Breaking News:

4 Dampak Buruk Resesi Gusi yang Tidak Dilakukan Pengobatan, Bisa Sebabkan Gigi Lepas

Resesi gusi ini menimbulkan beberapa gejala, seperti gusi berdarah saat menyikat gigi, gusi bengkak, hingga bau mulut yang tidak sedap.

Penulis: Irma Rahmasari | Editor: Melia Istighfaroh
kompas.com
ilustrasi seseorang yang mengalami resesi gusi, berikut dampaknya jika tidak diobati 

TRIBUNHEALTH.COM - Resesi gusi atau gusi turun merupakan kondisi ketika jaringan gusi yang melindungi akar gigi mengalami penyusutan atau penurunan. 

Akibatnya, akar gigi akan terlihat lebih jelas dan gigi akan terlihat lebih panjang. 

Resesi gusi ini menimbulkan beberapa gejala, seperti gusi berdarah saat menyikat gigi, gusi bengkak, bau mulut yang tidak sedap, nyeri pada garis gusi, dan akar gigi yang terlihat. 

Gusi turun umumnya terjadi pada orang dewasa di atas usia 40 tahun, namun tidak menutup kemungkinan kondisi ini terjadi pada remaja. 

Baca juga: 3 Penyebab Resesi Gusi atau Gusi Turun, Salah Satunya Sikat Gigi Terlalu Kencang

ilustrasi seseorang yang mengalami resesi gusi atau gusi turun
ilustrasi seseorang yang mengalami resesi gusi atau gusi turun (health.grid.id)

Kondisi ini jika dibiarkan begitu saja dapat berdampak buruk pada kesehatan gigi dan gusi. 

Dilansir dari YouTube Tribun Health, Dokter Gigi Spesialis Periodonsia dari Klinik Dental Inc, drg. Stephani Dwiyanti, Sp.Perio memberikan penjelasan tentang dampak buruk dari resesi gusi.

drg. Stephani menuturkan beberapa dampak buruk dari resesi gusi yang tidak dilakukan pengobatan.

Baca juga: 8 Keuntungan Makan Jambu Biji untuk Kesehatan Kulit, Salah Satunya Sebagai Anti Penuaan

1. Gigi terlihat panjang

ilustrasi gigi terlihat panjang karena resesi gusi
ilustrasi gigi terlihat panjang karena resesi gusi (orami.co.id)

Dampak pertama yang terlihat jelas dari resesi gusi yang tidak dilakukan pengobatan adalah gigi terlihat panjang. 

Gigi yang terlihat panjang ini diasosiasikan dengan gigi yang kelihatan tua. 

2 dari 4 halaman

"Makanya kalau kita lihat gigi orang tua itu memang giginya cenderung panjang."

"Karena memang seiring penuaan, ada penurunan gusi meskipun tidak terlalu banyak," terang drg. Stephani.

2. Gigi terasa ngilu

ilustrasi gigi ngilu karena resesi gigi
ilustrasi gigi ngilu karena resesi gigi (freepik.com)

Ketika permukaan akar gigi terekspos karena gusi turun, di permukaan akar ada yang namanya struktur dentin. 

Dentin ini ada ujung serabut saraf, sehingga ketika dentin terbuka, ketika kita makan, kita minum, akan menstimulasi ujung serabut saraf yang menyebabkan gigi menjadi lebih ngilu. 

Baca juga: 6 Makanan yang Bantu Melawan Gejala Flu, Salah Satunya Telur

3. Plak menempel di permukaan gusi

ilustrasi plak yang menempel di gigi
ilustrasi plak yang menempel di gigi (freepik.com)

Ketika gusi turun, otomatis plak juga bisa menempel di permukaan gusi. 

Banyak pasien yang memiliki kebiasaan menyikat gigi hanya di bagian permukaan mahkota saja. 

Sehingga ketika gusi turun, mereka kurang sadar ternyata permukaan akar juga harus di sikat.

Akibatnya plak di permukaan akar gigi jadi tidak tersikat, dan ujung-ujungnya bisa menyebabkan permukaan akar jadi berlubang. 

3 dari 4 halaman

4.  Gigi goyang dan bisa lepas sendiri

Ilustrasi gigi lepas karena resesi gusi
Ilustrasi gigi lepas karena resesi gusi (womentalk.com)

Salah satu penyebab resesi gusi adalah adanya penyakit periodontitis. 

Lama-kelamaan jika resisi gusi dibiarkan, gigi bisa menjadi goyang dan bisa lepas sendiri. 

"Mungkin harus berkonsultasi ke dokter gigi untuk mengetahui apakah resesi gusi ini di tahap yang masih bisa diterapi atau sudah di tahap yang sangat gawat," jelas drg. Stephani. 

Penjelasan tersebut disampaikan oleh Dokter Gigi Spesialis Periodonsia dari Klinik Dental Inc, drg. Stephani Dwiyanti, Sp.Perio dalam tayangan YouTube Tribun Health. 

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

Baca juga: Waktu Terbaik Gunakan Dental Floss, Dokter Gigi Imbau Gunakan di Waktu Ini

Berikut ini pasta gigi Sensodyne untuk perawatan gigi sensitif, klik di sini untuk mendapatkannya. 

Sensodyne Pasta Gigi Sensitif Essensial Care Whitening

Pasta Gigi Sensodyne Gentle Whitening memberikan perlindungan 24 jam dalam 7 hari dari rasa ngilu akibat gigi sensitif sekaligus mengembalikan warna putih alami gigi. 

Mengapa Memilih Sensodyne Gentle Whitening?

4 dari 4 halaman

- Memberikan perlindungan yang lebih lama terhadap gigi sensitif. 

- Membantu mengurangi noda pada gigi. 

- Membantu mengembalikan warna putih alami gigi sensitif. Mengandung fluoride untuk membantu mencegah gigi berlubang.

Cara Kerja:

- Sensodyne Gentle Whitening kini hadir dengan formula baru yang mampu memberikan perlindungan dari rasa ngilu pada gigi sensitif, sekaligus mengembalikan warna putih alami gigi.

Active Ingredients

Sodium Fluoride 0.3152 persen w/w, Potassium Nitrate 5.00 persen w/w and Pentasodium Triphosphate 5.00 persen w/w.

Other Ingredients

Aqua, Hydrated Silica, Sorbitol, Glycerin, PEG-6, Alumina, Aroma, Titanium Dioxide, Cocamidopropyl Betaine, Sodium Methyl Cocoyl Taurate, Xanthan Gum, Sodium Hydroxide, Sodium Saccharin.

Cara Penggunaan:

- Gunakan 2 kali sehari secara teratur sebagai pasta gigi regular Anda. 

- Untuk anak usia dibawah 12 tahun: konsultasikan pada dokter gigi atau pakar kesehatan gigi terlebih dahulu. 

- Jangan sampai tertelan. 

- Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Untuk perlindungan optimal terhadap gigi sensitif, gunakan bersamaan dengan sikat gigi Sensodyne.

Berikut ini pasta gigi Sensodyne untuk perawatan gigi sensitif, klik di sini untuk mendapatkannya.

(Tribunhealth.com)

Selanjutnya
Tags:
Resesi GusiTribunhealth.comKesehatan gusidrg. Stephani Dwiyanti
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved