TRIBUNHEALTH.COM - Ternyata di sekitar kita banyak yang mengalami anemia.
Randahnya sel darah merah atau kadar hemoglobin di dalam tubuh menyebabkan anemia.
Anemia bisa terjadi karena berbagai faktor seperti kurangnya zat besi, mineral dan vitamin.
Rupanya remaja tergolong kelompok yang rentan mengalami anemia.
Gejala anemia pada remaja apakah sama seperti orang dewasa?
Dokter umum, dr. Maria Dorothea Irene menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Tribunhealth.com mengenai gejala anemia pada remaja dan orang dewasa.

Baca juga: Ternyata 10 Sayuran Ini Bisa Mengatasi Sembelit dengan Cepat! Apa Saja?
Pentingnya mengetahui gejala dari anemia.
dr. Irene menuturkan jika gejala anemia pada remaja dan dewasa sama.
Gejala tersebut meliputi lesu, lunglai dan letih.
"Sama. Sebenarnya sama, lesu, lunglai, letih itu muncul di remaja maupun di dewasa," kata dr. Irene.
Lanjut, kata dr. Irene, hanya saja pada remaja dikarenakan kompensasi tubuh tidak sebagus dewasa, maka akan lebih mudah pusing dan lelah.
"Cuma kalau di remaja, mungkin kompensasi tubuhnya tidak sebagus dewasa, jadi lebih gampang pusing dan lebih gampang lelah."
Baca juga: 9 Minuman yang Wajib Dicoba untuk Kembali Langsing Setelah Melahirkan
Mengenal Anemia pada Remaja, Penyakit Tersembunyi yang Mengganggu Aktivitas Sehari-hari
Masih banyak masyarakat awam yang belum memahami tentang anemia pada remaja.
dr. Irene menuturkan bahwa anemia pada remaja masih banyak terjadi.
Ia menambahkan, berdasarkan data Riskesdes tahun 2013, sekitar 18 persen remaja mengalami anemia.
"Anemia pada remaja memang masih banyak terjadi ya," tutur dr. Irene.
"Berdasarkan data Riskesdes tahun 2013, itu sekitar 18 persen remaja masih terkena anemia."
Kata dr. Irene, usia 15 sampai 24 tahun, kira-kira 2 dari 5 remaja mengalami anemia.

Baca juga: 8 Kacang Pilihan yang Menjadi Teman Sehat Ibu Hamil
"Jadi, untuk umur 15 sampai 24 tahun, kira-kira 1 dari 5 anak remaja itu terkena anemia," sambungnya.
dr. Irene menjelaskan defisini dari anemia yakni kondisi tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin.
Anemia terjadi bisa karena kurangnya sel darah merah atau kurangnya hemoglobin.
"Kalau definisinya sendiri, anemia merupakan suatu kondisi di mana tubuh itu kekurangan sel darah merah atau hemoglobin."
"Jadi bisa juga karena sel darah merahnya kurang atau hemoglobinnya kurang," tuturnya.
Lanjut, kata dr. Irene fungsi dari hemoglobin yakni sebagai pengangkut oksigen.
Ketika hemoglobin kurang, artinya kurir oksigen di dalam tubuh juga akan kurang.
Baca juga: Bidan May, Trimester ke Berapa Ibu Hamil Boleh Melakukan Prenatal Yoga?
Maka dari itu, kapasitas pengangkutan oksigen di dalam tubuh akan terhambat.
"Nah, hemoglobin ini fungsinya adalah sebagai pengangkut oksigen."
"Ketika kondisi hemoglobinnya kurang, berarti kurir oksigen di dalam tubuh ini kurang ya kan. Artinya, kapasitas pengangkutan oksigen di dalam tubuh ini juga terhambat," tuturnya.
Dokter umum, dr. Irene menegaskan, anemia bisa menjadi salah satu indikator gizi buruk dan masalah kesehatan lain.
Kondisi inti penting diperhatikan bagi anak atau remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan.
"Kemudian, anemia ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator gizi buruk dan masalah kesehatan lainnya. Dan ini penting untuk anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan." pungkasnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com, bersama dengan dr. Maria Dorothea Irene. Seorang dokter umum RS Brayat Minulya, Surakarta.
Cek berita dan artikel kesehatan lainnya di
(TribunHealth.com)