TRIBUNHEALTH.COM - Sering kali seorang ibu mengungkapkan kekecewaan atau kemarahannya pada anak ketika mereka melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pasalnya, emosi memang sering menjadi cara untuk memberikan teguran pada anak, padahal kesalahan yang mereka lakukan sebenarnya tidak besar.
Mengedepankan emosi (marah-marah) untuk menegur anak adalah cara menegur yang kurang tepat, karena bisa berdampak buruk pada anak.
Membahas mengenai emosi seorang ibu, terdapat pertanyaan yang diajukan pada Psikolog.
Baca juga: Apakah Stres pada Anak yang Tidak Diatasi Akan Muncul Efek Berkelanjutan Saat Dewasa?

Pertanyaan:
Bu, seorang ibu yang marah-marah terus pada anaknya, apakah ibu tersebut harus mendapatkan pertolongan dari psikolog?
Kiki, Sleman.
Psikolog Indra Kusumawati, S.Psi., M.Psi menjawab:
Betul, sangat diperlukan bantuan dari psikolog untuk mengatasi amarah pada ibu tersebut.
Seorang ibu yang suka marah-marah kepada anaknya bisa jadi masih memiliki luka di masa lalunya.
Tak hanya itu, kadang-kadang orang dengan keterbatasan ekonomi, yang merangkap semua pekerjaan baik pekerjaan di luar rumah dan di rumah, mungkin ayahnya peran sangat sedikit untuk itu, yang akhirnya membuat ibu kewalahan.
Baca juga: Adakah Tanda-tanda Lain Anak Mengalami Stres Selain Mereka Jadi Pendiam?
Ini membuat tingkat stres ibu menjadi bertambah, dari luka masa lalunya belum sembuh ditambah dengan rumah tangga.
Jadi ibu itu tidak ada rasa nyaman atas kehidupannya.
Lambat laun seorang ibu akan merasa terganggu saat beraktivitas dan ini sangat dibutuhkan pertolongan.
Saat stres mengganggu kehidupan sehari-hari, tolong untuk berkonsultasi dengan profesional.
Baca juga: Apakah Anak yang Suka Marah-marah Bisa Dikategorikan Sedang Stres? Psikolog Indra Menjawab
Akan tetapi jika hal tersebut belum mengganggu tapi sudah disadari, dan juga bisa berdamai dengan diri sendiri, boleh untuk bercerita dengan teman.
Mungkin pertolongan pertama adalah diary (buku harian).
Jika tidak mampu bercerita pada siapa pun, karena tidak percaya, diary adalah salah satu kunci untuk mencurahkan rasa yang dialami.
Emosi yang ada harus diluapkan, sehingga tidak akan diluapkan ke anak-anaknya.

Profil Psikolog Indra Kusumawati, S.Psi., M.Psi
Indra Kusumawati, S.Psi., M.Psi merupakan seorang psikolog yang menjadi narasumber Tribun Health.
Indra Kusumawati menempuh pendidikan S1 Psikologi di Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada tahun 2015 hingga tahun 2019.
Ia melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, S2 Psikologi Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada tahun 2019 hingga tahun 2023.
Psikolog Indra Kusumawati memiliki sederet pengalaman kerja seperti berikut.
Baca juga: Profil Indra Kusumawati, S.Psi., M.Psi, Psikolog, Psikolog yang Himbau Orangtua Dekat dengan Anak
- 2017 : Biro Konseling dan Pemeriksaan Psikologi
- 2018 : Griya PMI Solo
- 2019 : SMP Muhammadiyah Merauke
- 2020 : SD Cendrawasih Merauke
- 2020 : TK Az-Zahra Parakan
- 2020 : Stikes Ngestiwaluyo Parakan
- 2020 : SMK Negeri Njumo
Untuk konseling dengan Psikolog Indra Kusumawati, Anda bisa mengunjungi Instagramnya @sukmabeebs.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Tribunhealth.com)
Baca juga: 6 Cara Cegah Stunting pada Anak, Kekurangan Gizi Kronis yang Dikhawatirkan Orang Tua