TRIBUNHEALTH.COM - Kanker paru-paru merupakan salah satu penyakit mematikan yang terkadang tidak terdeteksi hingga mencapai tahap lanjut.
Faktor resiko utama seseorang dapat terkena kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok, baik perokok aktif maupun pasif.
Penyakit ini terjadi akibat pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dan bersifat ganas pada jaringan paru-paru.
Karena tingkat kematian akibat kanker paru-paru cukup tinggi, pencegahan menjadi langkah yang penting salah satunya yaitu dengan tidak merokok.
Baca juga: Mortalitas atau Tingkat Kematian Akibat Kanker Paru Menduduki Nomor Pertama Dibandingkan Kanker Lain

Pertanyaan :
"Dokter, apa saja gejala seseorang terkena kanker paru-paru?"
Silvia, Sukabumi
dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P, menjawab :
"Untuk gejalanya beragam, malah terkadang pasien tersebut tidak mengetahui jika telah terkena kanker"
"Gejala yang paling muncul terkadang tidak terlalu jelas seperti batuk."
Batuk disini awalnya hanya seperti batuk biasa tetapi terjadi sangat lama dan tidak sembuh-sembuh.
Terkadang disertai dengan batuk darah yang muncul hanya bercak-bercak juga bisa salah satu gejala kanker paru.
Baca juga: Pengobatan Kanker Paru Sudah Cukup Maju, Begini Angka Harapan Hidup Penderita Kanker Paru
"Penurunan berat badan juga bisa"
Penurunan berat badan biasanya terjadi secara perlahan namun konsisten, misalnya dalam bulan pertama turun 2 kg lalu di bulan berikutnya turun lagi 2 kg, jika pola ini terus berlanjut dalam setahun berat badan bisa berkurang hingga puluhan kilogram.
"Gejala yang lain juga bisa seperti nyeri kepala, nyeri dada, nafsu makan berkurang, atau disertai dengan diare itu bisa"
dr. Brigita Devi Aninda juga menambahkan bahwa gejala kanker paru dapat disertai dengan suara serak, yang umumnya khas pada perokok.
Jika orang tersebut batuk terlalu lama, batuk darah, dan suara serak kemungkinan bisa terjadi kanker paru karena sudah terkena pita suaranya.
Profil dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P
dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P merupakan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan.
dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P lahir di Surakarta, 23 November 1989.
Sejak lahir hingga saat ini rupanya dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P berdomisili di Surakarta.
Bahkan dia menempuh pendidikan hingga menjadi seorang dokter spesialis di Surakarta.
Adapun latar belakang pendidikan dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P ialah sebagai berikut:
- SMP Negeri 4 Surakarta (2002-2005)
- SMA Negeri 3 Surakarta program Akselerasi (2005-2007)
- Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta (2007-2012)
- Pendidikan spesialis program studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta (2017-2021)
Rupanya dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P tidak hanya bekerja di satu rumah sakit saja, ia menjadi Dokter Spesialis Paru di RS UNS, RS Triharsi, dan RS Slamet Riyadi.
Selain bekerja di beberapa rumah sakit, ia juga menjadi dosen di program studi pendidikan dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi di UNS.
Terdapat beberapa organisasi yang dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P ikuti, yaitu:
- Sie Ilmiah perhimpunan dokter paru cabang Surakarta
- Anggota pokja intervensi dan gawat napas-perhimpunan paru Indonesia
- Anggota Ikatan Dokter Indonesia cabang Surakarta
Tidak hanya aktif berorganisasi, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P juga aktif dalam berbagai pelatihan kursus.
Pelatihan pertama yang ia ikuti pada tahun 2016 adalah Pertemuan Ilmiah Respirasi Surabaya "Achieving excellence in respiratory disease management."
Kemudian pelatihan terakhir yang diikuti pada tahun 2019 adalah Pelatihan Rehabilitasi Paru "Auxilium Vitae Volterra Spa Center of Weaning and Repiratory Rehabilitation" di Italia.
(Tribunhealth.com)