis.
Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengganggu daya tahan tubuh, sehingga anak rentan terkena penyakit kronis.
Jika asupan gizi tidak tercukupi terus-menerus, keadaan ini bisa memburuk.
(TribunHealth.com)