TRIBUNHEALTH.COM - Olahraga lari tengah digandrungi masyarakat belakangan ini.
Namun benarkah rutin berlari bisa memperkuat imun?
Bagaimana bisa?
TribunHealth.com pernah menanyakan hal ini pada dr. Mustopa, Sp.PD, AIFO-K, FINASIM.
dr. Mustopa merupakan seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam, yang berpraktik di RS Nirmala Suri Sukoharjo.
Baca juga: 6 Fakta Rendaman Air Biji Chia, Bagus untuk Pencernaan hingga Kontrol Gula Darah
Jawaban dokter
Berikut ini jawaban dr. Mustopa dalam kutipan langsung:
“Silakan.
Nah, baik. Jadi lari itu memang secara umum banyak ya pelari atau olahragawan lah gitu… sistem imunnya pasti akan meningkat bagus.
Tandanya apa? Dia jarang sakit.
Jadi kalau kita sering olahraga biasanya kita jarang sakit lah. Itu kenapa?
Karena imun kita ini menjadi kuat ya. Karena khususnya pada saat berlari, itu kan otomatis aliran darah, sirkulasi darah itu akan lancar ya Mbak.
Dia lancar terus meningkat. Baik.
Nah, akhirnya sel-sel imun dalam tubuh kita, contohnya seperti neutrofil, limfosit, ya.. itu sel-sel yang memang berhubungan dengan sel imun, sehingga dia akan lebih cepat bergerak ke lokasi infeksi dalam tubuh kita.
Jadi misal tubuh kita ada infeksi atau kuman yang masuk, ketika kita sudah rajin lari olahraga, sirkulasi darah tadi lancar, akhirnya sel imun kita langsung melindungi dari lokasi infeksi atauupun yang masuk ke dalam tubuh kita.
Nah, selain itu lari juga berhubungan dengan menurunkan kadar kortisol kronis.
Nah, kalau kortisol ini bisa ee melemahkan sistem imun, sehingga kalau kalau dengan kondisi kita lari, pada kortisol kronis dapat melemaskan sistem imun tadi.
Jadi kalau kortisolnya terlalu tinggi, dengan lari otomatis bisa turun.
Nah, akhirnya sistem imun kita bisa baik.
Nah, selain itu dengan kita lari itu juga tadi yang saya bilang di awal bisa memperbaiki kualitas tidur.
Selain itu juga mengurangi inflamasi atau peradangan dari sistemik ya.
Cuma perlu diingat lagi, kalau kita larinya berlebihan, Mbak, berlebihan, terlalu intens, tiap hari enggak ada istirahatnya, justru itu malah bisa menurunkan kekebalan dari tubuh kita atau sistem imun.
Jadi bisa menurunkan istilahnya kekebalan imun sementara, ataupun imunosupresan post exercise, jadi lari yang cukup baik teratur, tidak berlebihan, imun bisa bagus.
Tapi kalau berlebihan pun juga tidak bagus gitu, Mbak.”
Profil dr. Mustopa
dr. Mustopa merupakan dokter spesialis penyakit dalam.
Mustopa lahir di Surakarta, 7 Januari 1988.
Saat ini, ia sedang menjalankan praktek di dua rumah sakit (RS).
Di antaranya yaitu:
- RS Nirmala Suri Sukoharjo
- RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Sebelum berprofesi sebagai seorang dokter, dirinya sempat mengenyam berbagai jenjang pendidikan.
Berikut riwayat pendidikan yang telah ditempuh:
- SD 2 Al-Islam Jamsaren Surakarta
- SMP Negeri 4 Surakarta
- SMA Negeri 1 Surakarta
- S1 dokter di Fakultas Kedokteran UNS
- S2 pendidikan Dokter spesialis penyakit dalam di fakultas kedokteran UNS
Sebagai seorang dokter spesialis, ia telah menyelesaikan dua karya ilmiah yang telah dipublikasikan.
Di antaranya seperti:
- Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Dibanding Metilprednisolon Terhadap Kadar Antibodi Dsdna Mencit Model Nefritis Lupus dengan Induksi Pristan
- Efek Antifungi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Syzygium Aromaticum L.) terhadap Pertumbuhan Trichophyton Mentagrophytes secara In Fitro.
Simak penjelasan lengkap dr. Mustopa dalam Healthy Talk “Jangan Cuma Flexing Strava! Kenali Tips Aman Lari” lewat tayangan berikut.
(TribunHealth.com)