TRIBUNHEALTH.COM - Saat kehamilan sedang berlangsung, ibu hamil sering merasakan berbagai perubahan pada dirinya.
Salah satu perubahan yang kerap terjadi saat kehamilan sedang berlangsung adalah perubahan tekanan darah.
Beberapa ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi meskipun sebelum kehamilan ia tidak mengalami tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi saat kehamilan adalah suatu masalah yang harus diwaspadai oleh ibu hamil, karena bisa berpengaruh pada ibu dan janin.
Baca juga: Mengenal Hipertensi Gestasional yang Terjadi pada Ibu Hamil, Berikut Faktor Risikonya

Ibu hamil dikatakan mengalami tekanan darah tinggi jika angka tekanan darah melebihi batas normal.
Tekanan darah normal pada ibu hamol adalah 120/80 mmHg, dan dikatakan hipertensi jika angka tekanan darahnya mencapai 140/90 mmHg.
Lantas, apa saja penyebab terjadinya tekanan darah tinggi pada ibu hamil ini?
Dilansir dari YouTube Tribun Heath, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dari RS Nirmala Suri, dr. Bambang Ekowiyono, Sp. OG menjelaskan tentang penyebab terjadinya hipertensi pada ibu hamil.
Baca juga: 3 Jenis Hipertensi yang Terjadi pada Masa Kehamilan, Ibu Hamil Harus Waspada
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi pada ibu hamil, berikut penyebabnya.
1. Pertumbuhan plasenta yang kurang bagus
dr. Bambang menjelaskan, seorang ibu hamil bisa mengalami peningkatan tekanan darah saat kehamilan bisa disebabkan karena proses pertumbuhan plasenta yang kurang bagus.
Ini menyebabkan pembuluh darah arteri menjadi kecil-kecil.
"Seorang ibu hamil yang cenderung manifestasi preeklamsia, biasanya proses plasentanya kurang bagus dan pembuluh darah cenderung kecil-kecil," terang dr. Bambang.
Preeklamsia adalah suatu komplikasi kehamilan yang umum terjadi.
Tanda-tanda awal yang sering ditemui pada kasus ini meliputi peningkatan tekanan darah dan kadar protein berlebihan dalam urine.

Kondisi ini mulai muncul ketika usia kehamilan mencapai 20 minggu.
Menurut dr. Bambang, preeklamsia ini dibagi menjadi dua, yaitu early onset yang terjadi sebelum usia kehamilan 34 minggu dan preeklamsia late onset yang terjadi saat usia kehamilan 34 minggu atau lebih.
"Pada kasus ibu hamil yang cenderung memiliki tensi tinggi dan preeklamsia, itu gangguannya adalah pada proses pembentukan plasenta," jelas dr. Bambang.
"Sejak awal memang plasentanya memang kurang bagus."
"Kondisi plasenta yang tidak bagus memang akan memengaruhi pertumbuhan pembuluh darah pada arteri spinalis menjadi kecil-kecil."
"Ibu hamil yang mengalami preeklamsia early onset cenderung memiliki risiko lebih berat dibandingkan yang mengalami preeklamsia late onset," lanjut dr. Bambang.
Baca juga: Kontrol Kehamilan Secara Rutin Bisa Cegah Kelahiran Prematur, Dokter Obstetri & Ginekologi Jelaskan
2. Adanya penyakit metabolik
Faktor kedua penyebab ibu hamil mengalami hipertensi selama kehamilan karena adanya manifestasi penyakit metabolik.
Ibu hamil dengan riwayat diabetes melitus, hipertensi, atau penyakit ginjal, memiliki risiko lebih tinggi mengalami kenaikan tekanan darah saat kehamilan berlangsung.
Untuk mencegah dampak buruk yang terjadi, ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin guna memantau tekanan darahnya saat kehamilan berlangsung.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dari RS Nirmala Suri, dr. Bambang Ekowiyono, Sp. OG dalam tayangan YouTube Tribun Heath.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(Tribunhealth.com)
Baca juga: Manfaat Makan Pisang untuk Ibu Hamil, Salah Satunya Dapat Meredakan Mual dan Muntah