Breaking News:

3 Kebiasaan yang Merusak Otak dalam Jangka Panjang, Sebabkan Penurunan Kemampuan Kognitif

Kebiasaan begadang, kebanyakan duduk, hingga stres kronis bisa berdampak buruk pada otak dalam jangka panjang

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
freepik.com
ilustrasi gangguan tidur atau insomnia dapat merusak otak dalam jangka panjang 

TRIBUNHEALTH.COM - Kesehatan otak menjadi salah satu aspek penting dalam menunjang kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Pasalnya otak memiliki peran dalam ‘memberikan perintah’ agar semua organ tubuh bekerja.

Tanpa perintah dari otak, fungsi organ tertentu bisa terganggu.

Yang tidak disadari, beberapa kebiasaan ternyata sangat membahayakan otak.

Hal ini kerap terlewat karena dampaknya tidak terasa instan, namun dalam jangka panjang.

Misalnya kebiasaan begadang, kebanyakan duduk, hingga stres kronis.

Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini penjelasannya.

1. Sering begadang dan tidak cukup tidur

ilustrasi seseorang yang begadang
ilustrasi seseorang yang begadang (freepik.com)

Tidur sangat penting untuk kesehatan otak.

Mendapatkan tidur malam yang baik penting bagi tubuh dan pikiran untuk memperbaiki, memulihkan, dan mengisi ulang tenaga. 

2 dari 4 halaman

Tidur memengaruhi kesehatan fisik, fungsi otak, kesejahteraan emosional, dan energi. 

Kurang tidur kronis mengganggu kemampuan otak untuk memperbaiki dirinya sendiri dan keterampilan kognitif penting seperti memori, penalaran, dan pemecahan masalah. 

Tidur kurang dari tujuh jam per malam dapat menyebabkan efek jangka panjang pada otak

Kebiasaan sederhana seperti menghindari screen time atau bermain gadget setidaknya dua jam sebelum tidur, berhenti mengonsumsi kafein sekitar empat hingga enam jam sebelum tidur, dan mempertahankan rutinitas tidur yang sehat dapat membantu mengatasi kurang tidur.

Baca juga: Mitos atau Fakta Sering Begadang Bikin Susah Gemuk? Ahli Gizi Menjawab

2. Kebanyakan duduk

Duduk selama berjam-jam ternyata juga dapat merusak otak.

Gaya hidup yang tidak banyak bergerak, khususnya duduk dalam waktu lama, semakin umum terjadi, padahal memiliki efek merusak. 

Kebanyakan orang memiliki pekerjaan yang mengharuskan duduk selama delapan hingga 10 jam. 

Kebiasaan ini mengurangi aliran darah ke otak, sehingga otak kekurangan oksigen dan nutrisi. 

Seiring waktu, hal itu dapat berkontribusi pada pengurangan volume otak, khususnya di area yang terkait dengan memori dan penalaran. 

3 dari 4 halaman

Perilaku tidak banyak bergerak juga meningkatkan penanda peradangan, yang merusak jaringan saraf. 

Hal itu dapat menyebabkan demensia dan penurunan kognitif. 

Untuk mencegahnya, beristirahatlah sejenak setiap 20 hingga 30 menit, dan berjalanlah selama dua atau tiga menit. 

Ini dapat membantu Anda mengurangi efek negatif dari duduk dalam waktu lama.

3. Kebanyakan stres

Ilustrasi anak yang mengalami stres, berikut kenali penyebabnya
Ilustrasi anak yang mengalami stres, berikut kenali penyebabnya (freepik.com)

Stres kronis dapat berdampak buruk pada tubuh.

Stres membanjiri otak dengan kortisol, yang lama-kelamaan membunuh neuron di hipokampus dan amigdala, area yang bertanggung jawab untuk memori dan pengaturan emosi. 

Stres kronis mengubah susunan saraf otak dan mengecilkan kapasitasnya untuk beradaptasi. 

Hal ini dapat menyebabkan kondisi yang tidak dapat disembuhkan seperti gangguan depresi mayor atau gangguan kecemasan umum. 

Oleh karena itu setiap orang harus mencoba mengatasi stresm mereka.

4 dari 4 halaman

Hal-hal sederhana seperti melatih kesadaran, olahraga, dan terapi dapat menurunkan kadar kortisol.

(TribunHealth.com)

Selanjutnya
Tags:
otakTidurStresinsomnia Tyara Renata
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved