TRIBUNHEALTH.COM - Baby walker merupakan alat yang biasa familiar bagi orang tua.
Baby walker dianggap sebagai salah satu cara untuk melatih anak agar cepat berjalan.
Kendati demikian, alat ini justru memunculkan pro dan kontra.
Banyak dokter dan lembaga kesehatan yang justru tidak merekomendasikan alat ini.
Bahkan, baby walker resmi dilarang di sejumlah negara.
Melansir Kompas.com, berikut ini alasan baby walker tidak direkomendasikan.

1. Justru menunda kemampuan berjalan
Dikutip dari Harvard Health Publishing, penggunaan baby walker pada anak yang sedang belajar berjalan justru akan menunda kemampuan berjalan yang sesungguhnya.
Hal ini terjadi karena proses belajar berjalan sebenarnya melibatkan kemampuan berdiri, menjaga keseimbangan, dan melangkah.
Semua keterampilan tersebut justru tidak bisa dilatih saat bayi berada dalam baby walker.
Tubuh bayi tidak benar-benar belajar menyeimbangkan diri karena mendapat dukungan dari material padat di sekelilingnya.
Baca juga: 3 Cara Memasak Brokoli untuk MPASI Sesuai Usia Bayi, Mulai dengan Ditumbuk atau Dipotong Kecil
2. Risiko Cedera Serius
Berdasarkan jurnal Pediatrics, antara 1990-2014, di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 230.000 anak di bawah usia 15 bulan, dirawat di UGD akibat mengalami luka yang penyebabnya terkait dengan alat tersebut.
Kecelakaan paling umum terjadi saat baby walker tergelincir di tangga, menyebabkan cedera kepala dan leher yang serius.
Risiko lain termasuk tenggelam jika bayi bergerak ke area air tanpa pengawasan.

3. Akses ke Benda Berbahaya
Dilansir dari Kids Health, dengan berada di walker anak akan berdiri dan membuat posisinya lebih tinggi daripada saat ia di luar walker.
Posisi ini memungkinkan bayi menjangkau benda berbahaya seperti air panas atau pisau di meja yang biasanya berada di luar jangkauan mereka.
Baca juga: Anak Satu Tahun Harusnya Sudah Bisa Apa Saja? Simak Milestone Perkembangan Anak
4. Larangan di Beberapa Negara
Kanada adalah negara yang secara resmi melarang penggunaan baby walker karena dinilai membahayakan keselamatan anak.
Sementara itu, banyak negara lain juga mengeluarkan peringatan serius terhadap penggunaan alat ini.

5. Tak Direkomendasikan IDAI
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tidak merekomendasikan penggunaan baby walker.
Dalam arsip berita Kompas.com tahun 2024, Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Aisya Fikritama menyarankan orang tua untuk mencari alternatif lain.
“Jadi alternatifnya yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan alat berlatih jalan lainnya, seperti push walker atau aktifitas yang mendorong bayi untuk merangkak,” ucapnya.
Dapatkan mug dari DADAWARD untuk training minum pakai sedotan

Produk dari Dadaward ini juga cocok untuk anak yang belajar minum dengan sedotan.
Bedanya, produk ini lebih mirip mug atau cangkir.
Ketika tutup cangkir ditekan, air akan keluar sehingga mempermudah anak dalam belajar menggunakan sedotan.
Mug Dadaward juga memiliki pegangan di kedua sisinya agar lebih mudah digenggam oleh anak.
Dapatkan dengan harga menarik di Shopee lewat official store DADAWARD di link berikut ini.
(TribunHealth.com)