TRIBUNHEALTH.COM - Pernahkah Anda mendengar tentang smegma? Smegma adalah campuran minyak alami, sel kulit mati, dan kelembapan yang terbentuk di area kelamin.
Pada wanita, smegma biasanya muncul di lipatan kulit sekitar klitoris atau vulva, sementara pada pria, berada di bawah kulup penis.
Smegma sebenarnya berfungsi sebagai pelumas alami untuk menjaga kelembapan area kelamin.
Namun, jika tidak dibersihkan dengan baik, smegma dapat menumpuk, menimbulkan bau tidak sedap, hingga menyebabkan infeksi.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan area kelamin sangat penting untuk mencegah penumpukan smegma.
Baca juga: Dok, Kalau Sudah Mengalami keputihan, Konsultasi ke Dokter Apa?

Pertanyaan:
Dok, berapa kali sih setiap wanita harus membersihkan area kewanitaan untuk mencegah penumpukan smegma?
Olla, Tulungagung
dr. Putri Oktriana Rachman, Sp.DVE., menjawab:
"Yang pasti setiap hari ya, saat mandi pagi dan sore wajib dibersihkan. Setelah buang air kecil juga perlu membasuhnya."
"Tidak ada patokan pasti berapa kali dalam sehari, karena kebiasaan dan pola urinasi tiap individu berbeda. Yang penting, saat buang air besar, membasuhnya harus dari depan ke belakang agar tidak terkontaminasi bakteri dari feses."
Dokter Putri juga menekankan pentingnya mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan area kewanitaan.
Baca juga: Dokter, Adakah Fase Setiap Wanita Mengalami Keputihan Abnormal?
"Wanita bisa menggunakan cleanser khusus area genital, maksimal dua kali sehari, terutama saat mandi. Saat buang air kecil di tengah hari, cukup membasuh dengan air. Pilih cleanser yang lembut dengan pH 3,8–4,5."
Perlu diingat bahwa cleanser hanya digunakan pada bagian luar dan lipatan kulit tempat smegma menumpuk, tanpa memasukkannya ke dalam vagina.
Profil dr. Putri Oktriana Rachman, Sp.DVE.

Putri Oktriana Rachman merupakan seorang dokter spesialis dermatologi, venereologi dan estetika, yang dulunya dikenal dengan dokter spesialis kulit dan kelamin.
Ia lahir di Jakarta, 23 Oktober 1986.
Saat ini dr. Putri tinggal di daerah Palur Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah.
dr. Putri menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Yasporbi II Jakarta.
Ia melanjutkan sekolah menegah pertama di SMPN 182 Jakarta dan sekolah menegah atas di SMAN 3 Jakarta.
dr. Putri merupakan lulusan S1 Fakultas Kedokteran di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, pada tahun 2004 hingga 2008.
Kemudian ia melanjutkan pendidikannya, yakni pendidikan profesi dokter di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, pada tahun 2008 hingga 2011.
Tak berhenti di situ saja, dr. Putri menyelesaikan pendidikannya dan mengambil pendidikan profesi dokte spesialis dermatovenereologi di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, pada tahun 2018 hingga 2022.
(Tribunhealth.com/Salwa Athiyya)