TRIBUNHEALTH.COM - Moms, sudah sering bukan melihat anak yang suka memukul?
Ya, kebiasaan ini membuat para orangtua merasa khawatir.
Sering kali anak memukul teman atau orang di sekitarnya. Perilaku ini biasanya memiliki alasan tertentu dan masih bisa diarahkan dengan cara yang tepat.
Penting untuk diingat, anak yang suka memukul bukan berarti orang tua salah mendidiknya.
Perilaku ini bisa menjadi bagian dari tahap perkembangannya.
Karena kemampuan berbicara anak yang belum sempurna, tangan menjadi alat komunikasi. Salah satu bentuk ekspresi yang muncul bisa berupa memukul.
Baca juga: Kenali Macam-macam Pola Asuh Anak agar Si Kecil Tumbuh Mandiri
Kendati demikian, kebiasaan ini harus dibimbing agar tidak menjadi perilaku yang terus-menerus dan melukai orang lain.
Beberapa alasan umum anak suka memukul antara lain:
1. Mempertahankan Area atau Benda Miliknya
Anak yang posesif terhadap mainan atau benda kesayangan cenderung memukul teman yang mencoba mengambilnya.
Hal yang sama bisa terjadi ketika seseorang terlalu dekat dengan orang tua, karena anak ingin menjaga “area aman”-nya.
2. Belum Bisa Mengungkapkan Perasaan
Kosakata anak yang masih terbatas membuatnya sulit mengekspresikan keinginan atau emosi.
Saat frustrasi, memukul bisa menjadi cara untuk menyampaikan perasaan yang belum bisa diucapkan dengan kata-kata.
Baca juga: 8 Dampak Buruk Pola Asuh Overprotective Bagi Tumbuh Kembang Anak
3. Merasa Tidak Nyaman
Balita bisa memukul ketika merasa lapar, lelah, haus, bosan, atau tidak nyaman.
Untuk meminimalkan perilaku ini, pastikan kebutuhan dasar anak, seperti makan dan tidur sudah terpenuhi sebelum bermain dengan teman-temannya.
4. Perubahan dalam Keluarga
Kelahiran adik baru, perselisihan orang tua, pindah rumah, atau pengalaman kekerasan di rumah dapat membuat anak merasa cemas atau stres.
Reaksi tersebut kadang muncul sebagai perilaku agresif, termasuk memukul atau menggigit.
Baca juga: Rekomendasi 10 Permainan Edukatif Anak Usia 3 Tahun yang Menyenangkan
5. Kurangnya Kesempatan Menyalurkan Energi
Anak balita memiliki energi yang melimpah dan rasa ingin tahu yang tinggi.
Jika tidak ada ruang atau kegiatan untuk menyalurkan energi ini, mereka bisa menyalurkannya melalui pukulan.
Memberikan aktivitas fisik yang cukup dapat membantu mengurangi perilaku agresif.
Selain alasan-alasan di atas, anak juga bisa memukul untuk membela diri. Misalnya ketika ia digigit atau dipukul anak lain, reaksi memukul muncul sebagai bentuk pertahanan diri.
Cek artikel dan berita kesehatan lain di
(TribunHealth)
Dapatkan The Danish Way Of Parenting - Jessica Joelle Alexander Inspirasi Kado di sini
Selama lebih dari 40 tahun Denmark selalu terpilih menjadi negara paling bahagia sedunia, menurut World Happiness Record oleh PBB. Tak terhitung banyaknya artikel dan kajian yang berusaha memecahkan misteri ini.
Setelah riset bertahun-tahun, ternyata jawabannya sangat sederhana. Ini karena gaya pengasuhan mereka.
Filosofi orang Denmark dalam membesarkan anak terbukti memberikan hasil yang cukup efektif: anak-anak yang tangguh, emosi terkendali, dan bahagia. Warisan inilah yang membuat Denmark selalu menempati urutan pertama indeks kebahagiaan seluruh dunia.
Temukan rahasia nyata kesuksesan orang Denmark dalam membesarkan anak-anaknya, dalam buku ini. Namun ingatlah, menerapkan metode ini memerlukan latihan, kesabaran, penyelesaian, dan kesadaran, tetapi hasilnya sepadan karena tujuan kita sebagai orang tua adalah membesarkan anak-anak yang bahagia. Maka, kesuksesan akan menghampirinya pada masa depan kelak.
Dapatkan The Danish Way Of Parenting - Jessica Joelle Alexander Inspirasi Kado di sini