TRIBUNHEALTH.COM - Karbohidrat merupakan zat mikro yang penting karena berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh, yang menjadi bahan bakar untuk berbagai aktivitas harian hingga fungsi otak.
Karbohidrat dibagi menjadi dua jenis, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks.
Meskipun semuanya termasuk dalam kategori makronutrien, tapi tidak semua karbohidrat sama.
Karbohidrat sederhana adalah karbohidrat yang ditemukan dalam makanan seperti kue, bolu, permen, dan minuman manis, yang cepat dicerna dan menyebabkan lonjakan gula darah.
Baca juga: 5 Karbohidrat yang Harus Dikonsumsi Penderita Diabetes untuk Mengatasi Resistensi Insulin

Sedangkan karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang ditemukan dalam buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan.
Karbohidrat kompleks dicerna lebih lambat, sehingga menghasilkan energi yang stabil.
Anda lebih disarankan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks karena lebih baik untuk tubuh daripada karbohidrat sederhana.
Tidak mengonsumsi cukup karbohidrat dapat menyebabkan energi rendah, kebingungan, dan suasana hati yang buruk.
Namun, mengonsumsi karbohidrat berlebihan dapat menimbulkan dampak yang tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Baca juga: Makan Tahu Bantu Penderita Diabetes Mengelola Gula Darah hingga Tingkatkan Kesehatan Jantung
Tanda Peringatan Anda Terlalu Banyak Konsumsi Karbohidrat
Jika Anda tidak terlalu aktif dan mengonsumsi karbohidrat harian lebih dari yang disarankan, Anda mungkin mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat.
Dikutip dari Eat This, Not That, berikut ini beberapa tanda peringatan Anda terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat.
1. Penambahan berat badan

Mengonsums terlalu banyak karbohidrat sederhana seperti pizza, keripik, dan makanan manis, dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Karbohidrat olahan ini sering kali mudah dikonsumsi secara berlebihan dan tidak mengandung nutrisi penting.
Satu penelitian menemukan bahwa peningkatkan asupan pati atau gula tambahan setiap hari hanya sebesar 100 gram dikaitkan dengan kenaikan berat badan sebesar 2 hingga 3,3 pon selama empat tahun.
Di sisi lain, penelitian yang sama juga menunjukkan bahwa peserta yang meningkatkan asupan biji-bijian utuh, buah-buahan, dan sayuran mengalami penurunan berat badan.
Hal ini menunjukkan pentingnya memprioritaskan karbohidrat kompleks yang kaya serat untuk mendukung berat badan yang sehat.
2. Gula darah tinggi

Karbohidrat olahan dapat menyebabkan gula darah Anda melonjak.
Saat Anda mengonsumsi karbohidrat, tubuh Anda memecahnya menjadi glukosa, gula yang masuk ke aliran darah.
Glukosa sangat penting untuk memberi bahan bakar pada tubuh, tetapi mengonsumsi telalu banyak dan bukan jenis yang tepat dapat menyebabkan lonjakan konstan.
Hal ini dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi, trigliserida, dan kondisi kesehatan kronis seperti diabetes tipe 2.
Untuk mendukung keseimbangan kadar gula darah, batasi makanan manis dan pilih karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh dan buah-buahan.
Baca juga: 5 Cara Mengelola Lonjakan Gula Darah Setelah Makan
3. Kembung dan sembelit

Mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat olahan, seperti roti putih dan camilan manis, dapat menyingkirkan makanan kaya serat yang mendukung pencernaan sehat.
Makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan, sangat penting untuk menjaga pencernaan tetap lancar.
Serat tidak hanya mencegah sembelit, tetapi juga meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang sehat dan membantu makanan bergerak lebih mudah melalui saluran pencernaan, sehingga mencegah kembung.
Jika pola makan Anda banyak mengandung karbohidrat olahan, cobalah untuk menggantinya dengan pilihan yang kaya serat.
4. Merasa selalu lapar

Merasa selalu lapar meski habis makan dapat menjadi tanda bahwa Anda mengonsumsi karbohidrat olahan terlalu banyak.
Karbohidrat olahan tidak mengandung serat dan air yang dapat meningkatkan rasa kenyang.
Agar merasa kenyang lebih lama, pilihlah makanan yang kaya serat dan banyak air seperti buah-buahan (seperti melon, beri, apel) dan sayur-sayuran (seperti sayur berdaun hijau, mentimun, dan seledri).
Baca juga: 9 Manfaat Minum Teh Rosemary di Pagi Hari, Bantu Kelola Gula Darah hingga Tingkatkan Fungsi Otak
5. Energi rendah atau merasa lemas

Jika piring Anda sebagian besar berisi karbohidrat olahan, Anda mungkin kehilangan nutrisi penting yang meningkatkan energi.
Makanan kaya protein, nutrisi seperti zat besi yang sering ditemukan dalam daging sapi, makanan laut, kacang lentil, dan kacang-kacangan, dapat membantu mengangkut oksigen ke seluruh tubuh dan mendukung tingkat energi.
Makan terlalu banyak karbohidrat olahan dan tidak cukup makanan kaya protein dapat menyebabkan rasa lelah dan potensi kekurangan zat gizi mikro.
6. Kulit berjerawat

Kulit berjerawat tidak hanya disebabkan karena perawatan kulit yang salah dan tidak menjaga kebersihan.
Namun, pola makan yang salah atau mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat juga dapat menyebabkan kulit mudah berjerawat.
Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa makanan dengan indeks glikemik tinggi seperti camilan manis dan karbohidrat olahan, kemungkinan menjadi penyebab munculnya jerawat berulang.
Makanan ini dapat menyebabkan peradangan yang menyebabkan jerawat dan bahkan dapat memperburuknya.
Baca juga: 5 Cara Mengelola Gula Darah Usai Bangun Tidur di Pagi Hari
7. Gigi berlubang

Penelitian menunjukkan, mengonsumsi terlalu banyak gula (karbohidrat olahan) adalah penyebab utama gigi berlubang.
Para ahli menyarankan untuk membatasi asupan gula guna melindungi senyum Anda.
American Dental Association menjelaskan, saat Anda mengonsumsi makanan kaya karbohidrat, bakteri di mulut Anda akan memakannya dan menghasilkan asam, yang melemahkan email gigi.
Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada gigi Anda dan menyebabkan gigi berlubang seiring waktu.
8. Depresi

Penelitian baru menemukan hubungan antara asupan gula yang tinggi dan peningkatkan risiko depresi pada orang dewasa.
Hasil penelitian menunjukkan, mengonsumsi terlalu banyak gula dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.
Meskipun depresi harus selalu ditangani oleh seorang profesional, melakukan perubahan pola makan seperti mengurangi gula juga dapat membantu.
Penelitian lain menunjukkan, mengonsumsi makanan berwarna-warni dan padat nutrisi seperti buah-buahan dan sayur-sayuran dapat meningkatkan suasana hati.
Baca juga: 7 Alasan Penderita Diabetes Harus Mengonsumsi Buah Naga, Salah Satunya Dapat Menurunkan Gula Darah
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com)